Mohon tunggu...
felix satrio
felix satrio Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pecinta Pendidikan, kebudayaan, kesenian, kemanusiaan dan Katolisitas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melatih Peneliti Belia Melalui P5

12 Mei 2023   11:37 Diperbarui: 23 Agustus 2023   10:42 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh Kongkret dalam menumbuhkan kepekaan pada masalah.

Untuk menumbuhkan kepekaan yang kuat terhadap masalah, peserta didik perlu mendapatkan exposure masalah secara kongkret yang akan dirasa mengganggu pikiran mereka. Misalnya pada topik Gaya hidup berkelanjutan peserta didik diajak untuk melihat situasi di TPA. Disini penting untuk memilih expoure yang paling tepat dan sesuai dengan topik, sehingga dapat membuat peserta didik sadar dan terdorong untuk melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

2. Penulisan ilmiah

Kemampuan gaya penulisan ilmiah sangat penting karena dengan gaya penulisan yang tepat, tulisan dapat disampaikan dengan jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Gaya penulisan ilmiah juga dapat meningkatkan kredibilitas penulis dan tulisannya, serta membantu pembaca memahami argumen dan data yang disajikan secara sistematis. Selain itu, gaya penulisan ilmiah yang baik dapat membantu penulis dalam memperoleh publikasi dan pengakuan dalam bidang akademik. Oleh karena itu, kemampuan gaya penulisan ilmiah merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh peneliti untuk sukses dalam dunia akademik.

Contoh Kongkret penulisan ilmiah dalam proses P5

Setelah mendapatkan exposere nyata masalah di lapangan siswa diminta untuk mencari solusi masalah dari ragam jurnal ilmiah yang ada, kemudian peserta didik diminta untuk membuat resume solusi-solusi yang ada dengan mencantumkan sitasi. sitasi merupakan proses mengutip sumber atau referensi dalam sebuah tulisan akademik atau ilmiah. Sitasi dilakukan untuk memberikan kredit pada penulis asli yang memberikan kontribusi pada topik yang sedang dibahas, menghindari plagiat, serta membantu pembaca dalam menemukan sumber asli dan memeriksa keabsahan informasi yang disajikan.

3. Merumuskan masalah penelitian

Dalam merumuskan masalah harus ada justifikasi teoritis. Justifikasi teoritis merupakan tahap awal dalam penelitian di mana peneliti menjelaskan mengapa masalah penelitian yang sedang diteliti penting untuk diinvestigasi, dan bagaimana penelitian tersebut dapat menyumbang pada perkembangan teori atau pengetahuan yang sudah ada. Justifikasi teoritis juga mencakup penjelasan bagaimana penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi masalah yang sama atau serupa, dan apa yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan mempertimbangkan teori dan penelitian sebelumnya, peneliti dapat mengembangkan kerangka teoritis dan hipotesis yang tepat, dan menunjukkan relevansi dan kebaruan penelitian mereka. Justifikasi teoritis menjadi dasar dan alasan kuat bagi peneliti untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam penelitian.Yin, R. K. (2018)

Contoh Kongkret Merumuskan masalah penelitian

Setelah mendapatkan exposure nyata masalah di lapangan dan melakukan justifikasi teoritis, misalnya bahwa memilah sampah dapat mengurangi konstribusi sampah buangan ke TPA, siswa membuat rumusan masalah dengan justifikasi teoritis tadi.

*    Apa saja kendala dan solusi yang ditemukan dalam pelaksanaan program pemilahan sampah di sekolah, dan bagaimana rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas program tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun