Secara singkat dijelaskan bahwa nodus SA normalnya akan berkontraksi sekitar 70 kali per menit. Ketika nodus SA mengalami disfungsi dan nodus AV yang bertugas sepenuhnya untuk memulai kontraksi, detak jantung akan menjadi sekitar 50 kali permenit. Jika serat His dan / atau purkinje yang menjadi satu-satunya alat pacu jantung, maka denyut jantung akan berkurang hingga 30 denyut per menit. Dapat dibayangkan bahwa hal ini berpotensi menyebabkan gagal jantung.
Denyut jantung normalnya diatur oleh frekuensi dari impuls listrik yang dihasilkan oleh alat pacu jantung alami jantung yang disebut SA node atau nodus SA. SA node terletak pada dinding atrium kanan. Sinyal-sinyal impuls listrik dari SA node berjalan disepanjang jaringan-jaringan konduksi khusus pada dinding-dinding dari atria, hingga menyebabkan otot-otot atria berkontraksi dan memompa darah. Sinyal-sinyal elektrik yang sama ini kemudian berjalan ke AV node, area kecil di jantung yang berguna sebagai stasiun penerus elektrik antara atria dan ventricles. Dari AV node, sinyal-sinyal elektrik ini berjalan lagi untuk mencapai dinding-dinding dari ventricles, dan menyebabkan ventricles memompa darah.
Normalnya, jantung dapat mengubah volume darah yang diedarkan ke tubuh dengan merubah frekuensi dari impuls yang berasal dari SA node. Ketika seseorang beristirahat dan kadar oksigen dalam tubuh rendah, frekuensi dari sinyal oleh SA node akan berkurang, sehingga denyut jantung melambat. Lain halnya saat berolahraga atau berlari dengan intensitas tinggi, frekuensi dari penghasilan sinyal oleh SA node akan meningkat dan denyut jantung dipercepat.
Ketika jantung berdenyut terlalu lambat, jumlah volume darah dalam tubuh tidak cukup untuk menyuplai organ dalam tubuh. Suplai darah dengan kandungan oksigen dan nutrisi-nutrisi yang tidak cukup dapat menjurus pada malfungsi dan kegagalan dari organ-organ. Organ yang paling terpengaruh oleh kekurangan oksigen dan glukosa adalah otak. Gejala dari suplai darah yang tidak memadai dapat berdampak ke otot-otot termasuk keletihan, dan kelelahan. Suplai darah yang tidak cukup ke organ-organ juga dapat menjurus pada gagal jantung, gagal ginjal, dan gagal hati.
Berdasarkan Manisfetasi Klinis, disfungsi nodus SA sudah bisa digolongkan sebagai gagal jantung. Pada kondisi ini, nodus SA yang terletak di dinding atrium kanan jika mengalami disfungsi dapat digolongkan sebagai gagal jantung diastolik. Apa itu gagal jantung diastolik ?
Siklus jantung dalam tubuh seseorang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Fase sistolik menunjuk pada ventrikel  (bagian pada jantung yang bertugas untuk memompa darah) yang berkontraksi, sehingga dapat menghasilkan darah dan mengalirkan pada jantung dan pembuluh arteri.
Setelah ventrikel  berkontraksi, ventrikel akan berelaksasi (beristirahat). Saat fase relaksasi ini, ventrikel  akan menyuplai dirinya dengan darah dan bersiap-siap melakukan fase kontraksi selanjtnya. Saat fase relaksasi inilah yang disebut dengan diastolik.
Sedangkan jika nodus SA mengalami kegagalan dan diambil alih oleh nodus AV, hal ini mencegah atrium untuk membantu penyuplaian ventrikel dan berakibat stroke volume. Kondisi ini membuat ventrikel  menjadi kaku dan tidak bisa beristirahat sepenuhnya. Sebagai hasilnya ventrikel tidak dapat terisi secara maksimal dan darah terbendung di organ tubuh terutama paru-paru. Keadaan tidak normal pada ventrikel dan hasil penyuplaian abnormal dari ventrikel saat fase diastolik inilah yang disebut dengan disfungsi diastolik.
Disfungsi diastolic ini akan dinyatakan sebagai gagal jantung diastolic ketika penyumbatan pada paru-paru sudah parah. Jika seseorang sudah didiagnosa dengan penyakit jantung diastolic satu kali, kemungkinan besar penyakit ini akan terjadi lagi, terutama jika perawatan dan penanganannya belum maksimal.
Menurut dr. Beny Hartono, Sp.JP, FIHA kerusakan nodus SA atau AV biasanya terjadi pada lansia yang berusia 60 tahun keatas. Hal ini diakibatkan oleh proses degenerative atau penuaan dari fungsi organ. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang menggunakan ekokardiograf. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dideteksi bahwa disfungsi diastolik didapata muncul 15% pada orang yang berusia dibawah 50 tahun, dan 50% dijumpai pada mereka yang berusia diatas 50 tahun. Selain itu 75% dari mereka yang terkena gagal jantung diastolic adalah perempuan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa alat pacu jantung alami dalam tubuh kita dapat menyebabkan gagal jantung jika mengalami disfungsi. Hal ini dapat kita temui ketika pacemaker utama kita yaitu nodus SA mengalami kegagalan dan diambil alih oleh nodus AV. Pada kondisi ini, suplai darah akan berkurang karena frekuensi denyut jantung yang melambat. Kelainan irama jantung yang melambat (Bradikardi) inilah yang menjembatani tubuh kearah gagal jantung, yaitu gagal jantung diastolik. Meskipun begitu, pasien akan dinyatakan terkena gagal jantung diastolik ketika paru-paru mengalami penyumbatan yang parah.