Mohon tunggu...
Felisia Mumu
Felisia Mumu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Lahir di Manggarai.

Selanjutnya

Tutup

Money

Buka Kios Menambah Penghasilan Keluarga dan Berbagi Kebaikan

2 September 2020   20:51 Diperbarui: 2 September 2020   20:58 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam menghidupi keluarga, beban mencari nafkah tidak hanya bergantung pada seorang suami semata. Istri juga bisa mencari pekerjaan sampingan selain menjadi ibu rumah tangga. ini terarah kepada ibu-ibu yang tidak bekerja di kantor sebagai guru, pegawai dan sebagainya. 

Dari pada setelah masak, mandiin anak, cuci, duduk bengong, mending mencari kerja sampingan untuk mengisi waktu luang. Lantas memasak, mencuci dan mandiin anakkan bukan sebuah "pekerjaan" itu sebagai sebuah kewajiban sebagai seorang istri. 

Saya menyaksikan ini pada seorang ibu rumah tangga bernama kk Jelan, kakak kandungku sendiri di Manggarai-Flores-NTT. Kakak Jelan adalah seorang ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai tukang bangunan yang bernama kakak Fendy. Saya sebut kakak terpengaruh terbiasa saya panggil demikian lkarena mereka kakak saya.

Kakak Jelan membuka sebuah kios kecil di rumahnya, lumayan untuk menambah pnghasilan keluarga. Dari pada anak pergi jajan di tempat lain dan sekaligus untuk menambah penghasilan. 

Kakak Jelan mengatakan bahwa dari penghasilan kios kecilnya menjualbarang-barang perlengkapan rumah tangga dan jajan anak-anak, dia mampu untuk membeli kebutuhan dalam keluarga, sedangkan uang hasil kerja suami untuk menabung. 

Meskipun tidak pernah kuliah di bidang ekonomi dan hanya pernah mengenyam pendidikan di jenjang SMA, itu pun tidak sampai selesai dia mampu mengolah keuangan dengan baik. Mana untuk belanjanya dan mana untuk menabungnya.

Kakak Jelan pandai melihat situasi, dia melihat bahwa di sekitar belum ada yang membuka kios dan kios yang ada berada jauh dari perumahan warga sekitar. 

Kakak Jelan dengan berani mengambil peluang ini. Dia berutang pada seorang  bos, dengan meminjam uang untuk membuka kios dengan sistem pembayaran bunga. Kios ini sudah bertahan agak lama. Hal ini karena pengolahan keuangan yang cukup baik dari kakak Jelan. Dia pandai menghitung laba dari setiap barang yang dijualnya.

Kakak Jelan juga dengan adanya kios ini dapat membantu warga sekitar. Selain menghemat waktu warga sekitar untuk tidak pergi belanja di tempat yang jauh juga membantu dari segi ekonomi. Barang di kios kakak Jelan bisa di bon oleh warga. Tunggu ada uang baru di bayar, bisa sampai satu bulan. Ini dapat membantu warga sekitar. 

Kita lihat apakah di took-toko besar ada yang seperti ini, diijinkan barangnya untuk di bon sama rakyat kecil. Jarang saya rasa. Kakak Jelan juga menyadari akan penghasilan dari warga sekitar, sehingga dia mengerti bahwa keluarga ini beum ada uang sehingga belum bayar, untuk itu kakak Jelan tidak pergi menagi uangnya. Artinya dapat dikatakan bahwa ini adalah kios keluarga dan untuk keluarga.

Kakak Jelan juga karena ada penghasilan lebih dari kiosnya, sisa dari belanja kebutuhan rumah tangganya, dia juga mengirim saya uang. Uang untuk belanja saya, maklum saya adalah mahasiswa. Saya beruntung punya kakak yang seperti ini, meskipun sudah berkeluarga tetap membantu bapa dan mama untuk membiayai sedikit biaya hidup saya.

Selama saya libur dari tempat kuliah saya pulang ke kampung halaman dan saya membantu kakak Jelan untuk menjaga kios. Disini saya melihat bahwa teori-teori yang saya dapat di kampus tidak ada gunanya kalau saat selesai kuliah saya tidak terapkan untuk membantu masyarakat. Seorang yang hanya berpendidikan di jenjang SMA saja, berpikir luas dan membantu banyak orang. Saya kenapa tidak seperti itu yang sudah mengenyam pendidikan di Jenjang prguruan tinggi.

Ketulusan dalam pelayanan dari kakak Jelan ini membawa saya untuk merenung juga bahwa kita mesti menghargai setiap pekerjaan yang kecil. Saya juga melihat keuntungan yang lumayan dari usaha kios ini. Kalau saya perhitungkan kerjanya santai hanya mengolah uang, menjaga barang dan pembeli sudah pasti ada. Hasilnya lumayan. 

Dibandingkan dengan ibu-ibu yang pergi kerja harian di kebun orang, biaya kerja sehari hanya dua puluh sampai tiga puluh ribu saja, itu pun kerjanya setengah mati dan berjemur di bawah terik matahari. Sedangkan kakak Jelan hanya duduk santai beratapkan seng, duduk dibawah tempat teduh dan penghasilan lebih besar dari ibu-ibu yang bekerja di kebun.

Usulan saya kepada pemerintah untuk menyediakan modal bagi masyarakat dalam membuka usaha dan membantu mereka cara mengolah keuangannya melalui sosialisasi di tengah masyarakat. Agar masyarakat tahu cara mengolah keuangan. 

Sebagai masyarakat dalam membuka uaha selama ini adalah tidak mampu menghitung pemasukan dan pengeluaran dengan baik. Dan di sela keuntungan digunakan uangnya untuk minum minuman keras. Peran pemerintah disini sangat penting untuk menyadarkan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun