Irama Jantung Melambat Pertanda Gagal Jantung
Jantung merupakan salah satu organ penting dalam tubuh manusia. Meskipun penting, nyatanya banyak orang yang mengalami gagal jantung. Salah satu penyebab gagal jantung ini adalah kegagalan pada alat pacu jantung atau sering disebut pacemaker. Pada artikel ini, kami akan membahas bagaimana alat pacu jantung dapat menyebabkan gagal jantung, dan sejauh apa pengaruhnya.
Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu gagak jantung dan penyebabnya. Gagal jantung adalah kondisi dimana otot pada jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak dapat memompa darah yang cukup untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Gagal jantung sendiri disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
- Jantung koroner.
- Aritmia (gangguan ritme jantung).
- Kardiomiopati (gangguan otot jantung).
- Kerusakan pada katup jantung.
- Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
- Hipertiroidisme (kelenjar tiroid yang terlalu aktif).
- Anemia (kekurangan sel darah merah).
- Miokarditis (radang otot jantung).
- Cacat jantung sejak lahir.
- Diabetes.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas gagal jantung yang disebabkan oleh gangguan ritme jantung atau sering disebut aritmia. Aritmia sendiri memiliki berbagai jenis, yang paling umum dijumpai antara lain :
- Bradikardia. Kondisi ketika jantung berdetak dengan frekuensi lebih lambat.
- Takikardia supraventrikular. Kondisi ketika jantung berdenyut dengan frekuensi lebih cepat secara tidak normal.
- Fibrilasi atrium. Kondisi ketika jantung berdetak dengan sangat cepat, bahkan ketika sedang beristirahat.
- Fibrilasi ventrikel. Jenis aritmia yang dapat menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran atau kematian mendadak karena frekuensi detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur.
Dari beberapa jenis gangguan ritme jantung, ada salah satu jenis yang patut diwaspadai. Menurut dr. Beny Hartono, Sp.JP, FIHA, Spesialis Penyakit jantung & Pembuluh Darah, Rumah Sakit Premier Bintaro, Kelainan Irama Jantung yang Melambat (Bradikardi) menjadi salah satu yang patut diwaspadai. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh kurangnya impuls listrik pada jantung. Apa maksudnya ? mari kita baca penjelasannya dibawah ini.
Jantung merupakan organ yang terletak pada dada bagian kiri, besarnya sekepalan tangan, dan berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung manusia sendiri terdiri dari empat ruangan yaitu: atrium kanan, atrium kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Jantung memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan organ tubuh manusia yang lain. Keistimewaan ini berasal dari pacemaker alami pada jantung. Pacemaker ini menyebabkan jantung dapat berdetak secara teratur tanpa harus menunggu perintah dari otak. Hal ini disebabkan oleh sel-sel pacemaker alami yang menghasilkan impuls teratur secara otomatis.
Pada jantung kita, terdapat 4 pacemaker alami yaitu nodus sinoatrial (SA), nodus atrioventrikuler (AV), berkas atrioventrikuler, dan serat Purkinje. Keempat alat pacu jantung ini menghasilkan impuls listrik yang membuat jantung kita dapat berdetak. Awalnya impuls listrik jantung dihasilkan di nodus SA, selanjutnya melalui atrium menuju ke nodus AV lalu mengalami filtrasi dan penundaan, kemudian menuju berkas His dan berakhir pada serat Purkinje. Inisiator peristiwa ini terletak pada aktivitas alat pacu jantung otomatis nodus SA. Sistem kerja ini disebut sistem konduksi pada jantung.
Semua sel konduksi pada jantung menghasilkan impuls dan yang digunakan untuk berkontraksi ialah impuls dari nodus SA. Hal ini disebabkan karena nodus SA menghasilkan impuls dengan frekuensi paling besar dan paling cepat. Pada saat semua sel konduksi jantung (nodus SA, nodus AV, serat Purkinje) menghasilkan impuls, nodus SA menghasilkan impuls lebih cepat, sehingga dapat membatalkan semua proses pembuatan impuls dari sel-sel konduksi lainnya.
Ritme jantung normal yaitu 60-100x per menit, biasanya disebut irama nodus sinus. Pada keadaan abnormal dan nodus SA tidak mengeluarkan impuls, maka nodus AV dan serat Purkinje dapat mengeluarkan impuls dengan cara sama seperti yang dilakukan oleh nodus SA. Bila nodus AV tidak mendapatkan rangsangan dari sumber luar, maka nodus ini akan mencetuskan rangsangan dengan frekuensi sebesar 40-60x per menit, dan serat Purkinje akan melepaskan rangsangan dengan frekuensi sebesar 15-40x per menit. Nodus SA sebagai alat pacu alami pada jantung (pacemaker) dan memegang peranan sebagai pengatur ritme jantung. Bila terjadi gangguan pada nodus SA (disfungsi nodus SA), maka akan terjadi irama yang abnormal dari nodus SA sehingga ritme jantung menjadi tidak teratur.
Menurut Prof. Dr. Johnson MD, DM, FACC, FRCP Edin, FRCP London jika nodus SA mengalami kegagalan, pada jantung normal, nodus AV akan mengamil alih fungsi alat pacu jantung. Tetapi, tingkat spontanitas nodus AV lebih rendah dari nodus SA. Oleh karena itu, denyut jantung akan lebih rendah. Selain itu, impuls dari nodus AV ditransmisikan secara stimulan ke atrium dan ventrikel. Oleh karena itu atrium dan ventrikel akan berkontraksi bersamaan. Hal ini mencegah kontraksi atrium untuk membantu pengisian ventrikel. Dampaknya adalah menyebabkan stroke volume, terutama pada mereka yang memiliki ventrikel kaku (disfungsi diastolik).
Hal ini juga didukung oleh Robert A Harrington, MD dari DUKE MEDICINE. Ia menyatakan bahwa disfungsi pada nodus SA merupakan salah satu masalah serius. Hal ini dikarenakan nodus SA menjadi awal dimulainya impuls listrik pada jantung.
Secara singkat dijelaskan bahwa nodus SA normalnya akan berkontraksi sekitar 70 kali per menit. Ketika nodus SA mengalami disfungsi dan nodus AV yang bertugas sepenuhnya untuk memulai kontraksi, detak jantung akan menjadi sekitar 50 kali permenit. Jika serat His dan / atau purkinje yang menjadi satu-satunya alat pacu jantung, maka denyut jantung akan berkurang hingga 30 denyut per menit. Dapat dibayangkan bahwa hal ini berpotensi menyebabkan gagal jantung.
Denyut jantung normalnya diatur oleh frekuensi dari impuls listrik yang dihasilkan oleh alat pacu jantung alami jantung yang disebut SA node atau nodus SA. SA node terletak pada dinding atrium kanan. Sinyal-sinyal impuls listrik dari SA node berjalan disepanjang jaringan-jaringan konduksi khusus pada dinding-dinding dari atria, hingga menyebabkan otot-otot atria berkontraksi dan memompa darah. Sinyal-sinyal elektrik yang sama ini kemudian berjalan ke AV node, area kecil di jantung yang berguna sebagai stasiun penerus elektrik antara atria dan ventricles. Dari AV node, sinyal-sinyal elektrik ini berjalan lagi untuk mencapai dinding-dinding dari ventricles, dan menyebabkan ventricles memompa darah.
Normalnya, jantung dapat mengubah volume darah yang diedarkan ke tubuh dengan merubah frekuensi dari impuls yang berasal dari SA node. Ketika seseorang beristirahat dan kadar oksigen dalam tubuh rendah, frekuensi dari sinyal oleh SA node akan berkurang, sehingga denyut jantung melambat. Lain halnya saat berolahraga atau berlari dengan intensitas tinggi, frekuensi dari penghasilan sinyal oleh SA node akan meningkat dan denyut jantung dipercepat.
Ketika jantung berdenyut terlalu lambat, jumlah volume darah dalam tubuh tidak cukup untuk menyuplai organ dalam tubuh. Suplai darah dengan kandungan oksigen dan nutrisi-nutrisi yang tidak cukup dapat menjurus pada malfungsi dan kegagalan dari organ-organ. Organ yang paling terpengaruh oleh kekurangan oksigen dan glukosa adalah otak. Gejala dari suplai darah yang tidak memadai dapat berdampak ke otot-otot termasuk keletihan, dan kelelahan. Suplai darah yang tidak cukup ke organ-organ juga dapat menjurus pada gagal jantung, gagal ginjal, dan gagal hati.
Berdasarkan Manisfetasi Klinis, disfungsi nodus SA sudah bisa digolongkan sebagai gagal jantung. Pada kondisi ini, nodus SA yang terletak di dinding atrium kanan jika mengalami disfungsi dapat digolongkan sebagai gagal jantung diastolik. Apa itu gagal jantung diastolik ?
Siklus jantung dalam tubuh seseorang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sistolik dan diastolik. Fase sistolik menunjuk pada ventrikel  (bagian pada jantung yang bertugas untuk memompa darah) yang berkontraksi, sehingga dapat menghasilkan darah dan mengalirkan pada jantung dan pembuluh arteri.
Setelah ventrikel  berkontraksi, ventrikel akan berelaksasi (beristirahat). Saat fase relaksasi ini, ventrikel  akan menyuplai dirinya dengan darah dan bersiap-siap melakukan fase kontraksi selanjtnya. Saat fase relaksasi inilah yang disebut dengan diastolik.
Sedangkan jika nodus SA mengalami kegagalan dan diambil alih oleh nodus AV, hal ini mencegah atrium untuk membantu penyuplaian ventrikel dan berakibat stroke volume. Kondisi ini membuat ventrikel  menjadi kaku dan tidak bisa beristirahat sepenuhnya. Sebagai hasilnya ventrikel tidak dapat terisi secara maksimal dan darah terbendung di organ tubuh terutama paru-paru. Keadaan tidak normal pada ventrikel dan hasil penyuplaian abnormal dari ventrikel saat fase diastolik inilah yang disebut dengan disfungsi diastolik.
Disfungsi diastolic ini akan dinyatakan sebagai gagal jantung diastolic ketika penyumbatan pada paru-paru sudah parah. Jika seseorang sudah didiagnosa dengan penyakit jantung diastolic satu kali, kemungkinan besar penyakit ini akan terjadi lagi, terutama jika perawatan dan penanganannya belum maksimal.
Menurut dr. Beny Hartono, Sp.JP, FIHA kerusakan nodus SA atau AV biasanya terjadi pada lansia yang berusia 60 tahun keatas. Hal ini diakibatkan oleh proses degenerative atau penuaan dari fungsi organ. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang menggunakan ekokardiograf. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dideteksi bahwa disfungsi diastolik didapata muncul 15% pada orang yang berusia dibawah 50 tahun, dan 50% dijumpai pada mereka yang berusia diatas 50 tahun. Selain itu 75% dari mereka yang terkena gagal jantung diastolic adalah perempuan.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa alat pacu jantung alami dalam tubuh kita dapat menyebabkan gagal jantung jika mengalami disfungsi. Hal ini dapat kita temui ketika pacemaker utama kita yaitu nodus SA mengalami kegagalan dan diambil alih oleh nodus AV. Pada kondisi ini, suplai darah akan berkurang karena frekuensi denyut jantung yang melambat. Kelainan irama jantung yang melambat (Bradikardi) inilah yang menjembatani tubuh kearah gagal jantung, yaitu gagal jantung diastolik. Meskipun begitu, pasien akan dinyatakan terkena gagal jantung diastolik ketika paru-paru mengalami penyumbatan yang parah.
Jika seseorang telah didiagnosis terkena penyakit gagal jantung, tentunya ada berbagai alternatif pengobatan yang dapat dilakukan. Mulai dari mengkonsumsi obat hingga memasang alat pacu jantung elektronik. Meskipun ada pengobatan yang ditawarkan oleh dunia medis, tentunya ada baiknya jika kita menjaga tubuh kita sehingga terhindar dari gagal jantung. Kita dapat memulainya dengan hidup sehat. Seperti berolahraga teratur, mengkonsumsi makanan bergizi, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, dan yang pastinya istirahat yang cukup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H