Dalam bab ini penulis akan mengkritisi tentang apa itu filsafat pendidikan eksistensialisme dan beberapa tokoh beserta pemikirannya.
1. Pengertian Filsafat Pendidikan Eksistensialisme
Eksistensialisme merupakan salah satu aliran dalam filsafat pendidikan modern. Aliran ini memandang tentang hakikat manusia, dimana hakikat manusia itu sendiri dalam aliran ini dipandang dari eksistensi manusia yang ada di dunia ini.
2. Tokoh Filsafat Pendidikan Eksistensialisme beserta Pemikirannya
a. Jean Paul
Jean Paul merupakan seseorang yang mengembangkan aliran filsafat eksistensialisme. Dimana beliau berpendapat bahwa eksistensi ada sebelum adanya esensi. Oleh karena itu, manusia dapat memiliki esensi apabila bisa eksis terlebih dahulu, dan otomatis esensi itu akan muncul dengan sendirinya jika manusia itu telah mati.
b. Soren Kierkegaard
Kierkegaard sering disebut sebagai bapak filsafat eksistensialisme. Pemikirannya yaitu tentang kritik pada formalitas agama di Jerman.
c. Martin Buber
Martin Buber atau yang dikenal sebagai filsuf filosofi dialognya. Pemikirannya yaitu tentang pemahaman metode dialog perjumpaan.
d. Karl Jasper (1883-1969)
Pemikiran Karl Jasper yaitu tentang situasi batas. Dimana situasi batas ini terdiri empat sebab di antaranya yaitu kesalahan, penderitaan, perjuangan, dan kematian. Jasper berpendapat bahwa hal tersebut mampu mengembangkan eksistensialisme dalam diri seseorang.
e. Martin Heidegger (1889-1976)
Pemikiran Martin Heidegger yaitu tentang eksistensialisme manusia, artinya bahwa manusia sendiri telah ada di dunia sedangkan dunia sebagai karakter dari apa yang ada di dalamnya.
f. Gabril Marcel (1889-1973)
Gabril Marcel atau yang lebih dikenal sebagai tokoh eksistensialisme pertama di Prancis. Istilah filsafat eksistensialisme atau neosocratealisme sering dipakai sebutan untuk pemikirannya. Dimana pemikiran Marcel yaitu tentang keagamaan, menghargai hal-hal sistematis seakan filsafat itu sendiri sudah lengkap. Marcel juga berpendapat bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan harus berdampingan dengan manusia lain, selain itu manusia juga memiliki kebebasannya sendiri.
g. Paul Tilich
Paul Tilich lahir pada tanggal 20 Agustus 1886 di Polandia, dan meninggal pada tanggal 22 Oktober 1965 di Amerika. Pemikiran Tilich lebih kepada hakikat keberadaan. Dimana Tilich berpendapat bahwa ketidakberadaan itu ada dalam pengalamannya sendiri, artinya seseorang takut terhadap ketidakberadaannya sendiri tentang kematian, yang mana berlawanan dengan esensi yang bersifat kekal namun tergantung eksistensinya yang sifatnya sementara.
Semoga bermanfaat,
Terima Kasih:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H