Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kursi DKI 1: RK vs Sahroni vs PDIP, Peluang 3 Poros?

24 Februari 2024   23:20 Diperbarui: 24 Februari 2024   23:20 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. PKS (sebelumnya PDIP)
2. PDIP (sebelumnya Gerindra)
3. Gerindra (sebelumnya PKS)
4. PSI (sebelumnya Demokrat)
5. Golkar (sebelumnya PAN)

Perubahan signifikan terjadi di 5 besar utamanya di 4-5 dimana mengejutkan bahwa Golkar yang sudah 'puasa' 1 dekade di DKI Jakarta alias gurem kini banyak meraih kemenangan hingga akhirnya ia kembali menjadi Pimpinan DPRD setelah lama. 

Disamping itu, Partai PSI yang justru semakin 'gacor' dimana sukses menaikkan kursi sampai pada akhirnya sejarah terbesar Partai baru sekelas PSI pula dimana berhasil memegang kursi Pimpinan Dewan. 

Partainya anak muda dan dikenal sangat kritis di era Anies. Sepertinya meraih opportunity karena selain tegak lurus Jokowi = Dukung 02, harus diakui kapabilitas PSI sangat teruji di DPRD DKI.

Lupakan soal kursi, korelasinya adalah ketahanan di Pilkada DKI. Hanya PKS yang bisa calonkan sendiri, tapi sepertinya (serupa jika PDIP tadinya menang) tidak akan terlalu gegabah bertindak mengingat sekalipun kaderisasi relatif kuat. Tapi dinamika eksternal berkembang sangat penting dimana bisa dianalisa bahwa perlu kepemimpinan solid, pengalaman, disamping rasionalitas sebagai pengayom masyarakat. 

PKS bukan tipe yang 'gila jabatan' sepertinya, biasanya posisi Cawagub pun mereka akan siap. Siapa sajakah itu? 

Khorudin (Wakil Ketua DPRD Petahana) dan Ahmad Syaikhu (Presiden PKS) yang akan siap turun gunung roman-romannya. Bahkan belum lama, sempat terdengar bahwa kader seperti Gamal Albin Said yang baru saja nyaleg di Malang Raya dan sebentar akan mencetak sejarah setelah sekian lama PKS nihil kursi. 

Tapi itulah dinamika politik, PKS intinya sangat kebingungan mencari contoh tokoh yang tepat. Apakah dengan Nasdem? Nasdem sepertinya getol sekali 'naikkan' nama seorang Ahmad Sahroni, Anggota DPR RI Dapil Jakut-Jakbar-Kepser. Katanya beliau ngaku bahwa dia Jakarta sekali.

 Sudah sejak lama malah di era 2019, bahwa dia peluang juga untuk maju. Tapi memang nasibnya juga yang sibuk di Parpol yaitu sebagai Bendahara Umum. Sahroni sepertinya akan jadi calon terkuat untuk Koalisi Perubahan. Tinggal yakinkan saja, partai PKB walau kabarnya tanpa PKB juga bisa calon. Kemanakah PKB?

Sepertinya PKB juga akan merapat-rapat sinyalnya ke Teuku Umar. Mengingat kedekatan Mega dan Cak Imin akan diungkit dimana perlu ada formulasi baru untuk kader mereka. PPP sepertinya legowo dan realistis dengan suara DPRD. Apalagi mereka punya tokoh seperti Sandiaga Uno, yang mana setelah ini rasionalitas rakyat itu benar-benar terjadi. 

PPP sepertinya akan bertanggungjawab untuk mengkondisikan itu semua dengan sebaik-baiknya. Sandiaga Uno selaku mantan Wagub DKI sebenarnya ada kans, hanya saja dia realistis dengan kontestasi yang ia ikuti setelah bersama Anies makanya menak 58 persen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun