Mohon tunggu...
Felina Juwita Celia
Felina Juwita Celia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

menyukai konten bertema horor dan misteri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Perubahan Sosial Menimbulkan Disintegrasi Bangsa

9 September 2024   03:09 Diperbarui: 9 September 2024   03:30 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis

 

"Perubahan sulit pada awalnya, berantakan di tengah dan indah di akhir."

Perubahan memang tidak akan dirasakan, jika perubahan tersebut berdamak kecil ataupun berjangka pendek. Namun perubahan dapat dirasakan jika berdampak besar dan berjangka panjang. Perubahan juga ada yang direncanakan dan ada yang tidak direncakana. Hal ini lah yang sekarang dirasakan oleh banyak orang di dunia, mereka tidak menyadari akan adanya perubahan di sekeliling mereka.

Pada tahun 1990 sampai dengan awal 2000, masyarakat masih belum sepenuhnya familiar dengan yang namanya telepon genggam (HP) yang memiliki fitur-fitur canggih. Namun sekarang penggunaan telepon genggam dengan fitur -- fitur canggih sudah menjadi hal umum. Sekarang pun telepon genggam tidak hanya digunakan untuk menelepon dan berkirim pesan, namun sudah bisa menjadi alat pembayaran. Lalu, sebenarnya apa itu perubahan? dan bagaimana perubahan bisa terjadi?

Perubahan sosial merupaka suatu kejadian yang biasa terjadi di dalam ruang lingkup masyarakat. Perubahan sosial juga tidak hanya mempengaruhi individu saja, namun dalam sekala besarpun akan bisa terpengaruh. Perbedaan merupakan salah satu faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Karena pada hakikatnya, masing-masing individu pasti punya pemikiran dan perilaku yang berbeda, dan perbedaan ini kadang tidak tidak didukung atau disetujui oleh segelintir orang.

Menurut Prof. Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berada di dalam suatu ruang lingkup masyarakat. Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial juga dapat mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Selo Soemardjan juga membagi perubahan sosial menjadi 3 bagian yaitu perubahan alami, perubahan yang tergantung pada kehendak pribadi, dan perubahan yang direncanakan. Perubahan alami adalah perubahan yang tidak disengaja. Perubahan yang tergantung pada kehendak pribadi adalah perubahan yang berkaitan dengan selera pribadi seseorang. Terakhir, perubahan yang direncakan adalah perubahan yang didasari oleh adanya pertimbangan dan perhitungan yang matang.

Menurut saya perubahan sosial adalah perubahan yang mempergaruhi hubungan interaksi antar individu, kelompok, atau komunitas yang dapat memengaruhi pola nilai, norma, dan struktur sosial. Perubahan sosial juga dapat memengaruhi sistem sosial, nilai, sikap, dan pola perilaku. Pada dasarnya perubahan sosial terjadi di ruang lingkup masyarakat, yang dapat terjadi dari sekala kecil sampai dengan sekala besar. Dampak yang dihasilkan akan sama atau bahkan sangat beragam dan sesuai dengan apa yang berubah sebelumnya.

Jadi, perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi di ruang lingkup masyarakat yang mencangkup lembaga-lembaga kemasyarakatan dan mempengaruhi system sosial. Perubahan sosial juga dapat berupa kemajuan (progress) dan kemunduran (regress). Perubahan sosial dapat dipengaruhi oleh rasa bosan manusia yang selalu mencari hal baru. Dampak dari perubahan sosial akan sama atau bahkan sangat beragam.

Setelah membahas apa itu perubahan sosial, kita juga akan mempelajari lebih dalam lagi apa itu perubahan sosial. Perubahan sosial memiliki beberapa teori, bentuk dan faktor yang menjadi penyebab, pendorong dan penghambatnya. Perubahan sosial memiliki banyak komponen yang lebih kompleks lagi di dalamnya, yang tentunya akan mempengaruhi keadaan di dalam masyarakat.

Kita akan berfokus pada pembahasan teori, dan bentuk dari perubahan sosial. Perubahan sosial memiliki beberapa teori yaitu teori siklus, teori perkembangan, teori gerakan sosial, dan teori moderinisasi. Perubahan sosial juga memiliki beberapa bentuk, yaitu, perubahan lambat (evolusi), perubahan cepat(revolusi), perubahan kecil, perubahan besar, perubahan yang dikehendaki/direncanakan, perubahan yang tidak dikehendaki/tidak direncannakan, dan perubahan structural & proses.

Perubahan sosial tentunya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Perubahan yang biasa dilihat dikehidupan sehari -- hari adalah pakaian. Gaya berpakaian dari zaman ke zaman pasti akan terus mengalami perubahan, baik dari segi desain, bahan, dan lainnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa perubahan gaya berpakaian itu selalu berulang (siklus) sebab di zaman sekarang, pakaian dari zaman dulu kembali digunakan dan menjadi sebuah trend.

Kalian tahu tidak bahwa perubahan tidak hanya terjadi diruang lingkup "masyarakat" dalam artian sekelompok/daerah saja. Namun negara juga mengalami perubahan, dan perubahan ini tentu saja berdampak lebih luas lagi. Negara kita, Indonesia, juga pernah mengalami perubahan teman -- teman. Bahkan sudah terjadi sejak awal kemerdekaan Indonesia.

Pada awal Indonesia merdeka 17 Agustus 1945 dan menjadi sebuah negara, Indonesia sudah mengalamai beberapa perubahan. Seperti Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mengesahkan UUD dan memilih Presiden-Wakil Presiden. Karena sebelumnya Ir. Soekarno dan Moh. Hatta masih belum sah menjadi presiden Indonesia.

Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 22 Agustus 1945 yang dibentuk untuk menjadi parlemen sementara hingga nanti pemilu dapat dilaksanakan. Sebelumnya KNIP merupakan PPKI, dan KNIP dibentuk untuk menyelesaikan kelengkapan struktur negeri. Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga dibentuk untuk menjaga keamanan negara yang sebelumnya merupakan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Perubahan bangsa Indonesia tidak hanya sampai situ saja, Indoseia masih fokus membenahi, dan merakit ulang kepentingan dan urusan negara. Namun, hal itu tidak lama, setelah munculnya ancaman disintegrasi bangsa, baik itu dari luar ataupun dalam negeri. Hal ini membuat keadaan Indonesia kembali kacau beberapa waktu. Kekacauan ini didasai oleh kedatangan Belanda ke Indonesia yang merugikan bangsa Indonesia dan juga salah satunya dipicu oleh adanya ketidakpuasan warganya sendiri.

Seperti yang sudah dituliskan di awal, perubahan sosial dapat diakibatkan salah satunya karena adanya rasa ketidakpuasan terhadap suatu hal. Kita bisa melihat hal tersebut hal itu pada saat pasukan AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) yang dipimpinan Letjen Sir Philip Christison tiba di Tanjung Priok. Awalnya bertujuan untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, dan membebaskan tahanan Sekutu yang ditawan oleh Jepang. Namun, ternyata mereka bekerja sama dengan NICA, yang dengan jelas ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Hindia-Belanda.

Dari dalam negeri, yaitu adanya pemberontakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) atau Permesta. Pemberontakan ini merupakan bentuk protes untuk pemerintahan pusat yang saat itu dipimpin oleh presiden Soekarno. Hal itu terjadi karena adanya ketidakadilan dalam pembangunan di Indonesia yang disebabkan oleh adanya ketimpangan sosial. Pemberontakan ini muncul dari rakyat Sumatra dan Sulawesi yang merasa bahwa pemerintah terlalu jawasentris.

Dari perubahan akibat masuknya AFNEI ke Indonesia, bangsa Indonesia menjadi terpecah belah dan jadi banyak sekali peperangan yang muncul untuk melawan pasukan Sekutu. Seperti Pertempuran Ambarawa, Pertempuran 10 November, Bandung Lautan Api, Medan Area, dan Puputan Margarana. Padahal sebenarnya pada kala itu bangsa Indonesia telah mencapai Kemerdekaannya dan seharusnya sudah terbebas dari adanya penjajahan.

Karena adanya perubahan sosial (ketidak puasan) rakyat dari luar pulau Jawa, terutama di Sumatra dan Sulawesi yang dilakakukan pada Pembrontakan PRRI.  Hal ini disebabkan oleh  sikap pemerintah yang tidak adil. Akibatnya, pada 30 November 1957 terdapat aksi pencobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno di Perguruan Cikini, Soekarno selamat, namun banyak anak sekolah yang menjadi korban. Bahkan hingga muncul upaya untuk melepaskan diri (daerah) dari pemerintahan pusat (Indonesia).

Perubahan sosial pasti dan akan selalu terjadi, di mana pun dan kapan pun, tinggal bagaimana cara kita merespon hal tersebut. Namun cara terbaik dalam menyikapi perubahan menurut saya adalah dengan menunjukkkan sikap proaktif. Proaktif yang dimakasud di sini adalah aktif dalam menanggapi perubahan sosial dan membantu perubahan terebut. Jika perubahan berdampak positif  maka bantu lah dan mengkritik apabila berdampak negatif.

Menentukan hasil dari sebuah perubahan tidak bisa langsung dilihat begitu saja diawal, namun juga harus liat di akhir. Perubahan juga tidak sepenuhnya baik ataupun buruk, namun yang terpenting perubahan memberikan banyak dampak penting bagi kehidupan manusia dari zaman ke zaman. Selalu ingat, bahawa perubahan akan sulit pada awalnya, berantakan di tengah dan indah di akhir.

Sumber:

Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi; Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis
Ratna Hapsari dan M.Adil. 2016. Sejarah Indonesia Jilid 3; Kelompok Wajib untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Esis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun