Konten video berdurasi pendek menjadi salah satu tren yang digemari generasi muda saat ini. Berbagai media sosial telah dipenuhi oleh video-video singkat seperti TikTok, Reels Instagram, YouTube Shorts dan lain sebagainya.
Menurut Telematics Information, video pendek didefiniskan sebagai video dengan durasi kurang dari 15 menit, biasanya 1--5 menit, dan memiliki tema yang jelas.
Seperti yang kita tahu, media sosial menerapkan sistem algoritma, dimana sistem tersebut akan memberikan hal-hal atau konten-konten yang mungkin menjadi ketertarikan penggunanya.
Ketika kita menonton suatu konten video dengan durasi cukup lama, dan bahkan sampai menyukai atau berkomentar, maka algoritma akan membaca bahwa kita tertarik dengan konten tersebut dan konten sejenis lainnya.
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa seseorang bisa terus bertahan berjam-jam untuk scrolling dan menonton tanpa ada titik henti hingga akhirnya mengalami kecanduan. Lantas, bagaimana dampak video pendek terhadap otak? Ini penjelasannya.
1. Video pendek dapat menyebabkan kecanduan
Dilansir Cyberpsychology, kecanduan video pendek didefinisikan sebagai penggunaan video pendek yang berlebihan dan tidak rasional hingga memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Penelitian berjudul "The addiction behavior of short-form video app TikTok: The information quality and system quality perspective" menyatakan bahwa kecanduan ini dapat disebabkan karena video yang disajikan berdasarkan algortima atau sering disebut "for your page" (FYP) yang sudah dipersonalisasi berdasarkan minat dan kesukaan pengguna (Frontiers in Psychology, 2022).
Selain itu, kualitas video yang bagus dan bersifat menghibur menambah kesenangan pengguna untuk menonton lebih banyak video. Hal ini membuat pengguna ingin terus melihat video-video lain yang disukainya, sehingga tak sadar
2. Menonton video pendek secara berlebihan dapat menurunkan kemampuan otak untuk fokus
Menurut penelitian dengan judul "Accelerating Dynamics of Collective Attention," scroll media sosial secara berlebihan dapat menurunkan fokus dan rentang perhatian seseorang (Nature Communications, 2019).