Selama saya libur dari tempat kuliah saya pulang ke kampung halaman dan saya membantu kakak Jelan untuk menjaga kios. Disini saya melihat bahwa teori-teori yang saya dapat di kampus tidak ada gunanya kalau saat selesai kuliah saya tidak terapkan untuk membantu masyarakat. Seorang yang hanya berpendidikan di jenjang SMA saja, berpikir luas dan membantu banyak orang. Saya kenapa tidak seperti itu yang sudah mengenyam pendidikan di Jenjang prguruan tinggi.
Ketulusan dalam pelayanan dari kakak Jelan ini membawa saya untuk merenung juga bahwa kita mesti menghargai setiap pekerjaan yang kecil. Saya juga melihat keuntungan yang lumayan dari usaha kios ini. Kalau saya perhitungkan kerjanya santai hanya mengolah uang, menjaga barang dan pembeli sudah pasti ada. Hasilnya lumayan.Â
Dibandingkan dengan ibu-ibu yang pergi kerja harian di kebun orang, biaya kerja sehari hanya dua puluh sampai tiga puluh ribu saja, itu pun kerjanya setengah mati dan berjemur di bawah terik matahari. Sedangkan kakak Jelan hanya duduk santai beratapkan seng, duduk dibawah tempat teduh dan penghasilan lebih besar dari ibu-ibu yang bekerja di kebun.
Usulan saya kepada pemerintah untuk menyediakan modal bagi masyarakat dalam membuka usaha dan membantu mereka cara mengolah keuangannya melalui sosialisasi di tengah masyarakat. Agar masyarakat tahu cara mengolah keuangan.Â
Sebagai masyarakat dalam membuka uaha selama ini adalah tidak mampu menghitung pemasukan dan pengeluaran dengan baik. Dan di sela keuntungan digunakan uangnya untuk minum minuman keras. Peran pemerintah disini sangat penting untuk menyadarkan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H