Rumahnya pun masih sangat rapih. Benda-benda peninggalan baik dari Bapak Djiauw Kie Siong ataupun para pemuda beserta Soekarno dan Hatta masih tertata dalam sebuah lemari. Di dalam rumah itu terdapat banyak sekali penghargaan-penghargaan yang didedikasikan kepada Bapak Djiauw Kie Siong atas jasa beliau yang sudah memberikan tempat bagi para pemuda saat mengasingkan Soekarno dan Hatta. Terdapat juga gambar-gambar Ir. Soekarno yang dibingkai dan dipajang di bagian dinding rumah tersebut.
Disana, kami bisa melihat dua buah kamar yang disediakan untuk Soekarno dan Hatta saat pengasingan. Pada masing-masing kamar terdapat sebuah kasur beserta dengan bantal dan guling. Menurut penjaga rumah, barang-barang tersebut bukan replika dan masih dijaga dengan baik hingga hari ini agar tidak terjadi kerusakan. Di dalam salah satu kamar tersebut, terdapat sebuah meja dan kursi yang masih terbuat dari kayu.Â
Terlihat dari bentuknya meja dan kursi tersebut sudah mulai rapuh. Sebagai tamu dan masyarakat yang datang berkunjung ke tempat bersejarah tersebut, kami dihimbau untuk tidak merusak semua properti yang ada di rumah tersebut. Pada kasur, terdapat sebuah tulisan yang menghimbau masyarakat untuk tidak duduk atau berbaring. Termasuk pada sebuah meja dan kursi dalam kamar itu. Kami juga tidak boleh menduduki atau memegangnya.Â
Hal tersebut dilakukan mengingat bahwa semua barang-barang yang ada di rumah itu termasuk kasur, meja, dan kursi merupakan barang bersejarah dan sudah lama sehingga dapat dengan mudah rusak.
Terdapat juga sebuah buku tamu yang disediakan dalam rumah tersebut. Dari buku tamu tersebut kami melihat bahwa kebanyakan tamu yang datang berkunjung merupakan kalangan siswa dan mahasiswa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa rumah ini sering dijadikan sebagai wisata sejarah oleh para murid dan anak muda. Perlu diketahui bahwa rumah tersebut bukan hanya dijadikan sebagai wisata sejarah namun masih digunakan sampai hari ini oleh ibu yang menjaga rumah tersebut. Pada bagian depannya memang digunakan sebagai museum namun pada bagian belakang rumah tersebut, masih dipakai sebagai tempat tinggal.
Mengunjungi museum pengasingan Soekarno dan Hatta merupakan sebuah pengalaman yang menarik bagi saya. Menurut saya, rumah pengasingan ini merupakan tempat bersejarah yang harus dikunjungi. Sebelum sampai ke rumah tersebut, kami bisa melihat bahwa jalan yang dilewati tidaklah mudah. Betapa pelosoknya rumah tersebut dan gang kecil yang harus kami lewati untuk menuju ke rumah tersebut.Â
Apalagi akses pada saat itu tidak semudah sekarang. Sehingga wajar saja apa bila golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke tempat tersebut. Sesuai dengan tujuan para golongan muda, tempat tersebut jauh dari kata keramaian sehingga sedikit kemungkinannya bagi Soekarno dan Hatta terpengaruh oleh Jepang.Â
Hal yang membuat museum tersebut semakin menarik adalah properti yang ada di rumah tersebut. Barang-barang yang terdapat disana merupakan barang-barang otentik hasil peninggalan Bapak Djiauw Kie Siong dan Soekarno serta Hatta. Sangat menyenangkan bisa melihat kamar yang ditempatkan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta saat beristirahat sebelum memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai generasi muda menurut saya, museum ini bisa menjadi salah satu alternatif destinasi wisata bersejarah. Sebagai generasi muda juga, kita wajib mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sejarah Indonesia agar kita tahu bahwa kemerdekaan yang diraih oleh para pahlawan zaman dulu tidaklah mudah. Kita juga harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi salah satu caranya dengan mungunjungi Museum Pengasingan Soekarno Hatta ini. Banyak sekali ilmu-ilmu baru yang saya ketahui dengan berkunjung ke museum tersebut.Â
Salah satunya mengetahui bahwa pemilik rumah pengasingan itu adalah seseorang keturunan Tionghoa. Tidak ada ruginya mengunjungi museum-museum nasional Indonesia, yang ada dengan mungunjungi museum tersebut kita bisa lebih mengenal negara dan para pahlawan.Â
Kita juga perlu mengingat bahwa apa yang kita rasakan saat ini merupakan hasil dari jerih payah dan tumpah darah dari para pahlawan. Sehingga mengunjungi salah satu tempat bersejarah bisa menjadi salah satu cara untuk menghargai dan mengingat perjuangan-perjuangan para pahlawan sebelum Indonesia meraih kemerdekaan.