Melalui sumber penulis dari salah seorang pegawai di Istana, Presiden terlihat sudah menampakkan diri untuk mengumumkan fenomena yang tertunda beberapa waktu lalu setelah salah seorang Ketua Partai penguasa yang sudah bermanuver untuk mencalonkan seorang antitesis dari Presiden Jokowi, yaitu Anies Baswedan berhasil mengamankan slot dengan ‘merapat’ ke Golkar hingga Gerindra pada momen ‘panas’ perubahan kursi tersebut.Â
Lantas banyak yang bertanya, apa Presiden selesai begitu saja dengan proyeksi kabinetnya? Jelas belum, lagian sinyal kuat beliau sudah lama digaungkan mungkin sebulanan terakhir atau sudah terlihat semenjak Nasdem selaku salah satu partai pengusung utama yang sejak 2014 loyal tersebut malah justru ‘berbalik arah’ bersama para oposan.Â
Orang-orang dibelakang Jokowi dari unsur non partisan sudah mengusulkan memang sudah saatnya diganti, karena ini merupakan bagian dari kesantunan politik dimana secara informal terlihat bahwa Nasdem menjadi Oposisi dengan banyak berkomunikasi dengan pihak lawan untuk mengusung kontra koalisi, sekalipun Nasdem memposisikan diri bahwa Capres dia akan mampu meneruskan Jokowi karena sejak 2014 lalu kita sama-sama tahu bahwa Anies Baswedan sendiri adalah ‘orang dekat’ Jokowi jadi buat apa membelot bahkan menjauh kalau bahkan Jokowi bisa menang di saat itu karena peran serta dari beliau.Â
Kembali pada sentimen yang memperkuat Reshuffle. Santer dikabar bahwa Menpora sudah mundur secara informal dan sebentar akan mengadakan konferensi pers atau melalui surat tertulis yang akan diserahkan melalui Punggawa Istana (Seskab atau Mensesneg) kepada Presiden mengingat sinyalnya sudah jelas ketika Menpora, Zainudin Amali mengatakan bahwa dia akan fokus mengurus ke sepakbola dan ini merupakan pilihan dari Presiden dan Presiden meridhoi Amali untuk lepas dari Menpora serta sudah diperhitungkan matang-matang.Â
Hal ini diperjelas ketika Presiden mengunjungi Ciliwung esok harinya bahwa pernyataan itu sudah bulat tinggal resminya saja sehingga Presiden bisa memutuskan siapa yang menjadi pengganti.Â
Ketua Umum Golkar sekaligus Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sudah diberitahu dan sudah legowo posisi Menpora ‘lepas’ bahkan tidak spesifik mengatakan itu musti jatah Golkar dan menyerahkan sepenuhnya hak prerogatif Presiden (antara jatah partai lain atau non partisan) apalagi momennya hanya berlangsung sekitar 1 tahun lebih sedikit saja yaitu sampai Oktober 2024. Bahkan ‘kabar intelijen’ beredar bahwa Airlangga sudah ‘deal’ dengan Prabowo Subianto untuk jatah Menteri Pemuda dan Olahraga yang bisa saja akan diberi kepada Gerindra.Â
Kemudian selain Mentan dan Menkominfo yang sudah ramai, berlanjut Menpora. Dalam waktu dekat juga posisi Menkeu yang terlihat ‘safe’ akan berganti. Bukan karena kesalahan melainkan Presiden kabarnya akan menunjuk Sri Mulyani Indrawati menjadi Calon Kuat Gubernur BI usulan Presiden untuk diserahkan ke DPR.Â
Presiden berpandangan bahwa SMI merupakan sosok yang tepat dan berpengalaman mengulangi momen sebelumnya saat Presiden SBY menunjuk Agus Martowardojo saat itu Menkeu menjadi Gubernur Bi tepat pula setahun sebelum Presiden SBY lengser.Â
Jadi, Presiden juga ingin meninggalkan ‘legacy’ bahwa orang dia bisa menjadi nomor satu dalam Bank Sentral atau ‘menguasai’ moneter Negara ini. Tentu berpengaruh mengamankan kebijakan keuangan/fiskal Kepemimpinan berikutnya. Lalu, jangan lupa bahwa posisi Bappenas santer akan diganti manakala perubahan kepemimpinan di Partai Ka’bah, mengingat ada yang mengatakan Suharso akan undur dan dia akan fokus urus partai atau hal lain yang mungkin lebih strategis daripada sekedar Menteri setelah tak jadi Ketum. Lalu apa prediksinya?
Kesepakatan yang mulai bergulir ialah jatah Pertanian dan Komunikasi & Informatika yang dipegang oleh Nasdem. Lingkungan Hidup & Kehutanan kenapa tetap aman? Seperti yang diberitakan beberapa waktu, bahwa Presiden tidak akan mencopot Siti Nurbaya karena beliau kalem dan ‘kesayangan’ Megawati sehingga aman.Â
Lagian Nasdem masih memerintah sampai 2024 bersama Jokowi, hanya jatahnya saja dikurangi sebagai tanda dominasi itu berkurang. Posisi Syahrul Yasin Limpo dan juga Johnny G Plate kabarnya jadi pertimbangan 3 partai antara PDIP, Golkar dan Gerindra. Namun khusus untuk Menkominfo sempat juga dipertimbangkan bahwa untuk 1 tahun terakhir biarlah sosok profesional yang memimpin.Â
PDIP mengusulkan 2 nama yaitu Djarot Saiful Hidayat dan Budiman Sudjatmiko untuk portofolio secara khusus mereka meminta Pertanian karena ini sangat sentral bahkan berulang kali dikatakan Nasdem gagal pegang ini.Â
Sementara Golkar kabarnya akan mengusulkan Dave Laksono untuk posisi Menkominfo karena pengalaman beliau dalam perumusan UU PDP alias Pelindungan Data Pribadi, Ketua Panja lagi.Â
Tokoh Gerindra yang akan diusulkan untuk masuk sebagai Kabinet adalah Andre Rosiade. Sosok yang mengagetkan dan kabarnya akan mengisi portofolio Menpora sebagai bagian dari ‘tukar guling’ karena gagal jadi Waketum PSSI lalu dia akan mengisi jatah tersebut (Menpora). Nama diluar 3 partai tersebut yang dipertimbangkan adalah seperti yang sudah ramai bahwa Mentan akan dijabat oleh Kepala Bulog, Budi Waseso sebagai profesional, lalu untuk partai non Parlemen yaitu Perindo akan mendapat jatah Kabinet sebagai bentuk keseriusan Pemerintah ‘menggendong’ Perindo untuk masuk Kabinet. Tuan Guru Bajang diprediksi akan masuk entah Menpora atau Menkominfo.Â
Namun ada kabar lagi bahwa Menkominfo akan dijabat oleh ‘orang lama’ seperti Rudiantara akan masuk lagi. Hal ini juga berkorelasi dengan kabar bahwa Bappenas juga akan dipegang ‘orang lama’ yaitu Andrinof  Chaniago yang awal Kabinet Jokowi pernah menjabat, dan di akhir Kabinet Jokowi akan kembali. Cadangan ketika PPP legowo karena Suharso dan Mardiono (yang sudah diprediksi akan pegang posisi) lebih fokus ke partai jelang 2024. Untuk Keuangan, sepertinya Presiden tidak pusing-pusing untuk mengurusnya dan untuk 1 tahun terakhir tidak harus lagi menggunakan Wamen.Â
Kasusnya sama dengan PUPR dan Luar Negeri, dimana semenjak Wamen-nya kosong tidak ada pengisian lagi karena Menteri ybs tidak terlalu butuh begitu juga Keuangan. Bisa jadi bahwa Suahasil Nazara akan fokus sebagai Menkeu karena jelas dia birokrat karir dan kini profesional yang memegang Keuangan (Orang lama lah).
Kira-kira prediksinya seperti itu. Kita tunggu saja ‘kejutan’ yang seringkali terjadi dari jajaran Istana mengenai Reshuffle yang sudah panas seperti ini. Pastinya segenap partai sudah ‘kuda-kuda’ pada kemungkinan antara dicopot atau diberi atau apapun yang terjadi pasti diterima karena itulah hak prerogatif yang dipercayakan rakyat maupun para pengusung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H