By : Feby (202413101) & Natasya (202423110)
Namaku Zelly, ingin berbagi pengalaman yang cukup mengerikan dan konyol selama hidupku.
Waktu itu, pukul 15.00 setelah ashar pulang dari sekolah, seperti biasa dia sholat ashar makan dan bersantai dengan HP nya. Aku duduk menikmati secangkir susu hangat sambil di iringi suara hujan yang turun.Â
Billa yang merupakan teman kecilnya mengabari bahwa Hanni pulang dari pesantren dan Billa berencana ingin membuat kejutan kecil. Dia mengajakku untuk datang kerumahnya dan memasak bersama. Aku fikir itu hal yang menyenangkan, jadi sore itu aku pergi ke warung bersama Billa untuk membeli bahan masakan, sebenarnya kita cuma akan makan mie bersama heheh.
Usai belanja, kita sepakat akan kerumah Hani pada bakda isya.Â
Malam itu pun datang, aku pikir karna cuaca cukup sejuk aku memutuskan untuk jalan kaki. Aku ke rumah Billa terlebih dahulu karena rumahnya searah kerumah Hanni. Disitu lah kejanggalan mulai muncul.Â
Kita berjalan melewati kebun pisang karna jalan itu yang paling dekat dengan rumah Hanni. Aku dan Billa sebenarnya sama sama penakut, namun Billa lebih penakut, jadi dia memintaku untuk jalan di sebelah kiri dekat dengan kebun pisang itu. Aku berusaha untuk tenang, hingga aku merasa ada yang sedang mengawasi ku.
Singkat cerita, kita telah selesai bersenang-senang dengan Hanni. Kita masak dan makan mie bersama-sama, berfoto ria hingga bercanda tawa. Pukul 22.00 aku memutuskan mengajak Billa pulang, karena besuk aku ada kegiatan dipagi hari. Sejenak kita lupa akan kebun pisang itu karena suasana hati yang senang. Sampai kita di jalan kebun itu, aku memberanikan diri untuk melihat sekitar.
Aku merasakan hal yang sama waktu kami berangkat tadi. Aku tidak berani bilang ke Billa, takut jika dia panik dia pasti akan lari dan meninggalkan ku. Aku melihat kebun itu sambil berjalan pulang, hingga sesuatu muncul yang membuat ku berhenti sejenak.Â
Ya.. Ada sosok Pocong Hitam bermata merah muncul di balik pohon pisang. Aku sudah merasakan panas dingin ditubuh ku, aku ingin teriak namun hari sudah malam.
 Aku memberanikan diri untuk menatap sosok itu, dia menatapku dengan tajam dan karena aku iseng, aku melototi sosok tersebut berharap dapat hilang dari pandanganku. Namun ternyata tidak, dia semakin mendekat dan sambil menjulurkan lidahnya yang panjang nan merah penuh dengan darah.Â