Mohon tunggu...
Felixianus Ali
Felixianus Ali Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan, Peneliti, Penerjemah, Konsultan Media, Penulis

Percakapan dua orang di tengah jalan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Pelacuran Menarik bagi Manusia Hingga Tokoh Agama Ikut Nimbrung?

21 Januari 2025   01:01 Diperbarui: 21 Januari 2025   01:14 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelacuran dianggap merendahkan martabat manusia, baik bagi individu yang melakukannya maupun bagi pihak yang memanfaatkannya.

Seksualitas, menurut ajaran Gereja, harus diungkapkan dalam hubungan yang penuh kasih, penghormatan, dan tanggung jawab, yakni dalam pernikahan yang sah.

Pelacuran dianggap bertentangan dengan prinsip-prinsip ini karena mengurangi hubungan seksual menjadi sekadar transaksi fisik tanpa nilai kemanusiaan dan kasih.

Foto: tempo.co 
Foto: tempo.co 

 

#2. Penyimpangan dari Rencana Tuhan

Menurut ajaran Gereja Katolik, seksualitas adalah bagian dari rencana Tuhan untuk menciptakan ikatan kasih dalam pernikahan yang terbuka untuk kehidupan dan pertumbuhan spiritual.

Pelacuran dianggap sebagai bentuk penyimpangan dari tujuan sejati seksualitas, yang seharusnya memperkuat ikatan cinta dan komitmen antara suami dan istri, serta mendukung pertumbuhan keluarga.

#3. Kasih dan Belas Kasihan untuk Pekerja Seks

Meskipun pelacuran dipandang sebagai dosa dalam agama Katolik, Gereja juga mengajarkan pentingnya belas kasihan terhadap individu yang terjerumus dalam dunia pelacuran.

Pekerja seks sering kali dilihat sebagai korban dari keadaan sosial, ekonomi, atau bahkan eksploitasi. Oleh karena itu, Gereja Katolik mendorong umat untuk memperlakukan mereka dengan kasih dan hormat, serta memberikan dukungan untuk membantu mereka keluar dari kehidupan tersebut melalui pendidikan, rehabilitasi, dan peluang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun