Kemudian saya nyalakan lilin di depan Patung Bunda Maria dan Salib Yesus sebagai tata cara dan iman Katolik yang saya imani dan saya miliki. Baru setelah itu saya minum air putih dua gelas sebagai pelepas lelah.
Kenapa dua gelas air yang harus saya minum tiap kali tiba di kamar kosan? Karena saya teringat akan pesan Yesus kepada para murid-Nya, "Aku mengutus kamu berdua-dua". Itu yang selalu saya lakukan. Ada kelegaan dan kehangatan tersendiri setelah saya minum dua gelas air seperti yang diajarkan Yesus tentang pergi berdua-dua.
Sambil menanti jam 00.00 WIB untuk pergantian tahun, saya duduk lesehan di lantai kamar sembari membaca berbagai berita media online di HP, supaya tidak tertinggal informasi atau peristiwa yang terjadi. Saya gunakan waktu 30 menit untuk membaca berita-berita termasuk membaca berbagai artikel teman-teman kompasianer di Kompasiana dan memberi komentar dan like atas artikel yang sudah saya baca saat itu sebagai cara menjalin relasi dan interaksi dengan sesama teman kompasianer. Bukankah kita sebagai makhluk sosial akan saling membutuhkan satu sama lain?
Di luar kamar, makin terasa suara aneh. Karena letak kondisi kosan saya agak masuk ke dalam, dan berjauhan sama tuan rumah. Juga sepi kalau sudah malam hari. Orang-orang sini menyebutnya "wilayah angker", karena dulunya bekas makam. Saya tak menggubris suara-suara aneh itu. Saya biarkan saja.
Kembali saya tengok jam di tangan kanan saya sudah pukul 00.00 WIB pertanda pergantian tahun 2024 ke 2025 sudah terjadi. Saya duduk kembali di lantai dan membaca kitab suci dan berdoa sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas pemeliharaan Tuhan selama 365 hari.
Sambil berdoa dan baca kitab suci untuk merefleksi perjalanan hidup setahun, depan kamar kosan saya, ribuan kucing meraung-raung dan menangis. Tidak hanya itu saja. Kucing-kucing itu sambil berkelahi dan saling mencakar. Pintu kamar saya seperti dilempar batu. Saya tak menggubrisnya. Kucing-kucing itu makin menangis dan meraung-raung depan pintu kamar saya. Tiap malam seperti itu.
Sementara dari kejauhan, saya mendengar suara tetangga mengusir kucing-kucing lainnya yang juga menangis dan meraung-raung dengan sadisnya. Terdengar suara lemparan batu dari tetangga-tetangga itu mengusir kucing-kucing tersebut.
Juga saat itu gerimis dan petir mulai bersahutan seperti mengiyakan tangisan kucing-kucing, sehingga situasi saat itu makin mencekam. Ngeri juga sih bagi yang tidak kuat mental dan tidak punya keberanian hidup di kosan bekas makam, yang bagi warga sini adalah "wilayah angker" dan menyeramkan.
Penuturan warga sini, area kosan saya selain angker dan menyeramkan dan menakutkan, orang-orang tidak mau ngekos karena takut menempati kamar di bekas makam yang ditemani suara kucing-kucing menangis dan berkelahi pada tiap malam. Juga bau kemengan yang menambah ketakutan bagi yang tidak punya mental dan keberanian.
Ya, begitulah cara saya sebagai perantau membuka tahun 2025 ditemani tangisan ribuan kucing di bekas makam yang menyeramkan dan menakutkan. (*)
*Awal tahun 2025: 01 Januari 2025*