Mereka juga secara sengaja melanggar UU Pemilu. Menebar isu-isu rekayasa atau hoax dari pasangan calon kubu lawan. Diberitakan seolah-olah meyakinkan dan menjadi realita. Menjalankan aksi teror visual dengan memasang alat peraga kampanye secara tidak benar. Hal ini akan menjadi bencana sosial tanpa ada sedikitpun rasa kepedulian sosial untuk mengatasi hal tersebut.Â
Hal ini berbahaya bila rakyat dengan mudah percaya isu-isu hasutan negatif politik. Seharusnya masing-masing pasangan bertindak sopan saat kampanye politik ini. Bermedia sosial yang tertata apik, agar tidak jatuh pada dunia bawah yang akhirnya mencederai beragam persatuan termasuk moralitas sosial. Memikirkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi. Benar-benar berfokus pada kemajuan bangsa bukan hanya pencitraan semata.
Bagi rakyat Indonesia, jadilah pemilih yang cerdas. Menggunakan logika dalam menggunakan hak pilihnya. Menilai pasangan calon berdasarkan kredibilitas, realita, dan kejujuran mereka, bukan terbuai pada janji-janji palsu mereka yang seolah menina bobokan, membawa rakyat ke atas awan, yang akhirnya menjatuhkan dan meninggalkan rakyat, setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Berhati-hati dengan janji yang muluk-muluk, pada akhirnya malah akan membuat negara ini terpuruk.Â
Hai rakyat, pilihlah orang-orang pemimpin bangsa yang benar-benar mau mengemban tugas suci dan berpikir secara arif dan bijaksana demi kemajuan bangsa ini. Pilihanmu menentukan nasib bangsa ini. Semoga presiden dan wakil presiden yang akan terpilih nanti benar-benar orang-orang yang tepat untuk memimpin bangsa ini. Orang-orang yang berintegritas tinggi dan bermoral baik diperlukan untuk membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik lagi. Hidup realita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H