Kepedulian sosial merupakan sikap yang mencerminkan kesadaran dan perhatian terhadap kebutuhan orang lain serta kondisi lingkungan sekitar (Tilaar, 2018). Di tengah kehidupan modern yang sering kali didominasi oleh sikap individualisme, kepedulian sosial menjadi nilai yang semakin penting untuk ditanamkan. Masalah seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketidakadilan semakin menguatkan urgensi untuk membangun masyarakat yang peduli terhadap sesama (Suyanto, 2019). Dalam konteks ini, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memegang peran strategis sebagai salah satu media pembelajaran yang mampu menanamkan nilai-nilai kepedulian sosial pada generasi muda (Winarno, 2019).
Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya mengajarkan siswa tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga bagaimana menjadi individu yang memiliki empati, toleransi, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat (Freire, 2018). Melalui pendekatan yang integratif, PKn dapat membentuk karakter siswa agar peduli terhadap permasalahan sosial di sekitarnya. Pentingnya topik ini dibahas karena kepedulian sosial bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga menjadi fondasi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, inklusif, dan berkeadilan (Santrock, 2018).
1. Peran PKn dalam Membangun Kepedulian Sosial Secara Teori
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam membangun sikap peduli sosial. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan harus mencakup aspek pembentukan karakter, termasuk nilai-nilai kepedulian sosial. PKn bertujuan untuk membentuk warga negara yang tidak hanya memahami hak dan kewajiban, tetapi juga memiliki kesadaran untuk peduli terhadap kebutuhan orang lain (Tilaar, 2018). Suyanto (2019) juga menegaskan bahwa PKn berfungsi sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai moral yang mendukung terwujudnya masyarakat yang adil dan harmonis.
Secara teoritis, PKn berlandaskan pada Pancasila, khususnya sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab." Nilai ini mengajarkan siswa untuk menghormati martabat manusia, memperhatikan kebutuhan orang lain, dan bersikap adil dalam kehidupan bermasyarakat (Suyanto, 2019). Contohnya, siswa diajarkan tentang pentingnya gotong royong sebagai budaya asli Indonesia yang mencerminkan solidaritas sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai ini dapat diterapkan melalui tindakan sederhana, seperti membantu teman yang kesulitan memahami pelajaran atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
Selain itu, teori pendidikan kritis Paulo Freire menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membangkitkan kesadaran sosial (Freire, 2018). Dalam konteks PKn, ini berarti siswa tidak hanya belajar memahami konsep-konsep sosial, tetapi juga dilatih untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah sosial di lingkungannya. Sebagai contoh, pembelajaran PKn dapat mengajak siswa untuk berdiskusi tentang masalah kemiskinan, perubahan iklim, atau polusi udara, sehingga mereka memahami dampaknya dan terdorong untuk mengambil langkah nyata.
Pemahaman teoritis ini menjadi dasar yang kuat untuk memotivasi siswa agar melihat dunia secara lebih kritis. Dengan begitu, mereka tidak hanya mempelajari nilai-nilai kepedulian sosial sebagai teori belaka, tetapi juga mengaplikasikannya dalam tindakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Â
Â
Â
2. Peran PKn dalam Membangun Kepedulian Sosial Secara Praktik
Secara praktik, PKn dapat diterapkan melalui berbagai metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan sosial. Salah satu contohnya adalah pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), di mana siswa diajak untuk mengidentifikasi masalah sosial di lingkungan mereka dan mencari solusinya (Santrock, 2018). Misalnya, siswa dapat mengadakan kegiatan bakti sosial untuk membantu warga yang kurang mampu, membuat kampanye kebersihan lingkungan di sekolah, atau menyelenggarakan penggalangan dana untuk korban bencana alam.
Program-program sekolah juga dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan kepedulian sosial. Contohnya, program "Sekolah Ramah Anak" dapat mengajarkan siswa untuk menghormati hak dan kebutuhan teman-temannya. Kegiatan lain seperti "Gerakan Peduli Lingkungan" mengajarkan siswa untuk menjaga kelestarian alam melalui tindakan sederhana, seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, atau menanam pohon di sekitar sekolah (Winarno, 2019).
Selain itu, PKn juga dapat mengintegrasikan diskusi kelompok yang membahas isu-isu sosial aktual, seperti ketimpangan ekonomi, pengangguran, atau bencana alam. Dengan cara ini, siswa diajak untuk berpikir kritis dan memberikan solusi nyata. Misalnya, setelah berdiskusi tentang dampak banjir, siswa dapat diajak untuk melakukan aksi nyata seperti membersihkan saluran air, memberikan edukasi tentang pentingnya daur ulang sampah, atau mengumpulkan donasi untuk korban banjir (Suyanto, 2019).
Praktik-praktik ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya kepedulian sosial, tetapi juga membentuk karakter mereka sebagai individu yang peduli, empati, dan bertanggung jawab. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mendukung terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Dengan berbagai praktik ini, siswa akan lebih peka terhadap isu-isu yang ada di sekitar mereka dan lebih siap menjadi agen perubahan sosial di masa depan.
Kepedulian sosial adalah nilai yang harus ditanamkan sejak dini untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam menumbuhkan sikap peduli sosial melalui pengajaran teori dan praktik yang relevan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dan pendekatan praktis seperti proyek sosial atau diskusi kelompok, PKn dapat membentuk generasi muda yang peduli, empati, dan bertanggung jawab. Penerapan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, seperti membantu sesama dan menjaga lingkungan, menjadi langkah konkret dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik. Kepedulian sosial bukan hanya soal membantu, tetapi juga menjadi pondasi penting untuk memperkuat persatuan bangsa di tengah keragaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H