Mohon tunggu...
Felix Limanta
Felix Limanta Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Peminat ilmu komputer, IPTEK, perfilman, dan karya fiksi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Animasi Bukan Sekadar Hiburan untuk Anak-anak

14 April 2018   17:41 Diperbarui: 15 April 2018   19:08 4364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FLCL adalah contoh animasi yang berada di luar norma kebiasaan kita, tetapi penuh dengan komentar sosial pada dunia.

Kartun, di sisi lain, jauh lebih ringan, dan bahkan saat kartun lebih berat, masalah disajikan dengan cara yang tidak akan membuat orang khawatir tentang masalah tersebut.

Salah satu masalah terbesar yang membuat kebanyakan orang tidak menyukai animasi adalah mereka jarang mengenal cerita untuk orang dewasa.

Meskipun mereka telah mengenalnya, penonton awam berpikir bahwa semua animasi dewasa Barat penuh dengan kekerasan grafis, lelucon seks, sumpah serapah, dan humor rendahan, sementara semua animasi dewasa Jepang adalah pornografi. Ini membuat orang berpikir animasi tetap "belum dewasa"—bahkan jika itu bukan untuk anak-anak—yang sama sekali tidak membantu.

Ini tentu saja tidak benar. Banyak film animasi untuk dewasa yang dapat ditemukan di luar industri film mainstream: film-film Jepang seperti Grave of the Fireflies, film-film animasi horor seperti Coraline, atau film asing bernuansa seksual seperti Chico & Rita.

Film yang biasanya dianggap untuk anak-anak, seperti karya-karya awal Walt Disney, sebenarnya tidak ditujukan untuk anak-anak. Bambi dianggap salah satu film paling menyedihkan sepanjang masa. Dumbo membuat pria dewasa menangis. Fantasia didasarkan sepenuhnya pada musik klasik.

Film pertama Walt Disney, Snow White and the Seven Dwarfs, ditayangkan diiringi tepuk tangan meriah dari raksasa Hollywood seperti Charlie Chaplin dan kemudian menjadi film terlaris sepanjang masa saat itu.

Memang, ada banyak film animasi berkualitas rendah yang ditujukan pada anak-anak, tetapi ada juga banyak film live-action berkualitas rendah yang ditujukan pada anak-anak. Kualitas dan isi animasi sama sekali tidak berkaitan dengan medium penyampaiannya.

Ini poin yang audiens massal belum dapat: animasi bukan genre, melainkan sebuah medium. Film tidak dapat diselotkan dengan rapi ke dalam genre-genre seperti action, romance, komedi, atau animasi; kebanyakan film adalah kombinasi dari banyak genre.

Pada tahun 2011, The Adventures of Tintin —disutradarai oleh salah satu sutradara paling tersohor sepanjang masa, Steven Spielberg—adalah film animasi action-adventure yang dengan layak dibandingkan dengan film live-action action-adventure Spielberg sebelumnya, Raiders of the Lost Ark. 

Itulah keindahan animasi: animasi dapat digunakan untuk meniru live-action(seperti Tintin), untuk menciptakan bentuk dan gerakan berlebihan yang hanya dapat direalisasikan sebagai animasi (seperti Hotel Transylvania), dapat mencampur aduk berbagai media (The LEGO Movie, Kubo and the Two Strings), dan untuk hampir semua hal karena animasi bukan genre, melainkan media.

Ringkasnya, animasi bukan genre anak-anak, melainkan media yang memungkinkan ekspresi kreatif tanpa batas dalam visual dan penyampaian cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun