Mohon tunggu...
Felix K
Felix K Mohon Tunggu... -

x

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus KPK vs Polri Cuma Sasaran Antara

6 November 2009   17:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:25 4042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mumpung lagi musim gossip yang dituai media melalui kasus KPK vs Polri.. saya mau ikutan gossip ah...

Di bawah ini saya kutipkan artikel dari media mengenai kasus KPK vs Polri ini yg kata nya cuma sasaran antara untuk sebuah tujuan yang lebih besar.  Artikel tersebut saya ambil dari sini

Pengamat: Upaya "Impeachment" SBY Lewat Kasus KPK

Jakarta, CyberNews. Seorang pengamat kepolisian melihat adanya indikasi untuk menjatuhkan  atau melakukan"impeachment" terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  dengan memanfaatkan kasus perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan jajaran Polri.

"Muara (akhir, red) dari berbagai kegiatan itu adalah  mendiskreditkan atau mendegradasikan  Presiden Yudhoyono," kata pengamat masalah kepolisian  Dr John Palinggi, Jumat  ketika dimintai komentarnya tentang kasus antara KPK-Porli terutama Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri serta Bareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji.

Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari Selasa (3/11) di kantornya  memperdengarkan  hasil penyadapan KPK terhadap  pembicaaran  Anggodo Widjojo dengan berbagai orang termasuk para petugas kepolisian  dan kejaksaan .

Anggodo adalah adik Anggoro Widjojo yang merupakan tersangka kasus korupsi pengadaan radio komunikasi terpadu bagi Departemen Kehutanan .

John Palinggi yang sudah lama memiliki kedekatan dengan para petinggi Polri dan juga ABRI yang kini  tekah berubahan namanya menjadi TNI itu, mengatakan sejumlah tokoh masyarakat menginginkan agar Presiden Yudhoyono melakukan intervensi atau" masuk" ke dalam kasus antara KPK  dengan Polri tersebut..

"Kalau nanti ternyata SBY masuk ke wilayah hukum dalam kasus antara KPK dengan Polri tersebut, maka tokoh- tokoh tersebut nantinya akan  menuduh bahwa SBY telah melakukan  intervensi atau "masuk " ke wilayah  hukum yang bukan menjadi wewenangnya , sehingga  mereka mempunyai alasan untuk melakukan " impeachment" (pemakzulan, red)," katanya.

Pengamat ini  mengemukakan bahwa para tokoh tersebut pada umumnya merasa kecewa karena mereka kalah dalam pemiihan anggota DPR, DPD serta DPRD  serta dalam pemilihan presiden yang diselenggarakan pada tahun 2009.  Yudhoyono telah menang mutlak dalam Pilpres dengan sedikitnya meraih  suara  60 persen.

Kemudian, ia menyebutkan beberapa nama politisi dan  tokoh masyarakat yang berusaha memanfaatkan desakan pembebasan  Wakil Ketua KPK nonaktif   Chandra Hamzah dan  Bibit Samad Rianto dari tahanan Polri, untuk menjatuhkan SBY dari posisinya itu .

"Sasaran antara"

Ketika ditanya tentang tuntutan agar Kapolri dan Kepala Bareskrim mundur dari jabatannya, maka John mengatakan tuntutan itu hanya merupakan "sasaran atau target antara " sebab tujuan akhirnya adalah tetap menjatuhkan SBY dari masa kepemimpinannya tahun 2009-2014.

"Tuntutan agar Bambang Hendarso Danuri serta  Susno Duadji untuk mundur hanyalah merupakan sasaran antara," kata  John Palinggi yang sering diminta mengajar di Lembaga Ketahanan Nasional(Lemhannas).

Ia mengatakan, kalau Presiden Yudhoyono terbiasa melakukan intervensi maka tentu Aulia Pohan, yang menjadi besan presiden tentu tidak akan ditahan. Aulia Pohan adalah mantan deputi Gubernur Bank Indonesia .

Karena itu, John Palinggi minta seluruh lapisan masyarakat memberikan kesempatan kepada para penegak hukum terutama polisi untuk menyelesaikan masalah Anggodo dengan sebaik-baiknya.

"Berilah kesempatan kepada Polri untuk melakukan penyelidikan  dan penyidikan  agar masalah ini tuntas," katanya.

Jika di satu pihak, pengamat  ini  meminta masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada polisi  untuk menangani masalah ini  sesuai aturan, maka  di lain pihak ia mendesak Polri untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan semaksimal mungkin sehingga tidak secara terburu-buru..

"Dalam melakukan penyelidikan dan penyidikan, polisi jangan bertindak tergopoh-gopoh( terburu-buriu, red)," kata John Palinggi.

Ia mengatakan jika kasus ini akhirnya sudah sampai di pengadilan , maka masyarakat luas akhirnya bisa mengambil kesimpulan  tentang siapa yang benar  serta siapa pula yang salah.

John Pallinggi yang juga merupakan  Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan  Distributor  Indonesia(Ardin) menyebutkan pula pemutaran hasil penyadapan oleh KPK itu bisa memperlihatkan kepada masyarakat  tentang kinerja berbagai lembaga atau instansi pemerintah.

"Hasil positif dari pemutaran atau diperdengarkannya hasil sadapan itu adalah bisa membongkar kejahatan di berbagai instansi pemerintah," katanya.


==============================================================

Ada dua hal yang menarik dari artikel tersebut yaitu pertama, adalah indikasi bahwa SBY mau dijebak  untuk melakukan intervensi hukum atas kasus KPK vs Polri ini.  Dengan tekanan dari tokoh masyarakat beberapa waktu yang lalu yang sedemikian besarnya kepada Presiden untuk bertindak "menyelesaikan" kasus penahanan Bibit & Chandra, Presiden mungkin saja terpancing untuk sungguh melakukan intervensi. Tapi untunglah beliau cukup bijak dengan memberikan konferensi pers untuk menjelaskan posisi nya  dan kemudian membentuk Tim 8.

Hal yang kedua yang menarik dari artikel itu adalah adanya indikasi bahwa para tokoh yang berada di balik usaha menjatuhkan Presiden SBY adalah tokoh-tokoh yang "kalah" dalam Pemilu 2009.  Tentu nya maksud nya kalah disini bukan lah yang secara langsung bertarung dalam pemilu 2009 tersebut tetapi juga para pendukung kandidat-kandidat yang kemudian kalah. Dengan kata lain mereka ini adalah barisan sakit hati yang kalah dalam pemilu 2009 itu.  Siapa kah kira-kira mereka ini ?

Dalam ingatan saya tokoh-tokoh yang gencar menyuarakan agar Presiden mengintervensi perseteruan KPK vs Polri ini adalah:

J. Kristiadi, Syafii Maarif, Syamsuddin Harris, Kwik Kian Gie, Yuddy Chrisnandi, Efendi Gazali, Eep Syaifullah dan juga dari Institusi ada ICW & TII nya Teten Madsuki.

Untuk Institusi saya bisa maklumi kalau mereka selalu harus kritis terhadap pemerintah, karena itu lah tugas mereka.  Meski pun secara individu per individu saya tidak tahu apakah mereka punya afiliasi politik tertentu.  Tetapi untuk individu-individu yang juga mendesak SBY untuk meng intervensi mereka seperti nya waktu pemilu 2009 yang lalu punya afiliasi politik yang cukup kentara kepada calon (atau calon-calon) kandidat tertentu.

Apakah para kompasianer ingat kepada kandidat yang mana "tokoh-tokoh" tersebut bergabung ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun