"Iya, mari panggil Bu/Pak guru agar kita bisa berbicara dengan kepala dingin dan menemukan jalan tengah." Ucap Fela
 Akhirnya para guru pengawas kelas pun datang, warga XE pun membicarakan keluh kesah mereka terhadap para guru. Untungnya, guru mau dan menerima pendapat kita. Para guru pun membantu mencarikan solusinya, setelah itu masalahnya pun membaik.Â
 Meskipun berbagai rintangan muncul, seperti keterbatasan dana dan fasilitas, kelas XE tidak pernah menyerah. Mereka berusaha mencari solusi dengan kreativitas dan kerja keras. Melalui upaya kolektif mereka, berhasil mengumpulkan dana dari berbagai sumber, termasuk sumbangan dari warga sekitar dan sponsor lokal.
 "Teman-teman, kita sekarang sudah menemukan jalan tengahnya, bagaimana kalau kita latihan lagi agar bisa lebih kompak?" ucap Fela.Â
 Sekelas pun berkomitmen untuk lebih serius saat latihan dan akan menjadi lebih baik kedepannya. Semua benar-benar kompak, bagian perlengkapan pun menjadi terarah. Semua berjalan dengan baik, semua latihan dengan serius dan bekerja dengan baik.
 Ketika hari pertunjukan tiba, suasana gugup dan haru menyelimuti ruang backstage. Namun, ketika tirai terbuka, keindahan pertunjukan mereka berhasil menawan hati penonton. Drama "Long Diyang Yung" berhasil menjadi masterpiece yang memukau, menggugah rasa bangga tidak hanya bagi kelas XE, tetapi juga seluruh masyarakat di sekitarnya.
 Proses perjuangan keras mereka bukan hanya menghasilkan pertunjukan yang luar biasa, tetapi juga meningkatkan kebersamaan dan semangat kolektif di antara siswa kelas XE. Mereka belajar bahwa melalui kerja keras, dedikasi, dan kerjasama, mereka dapat mengatasi setiap rintangan dan mencapai keberhasilan yang luar biasa. Drama "Long Diyang Yung" bukan hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga simbol kebersamaan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.
 Keberhasilan drama "Long Diyang Yung" tidak hanya memberikan kepuasan bagi kelas XE, tetapi juga menciptakan dampak positif dalam komunitas. Masyarakat sekitar merasa bangga melihat kegigihan anak-anak muda dalam melestarikan cerita lokal yang hampir terlupakan. Para warga menyampaikan apresiasi mereka melalui berbagai bentuk, termasuk pujian, ucapan terima kasih, dan dukungan untuk kegiatan budaya serupa di masa mendatang.
 Setelah pertunjukan selesai, kelas XE tidak berhenti di situ. Mereka merasa terinspirasi untuk terus berkontribusi dalam melestarikan budaya daerah mereka. Beberapa siswa bahkan membentuk kelompok seni budaya di sekolah untuk terus mengembangkan kreativitas dan kecintaan mereka terhadap seni tradisional.
 Dalam perjalanan mereka, kelas XE belajar bahwa kerja keras, ketekunan, dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman berharga dalam dunia seni, tetapi juga memupuk nilai-nilai solidaritas, tanggung jawab, dan rasa bangga akan identitas budaya mereka.
 Dengan bangga, kelas XE melangkah maju, membawa semangat kerja keras dan cinta akan budaya daerah mereka ke masa depan. Mereka menyadari bahwa melalui pengorbanan dan dedikasi, mereka telah mampu membuat perbedaan dalam menghidupkan kembali keajaiban "Long Diyang Yung" dan menjadikannya warisan berharga untuk generasi mendatang. Dengan begitu, mereka membuktikan bahwa melalui kolaborasi dan semangat juang, anak-anak muda mampu menjadi agen perubahan yang membanggakan dalam melestarikan kekayaan budaya lokal mereka.