Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tantangan Bank Digital Syariah di Tengah Transformasi Keuangan: Inovasi yang Belum Sepenuhnya Menenangkan

5 Januari 2025   16:01 Diperbarui: 10 Januari 2025   21:28 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah transformasi keuangan, bank digital syariah semakin mendapat tempat di hati masyarakat khususnya mayoritas Muslim. Keberadaannya menjadi solusi modern untuk mengelola keuangan secara praktis tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah khususnya terkait riba dimana tidak ada lagi sistem bunga di dalamnya. Kehadirannya sangat inovatif dengan kemudahan membuka banyak rekening dalam satu aplikasi yang penamaannya bisa kita sesuaikan dengan beragam kebutuhan kita, seperti belanja harian, belanja bulanan, membayar sekolah, listrik, pulsa, tabungan, deposito dsb. Dengan sistem yang berbasis akad syariah, konsumen Muslim semakin nyaman tentunya dalam bertransaksi berbagai kebutuhan finansialnya. Selain itu, tidak adanya biaya administrasi bulanan dan ketersediaan kuota bebas transfer meskipun antar bank yang berbeda, bahkan gratis biaya admin saat tarik tunai di ATM manapun atau merchant-merchant tertentu yang sudah bekerjasama, semakin memperkuat daya tarik bank-bank digital saat ini.

Namun, di balik berbagai manfaat tersebut, muncul tantangan besar dari sisi perlindungan dan keamanan nasabah. Salah satu kekhawatiran utama adalah ketiadaan kantor fisik. Jika pada bank tradisional kita dapat langsung mendatangi kantor cabang untuk menyelesaikan masalah, bank digital hanya mengandalkan layanan melalui telepon, email, atau fitur chat dalam aplikasi. Sayangnya, pendekatan ini sering kali dirasa kurang responsif, template, dan lambat dalam menyelesaikan keluhan nasabah.

Pengalaman pribadi memberikan gambaran nyata tentang dilema ini. Pernah suatu kali, saya tiba-tiba tidak bisa mengakses akun karena dinyatakan salah memasukkan PIN, meskipun saya tidak pernah mengubahnya. Proses pengaduan memerlukan usaha ekstra, mulai dari menelepon berkali-kali hingga mengirim email. Bahkan dari respon email menyebutkan bahwa kendala akses akan diselesaikan dalam waktu 10 hari kerja. Meski pada kenyataannya, setelah dua hari mencoba prosedur yang diberikan, akun saya bisa normal kembali dan saldo di setiap rekeningnya tetap aman tidak ada yang berkurang. Pengalaman ini tentunya sangat menguras emosi dan tenaga. Terlebih lagi selama dua hari tersebut saya tidak bisa melakukan transaksi dan pembayaran sama sekali.

Dari pengalaman tersebut saya menjadi sadar jika ketidakhadiran fisik bank digital memunculkan kekhawatiran luar biasa, terutama ketika menyangkut masalah teknis atau keamanan data nasabah. Di satu sisi, inovasi yang mereka tawarkan memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan. Namun di sisi lain, isu keamanan dan pelayanan menjadi dilema yang belum sepenuhnya teratasi. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan bank digital syariah dibandingkan Bank tradisional.

Kelebihan Bank Digital Syariah Dibandingkan Bank Tradisional:

1. Kemudahan dan Fleksibilitas
Nasabah dapat membuka rekening atau mengakses layanan kapan saja dan di mana saja selama terhubung dengan jaringan internet, tidak perlu mengunjungi kantor cabang. Proses registrasi dan transaksi pun dapat dilakukan secara cepat melalui aplikasi.

2. Hemat Biaya dan Fleksibel
Sama seperti bank digital konvensional, layanan bank digital syariah tidak mengenakan biaya administrasi bulanan, biaya transfer antarbank, tarik tunai ATM (dengan kuota tertentu) sehingga jauh lebih ekonomis dibandingkan bank tradisional.

3. Inovasi Teknologi
Fitur-fitur canggih seperti laporan pengeluaran otomatis, pengelolaan anggaran, hingga tabungan berbasis tujuan (goal-based savings) mempermudah nasabah dalam mengatur keuangan. Selain itu, berbagai layanan dijalankan berdasarkan akad syariah sehingga memberikan ketenangan bagi nasabah Muslim.

Kekurangan Bank Digital Syariah Dibandingkan Bank Tradisional:

1. Ketiadaan Kantor Fisik
Tidak adanya wujud kantor secara fisik membuat nasabah kesulitan mendapatkan bantuan langsung, terutama untuk masalah teknis atau kebutuhan yang mendesak. Contohnya: jika kita masih menggunakan Bank tradisonal, ketika ATM eror dan kita butuh uang tunai segera, maka kita tinggal datang langsung ke cabang terdekat dengan membawa rekening tabungan dan identitas sebagai bukti. Kalau bank digital, harus datang kemana?

2. Keamanan dan Perlindungan Data
Meski memiliki sistem keamanan canggih, ancaman seperti kebocoran data, serangan siber, atau akses ilegal tetap menjadi kekhawatiran besar.

3. Respon Lambat pada Keluhan
Keluhan atau masalah seringnya memerlukan waktu lebih lama untuk ditangani dibandingkan dengan bank tradisional. Bantuan hanya bisa via telepon dengan jawaban yang prosedural dan memakan pulsa. Kalaupun berlanjut via email, solusi dan kepastiannya pun belum bisa didapatkan. Terasa kurang sekali dari sisi humanisnya.

Dibalik kekurangan dan kelebihan tersebut, adanya kantor fisik atau hybrid bisa menjadi solusi bagi bank digital (baik syariah maupun konvensional) untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada nasabah. Langkah paling cepatnya bisa dimulai dengan menghadirkan layanan video call untuk menangani keluhan nasabah. Tentunya, para customer service sudah dibekali dengan ilmu dan pengetahuan yang mumpuni terkait berbagai kendala aplikasi dan penanganannya sehingga bisa melihat dan membantu secara langsung serta paham betul masalah yang dihadapi nasabah. Tentunya dengan tetap mengedepankan pendekatan humanis yang ramah, empati, dan solutif. Dengan demikian, nasabah merasa dihargai dan didengar meskipun berinteraksi secara digital.

Dengan langkah-langkah yang tepat, bank digital syariah memiliki potensi besar untuk menjadi pilihan utama masyarakat Muslim dalam mengelola keuangan sekaligus mendukung nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Transformasi keuangan menuju era digital memang membawa banyak manfaat, tetapi masih diperlukan langkah besar untuk memberikan rasa aman dan pelayanan prima kepada nasabah. Bank digital juga perlu menyadari bahwa inovasi bukan sekadar soal teknologi, tetapi juga mencakup kepercayaan dan kepuasan nasabah. Kehadiran solusi yang lebih cepat, aman, transparan, dan efektif adalah kunci untuk meredam kekhawatiran sekaligus memberikan ketenangan bagi para nasabah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun