Jonathan dalam paparannya menjelaskan fokus utamanya harus pada masalah yang dihadapi oleh pelanggan bukan pada solusi. “Jatuh cintalah pada masalah dan bukan pada solusi”,paparnya. Banyak perusahaan yang terjebak pada solusi yang mereka tawarkan dan yakin solusi tersebut bisa mengatasi semua permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan tanpa tahu apa masalah yang sebenarnya. Intuisi yang kuat, membaca kesempatan yang timbul dari masalah yang ada, Jonathan memulai Halodoc atas keprihatinan, banyak pasien yang tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk bertemu dengan dokter karena perbandingan dokter dan pasien yang tidak seimbang.
Menjadi pemimpin juga harus memiliki empati. Noni yang sebelum pandemi, selalu menyempatkan waktu menjadi sopit taxi Bluebird untuk mendengar langsung dari pelanggan, dan merasakan apa yang menjadi kebutuhan supir adalah cara dia mendekatkan diri pada masalah untuk dapat membangun solusi yang tepat.
Catatan Kepemimpinan
Setiap pemimpin bertumbuh dengan patroon yang berbeda seirama dengan kekuatan, kelemahan dan kepribadian masing-masing. Namun bisa disimpulkan, sekurang-kurangnya dari keempat pemateri ini, obsesi mereka akan setiap masalah yang timbul menjadi suatu kesempatan untuk menemukan dan menawarkan solusi bagi masyarakat. Kegagalan juga tidak dilihat sebagai batu sandungan tapi titik kontemplatif sebelum memulai aksi lagi, meminjam uraian Junanto Herdiawan, vita contemplativa dan vita activa tidak saja untuk mencari harmoni dalam kehidupan tapi juga harmoni antara kegagalan dan kesuksesan sebagai bagian yang tak terpisah. Dalam vita contemplativa setiap pribadi akan berkontemplasi menemukan arti dan gagasan setiap kegagalan, arti setiap hambatan, arti dari setiap kejatuhan dalam hening, agar rintangan menemukan makna kesempatan dan peluang baru dalam vita activa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H