Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Lagi-lagi Gibran Tidak Bisa Jawab Pertanyaan Mahfud MD...

22 Januari 2024   20:00 Diperbarui: 7 Februari 2024   13:06 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kemudian dia malah lari ke mekanisasi, dan istilah-istilah asingnya yaitu IOT, Smart Farming dan Drone untuk mengukur kesuburan tanah bahkan disinggung soal petani milenial yang pernah dilakukan di Jawa Barat (padahal dibalik kesuksesan program tersebut, banyak juga belangnya dimana ini tidak diperhatikan). 

Jadi dari sini malahan Gibran terkesan 'berlari' kembali pada istilah, yang mana dia seakan menunjukkan progresivitasnya walaupun belum tentu bisa terbukti. Justru, Gibran tidak bisa menjelaskan soal Konsep Trisakti.

Konsep Trisakti sebenarnya adalah gagasan Jokowi sendiri sebagai seorang Soekarnois yang notabene kader PDIP. Ujungnya seorang Gibran beliau pun malah minta maaf, evaluasi dan malah terkesan judging bahwa 01 dan 03 kompak menyerang. Seketika manakala Gibran tidak paham soal Trisakti Bung Karno, seakan-akan justru menunjukkan bahwa beliau pernah jadi kader PDIP tapi ideologinya tidak seperti sebagaimana nilai PDIP. 

Jadi teringat, ada pengamat yang berkata justru ketika seorang Gibran yang eks PDIP tidak bisa menjawab berarti bisa dikatakan tidak lulus kaderisasinya, atau jangan-jangan selama ini hanya karbitan semata. 

Trisakti seperti yang dulu digaungkan Jokowi konkritnya adalah mengurangi impor pangan bahkan kalau perlu stop dimana orientasinya adalah kemandirian para buruh tani dan nelayan dan peternak berorientasi pula pada riset dan teknologi dan modernisasinya agar sama-sama diakomodir oleh Negara sebagai wadah dalam memastikan keadilan tersebut. Bahasanya adalah kedaulatan dan berdikari, berarti mengurangi bahkan membebaskan ketergantungan, sebagai konsep nasionalisme selanjutnya. 

Padahal lucunya, Prabowo sekalipun juga mafhum terhadap itu, dimana sebagai nasionalis sejati dia sangat menggebu-gebu soal ini. Bahkan di debat 2019, Jokowi saja diledek karena tetap impor. 

Gibran pun sama, lantas dia malah berkelit pula soal ini. Padahal lucunya, tanpa disadari narasi seperti Trisakti adalah 'makanan sehari-hari' Prabowo sejak dia maju Pilpres di 2014, kenapa Gibran malah berkelit? Begitu saja bukan plus Mahfud bukan judging/cecar tapi minta pandangan Gibran yang barangkali sebagai orang PDIP tahu soal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun