Mohon tunggu...
Feditat Acistamaya
Feditat Acistamaya Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Percayalah kepada Allah, maka Allah akan mempercayaimu dan meneguhkan langkah-langkahmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dibalik Tanda Tanya kecerdasan emosi anak

8 Maret 2017   18:28 Diperbarui: 8 Maret 2017   18:40 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Periode ini merupakan periode yang anakt krisis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh yang sangat mendalam membentuk kepribadian anak. Apapun yang terekam dalam benak anak pada periode ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengan nyata pada kepribadia anak ketika menjadi dewasa ”

Hampir seluruh orang tua ingin anaknya mempunyai kecerdasan emosi yang baik. Akan tetapi, membutuhkan pendampingan dan bimbingan yang sering dari orang tua. Orang tua tidak hanya hadir untuk mengajari, namun juga orang tua sebagai teladan, model bagi anak. Orang tua yang lebih berpengaruh adalah ibu. Mengapa demikian? Karena pengaruh seorang ibu pada anaknya dimulai saat janin berada dalam perutnya. Kejiwaan janin akan tenang jika kejiwaan ibu juga tenang, begitu janin akan tidak tenang jika ibu juga tidak tenang. Seorang ibu yang membentuk konsep berfikir dan berkepribadian pada jiwa anak. Dari situlah bisa terbukti betapa pesar pengaruh ibu terhadap emosional anak.

Menurut buku yang saya baca ada beberapa peran penting ibu dalam pendidikan anaknya,

  • Ibu berperan dalam memberikan keteladanan, karena bagi anak ibu adalah figure teladan dan layak ditiru tingkah lakunya.
  • Ibu sebagai pemberi kebangatan yang selalu mengharapkan yang terbaik untuk anaknya.
  • Ibu juga berperan penting terhadap kecerdasan anaknya terutama dengan pemberian ASI-nya yang dapat menambah kecerdasan anak.
  • Ibu juga diharapkan memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada anak untuk mengetahui dan menggali kelebihannya.

Bukan hanya ibu, anak juga membutuhkan peran ayah. Tentu dalam kapasitas yang berbeda. Menjadi seorang ayah tidak hanya bertugas mencari nafkah. Karena anak tidak hanya membutuhkan orang yang memberi kasih sayang, perasaan tenang, cinta seperti yang diberikan ibu. Anak membutuhkan seseorang yang dapat memberinya kekuatan, keamanan, kekuasaan, yang didapatkan dari sosok ayah.

Seorang anak yang dalam masa tumbuh kembang, jiwa dan emosinya membutuhkan contoh teladan dari kedua orang tuanya yaitu ayah dan ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun