Mohon tunggu...
Feby Syavara
Feby Syavara Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa antropolgi Universitas Airlangga

mahasiswa penuh semangat yang memiliki hobi membaca dan menulis. sangat tertarik pada hal hal yang berkaitan dengan kebudayaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bisa Gak Sih Ibu Rumah Tangga Mengikuti Arus Ekonomi Digital?

7 Juli 2022   13:09 Diperbarui: 7 Juli 2022   20:30 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut pembaca, apakah ibu kalian sudah mampu mengoperasikan smartphone-nya dengan maksimal? atau hanya digunakan untuk check out barang saja nih? 

Mungkin banyak dari pembaca banyak yang sering ditanya oleh ibunya tentang bagaimana cara membuka aplikasi yang ada di gadgetnya. Nah, ini merupakan salah satu bukti bahwa teknologi digital menyasar berbagai kalangan usia tidak hanya golongan muda saja.

Perubahan teknologi saat ini juga begitu cepat terutama dalam bidang ekonomi, misalnya jual beli pada e-commerce yang makin hari semakin mudah dalam penggunaannya. 

Kemudahan yang ditawarkan membuat masyarakat beralih menjadi serba online. Selain itu, adanya pandemi ini memberi tekanan kepada masyarakat agar tetap berada di rumah akibatnya semakin meningkat pula penggunaan e-commerce di masyarakat. 

Diambil dari data We Are Social, kelompok usia 35-45 tahun dan 45-54 tahun memiliki persentase sebanyak 89% dan 89.4% sebagai pengguna aplikasi belanja online. 

Kelompok usia yang sering dianggap kurang update dan gagap teknologi tersebut nyatanya malah menjadi pengguna terbanyak dibandingkan usia yang lebih muda. 

Menurut penulis, perempuan yang lebih sering bertransaksi secara online dibandingkan laki-laki, meskipun terkadang yang dibeli hanya barang-barang sepele misalnya baju untuk kucingnya. Sangat memungkinkan bahwa pengguna tersebut adalah ibu rumah tangga.

Lalu apakah IRT hanya akan duduk manis sambil nge-scroll TikTok dan pasang status di WhatsApp? mari kita bahas sekilas. 

Seorang ibu rumah tangga tinggal di kawasan sub-urban yang sebelum pandemi selalu membeli sayur di pasar atau pedagang keliling sembari menggosip tentang berita yang sedang hangat, kini berganti hanya duduk manis di kursi sambil nge-scroll gawainya untuk membeli sayur. 

Perubahan yang terjadi tentu merupakan dampak dari adanya kemajuan digital, namun tidak hanya itu, perubahan ini juga dapat dipengaruhi oleh adanya pandemi yang membatasi kegiatan kita.

Bagaimana IRT dapat mengikuti perubahan tersebut dengan baik? Setelah melakukan wawancara sederhana dengan salah satu IRT bernama ibu Furo dengan usia separuh abad, beliau memiliki kesibukan merawat rumah dan mengasuh kedua anaknya. 

Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa ibu tersebut diberikan pembekalan dan pembelajaran oleh anaknya untuk melakukan transaksi secara online. 

"Saya sih kalau belanja-belanja di online shop itu diajarin anak saya yang besar. Kadang saya beli di aplikasi, kadang juga di status wa temen saya. awalnya juga bingung ini kok bisa kita beli lewat hp saja terus barangnya datang." 

IRT tersebut mengaku kalau beliau juga lebih merasa nyaman saat melakukan jual beli di e-commerce. Dengan adanya perubahan dari jual beli secara tradisional menjadi secara modern atau online ini, membuat beliau tidak perlu repot untuk keluar rumah.

Hanya tinggal memilih, membayar melalui kartu kredit, dan tinggal menunggu barang sampai di depan pintu. Beberapa aplikasi online yang menurut beliau sangat membantu aktivitas diantaranya Shopee, Tokopedia, dan Gojek.

Mari kita ingat kembali pertanyaan yang belum terjawab "Lalu apakah IRT hanya akan duduk manis sambil nge-scroll WhatsApp saja?" oh, tentu tidak. 

Di sini Ibu rumah tangga tidak hanya menjadi konsumen, banyak pula industri kecil yang dibentuk oleh ibu rumah tangga. Salah satunya yaitu di kecamatan Taman, Sidoarjo ada salah satu tempat produksi kue tradisional seperti apem, kue lumpur, lemper dan berbagai macam roti yang cukup banyak pelanggan. Pemilik usaha tersebut adalah seorang IRT, usahanya dimulai dari tahun 2008. 

Beliau mengaku hanya mempromosikan produknya melalui aplikasi WhatsApp, walaupun produk tidak dipasarkan di e-commerce namun pelanggan tetap hadir dari berbagai wilayah di kabupaten Sidoarjo. Dari usaha rumahan tersebut, dapat membantu perekonomian IRT di sekitarnya.

Diharapkan dengan adanya perubahan menuju ekonomi digital ini dapat meningkatkan perekonomian para ibu rumah tangga tersebut, agar dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Namun, ada tantangan yang harus dihadapi para ibu rumah tangga ini dalam menghadapi ekonomi digital saat ini salah satunya adalah persaingan dalam pasar. 

Jika para ibu rumah tangga tidak mampu berkreasi dan berinovasi dalam beradaptasi, maka dikhawatirkan IRT hanya akan menjadi penonton dalam perubahan ekonomi digital ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun