Mohon tunggu...
felix hedyantorulie
felix hedyantorulie Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Penulis adalah bekas staff accounting di Kantor Akuntan Publik serta memiliki gelar S2 dari Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Green Pressure pada Dunia Usaha

11 November 2020   11:14 Diperbarui: 11 November 2020   11:19 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring kemajuan jaman perilaku manusia mengalami perubahan. Stephen Duhigg di bukunya yang berjudul How Habit Works menjelaskan bahwa kebiasaan/perilaku dipicu dari isyarat yang kemudian mendapatkan hadiah. Hadiah ini dapat berupa barang berwujud maupun tidak berwujud. 

Barang berwujud berupa benda yang memiliki nilai ekonomis sedangkan barang tidak berwujud dapat berupa kepuasan, rasa aman,  reputasi serta banyak lagi. Manusia secara umum lebih mudah digerakkan oleh motif nilai ekonomis di dalam membentuk perilaku.

Motif nilai ekonomis  merupakan penggerak utama dari perilaku seseorang maupun kelompok. Tindakan yang mendapat imbalan ekonomis memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk diulang. 

Tindakan yang berulang akan menimbulkan kebiasaan. Kebiasaan yang berulang menghasilkan perilaku. sehingga dapat kita simpulkan bahwa perilaku manusia didorong oleh manfaat ekonomis.

Green Pressure merupakan tekanan untuk ikut gerakan menjaga kelestarian lingkungan melalui dua cara yaitu melalui  pemberian pengakuan atau hinaan.  Contoh pemberian pengakuan dapat dilihat dari tindakan Adidas  pada 2016 melalui kampanyenya yang bekerja sama dengan Parley for the Oceans di dalam membuat sepatu yang 95 % bagian atasnya menggunakan limbah plastik yang mengotori lautan (data disadur dari Business Insider). 

Contoh dari pemberian hinaan nampak pada tindakan adidas dalam menjual sepatu ramah lingkungan dalam jumlah besar dengan harga yang terjangkau . 

Melalui penjualan sepatu ramah lingkungan dengan harga murah orang-orang yang tidak mau membeli sepatu menjadi malu sehingga mereka terdorong untuk membeli.

Perilaku konsumsi dari individu didasarkan atas kebutuhan yang ingin mereka penuhi atau dalam hal ini keinginan untuk mendapatkan pujian maupun menghindari celaan. 

Hal ini dapat dijelaskan dengan mempergunakan konsep hirarki Maslow. Maslow melalui penelitiannya yang melibatkan monyet menemukan bahwa apabila kebutuhan dasar telah terpenuhi maka individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. 

Kebutuhan akan pengakuan serta menghindari celaan termasuk dalam tingkat keempat dari hirarki Maslow. Adidas menyadari bahwa pengguna produk mereka merupakan kalangan menengah ke atas sehingga  3 tingkat dari kebutuhan dasar  yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman, serta kasih sayang telah mereka penuhi sehingga ,  logis apabila adidas melalui kampanyenya menekankan atas pemenuhan kebutuhan tingkat 4 yakni penghargaan yang merupakan kelanjutan dari hirarki Maslow.

Green Pressure juga terjadi di Indonesia contohnya PT Chandra Asri Petrochemical (Chandra Asri) yang pada tanggal 15 Februari 2019  berencana untuk menggunakan sampah kantong plastik untuk pembangunan jalan aspal. 

Tergerak oleh kampanye diet plastik PT Chandra Asri Petrochemical menggunakan sampah kantong plastik yang tidak terpakai untuk pembangunan jalan aspal. Maka perusahaan mengajak pemerintah kota Cilegon untuk bekerja sama di dalam pembangunan jalan.

 Vice President Corporate Affairs Chandra Asri, Suhat Miyarso menegaskan bahwa perusahaan mereka akan bekerja sama dengan pemerintah kota Cilegon di dalam pembangunan 10 km jalan. “Kami akan menyediakan sampah kantong plastik bekas yang sudah dicacah sebanyak kurang lebih 30 ton untuk campuran jalan aspal yang akan dibangun oleh Pemerintah Kota Cilegon,” kata Suhat , hal ini telah didukung oleh data hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian PUPR menunjukkan bahwa dengan adanya campuran kantong plastik bekas berjenis high density polyethylene akan membuat stabilitas jalan aspal meningkat hingga 40%. (data disadur dari www.wartaekonomi.co.id)

Langkah yang diambil Chandra Asri dipengaruhi oleh kebutuhan atas penghargaan berdasarkan hirarki Maslow . Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian penghargaan merupakan umpan yang ampuh untuk mendorong para pelaku usaha baik individu maupun organisasi untuk bertindak. 

Hal ini ampuh terutama jika pelanggan dari usaha merupakan kalangan menengah ke atas yang telah memenuhi 3 kebutuhan dasar. Pada hakikatnya manusia bertindak berdasarkan motif pemenuhan kebutuhan. 

Green Pressure ampuh di Indonesia karena berdasar data bank dunia 44,5 % penduduk merupakan penduduk dengan kelas menengah. Akhir kata, Green Pressure merupakan tren terbaru yang ampuh pada negara dengan persentase penduduk dengan ekonomi skala menengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun