Kendari, 02 September 2022Â - Per 01 September 2022 harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi resmi turun hampir di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Ada tiga jenis BBM non subsidi yang diturunkan harganya oleh Pertamina, yaitu bensin Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite, dan Pertamina Dex.
Lalu bagaimana kabar Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi? Hingga artikel ini dirilis, menurut beberapa sumber, harga BBM subsidi belum dinaikkan alias tetap stabil. Namun itu tidak menutup kemungkinan harga BBM subsidi tidak dinaiikan.Â
Seperti unggahan terbaru Menteri Sri Mulyani yang menjelaskan terkait apa penyebab dinaikkannya harga BBM subsidi atau pengurangan subsidi BBM antara lain karena tiga faktor yang terjadi diluar perkiraan, yaitu Harga Minyak Indonesia (ICP) melonjak dari yang sebelumnya USD 100/barrel menjadi USD 105/barel, kurs dari Rp 14.450 menjadi Rp 14.700, dan volume konsumsi BBM subsidi meningkat.Â
Beliau mengungkapkan bahwa anggaran susidi dan kompensasi BBM telah dinaikkan tiga kali lipat dari sebelumnya Rp 152,5 T menjadi Rp 502,4 T melalui Perpres 98/2022 dan berpotensi membengkak hingga Rp 698 T apabila subsidi BBM tidak dikurangi.Â
Fakta yang mengejutkan dari unggahan Sri Mulyani tersebut adalah BBM bersubsidi lebih banyak dinikmati oleh golongan masyarakat yang lebih mampu kemudian ini dinilai salah sasaran dan tidak adil.
Selengkapnya:Â https://www.instagram.com/p/Chwz22bpGMM/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi di Papua, beliau mengungkapkan bahwa BBM masih dihitung dengan prinsip kehati-hatian. "BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," ucap Presiden Jokowi di Papua, Kamis, 1 September 2022.
Tidak ada kejelasan mengenai kapan pengumuman harga BBM subsidi akan dinaikkan, namun yang jelas sudah banyak informasi yang mendukung asumsi tersebut.Â
Walaupun harga BBM subsidi belum dinaikkan, masyarakat luas sudah mengira harga BBM subsidi akan naik, tinggal menunggu waktu membuktikannya. Hal ini membuat masyarakat berekspetasi bahwa harga barang-barang dan jasa yang lain akan ikut naik, meskipun harga BBM subsidi belum naik.Â
Bagaimana dampaknya dalam kehidupan jika harga BBM subsidi naik?
Sebagai contoh dalam sektor Rumah Tangga akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi sebagian besar berasal dari konsumsi rumah tangga. Rumah tangga mengambil peran sebanyak 56% dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Â
Apabila harga BBM subsidi dinaikkan maka akan berimbas ke harga barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan pangan, contohnya telur, gula, cabai, dll. Para pelaku rumah tangga akan mengurangi volume pembelian barang-barang kebutuhan jika harga barang-barang kebutuhan rumah tangga naik.Â
Dikutip dari website resmi DPR RI, Suryadi Jaya P. (Anggota Komisi V DPR RI) mengungkapkan, jika harga BBM naik maka akan  memberikan dampak yang luar biasa terhadap konsumsi rumah tangga sehingga harus dibatalkan.
"Keniakan harga BBM akan mengakibatkan kenaikan harga barang kebutuhan masyarakat menjadi tinggi, ini akan sangat memberatkan." ungkap Suryadi di Senayan, Rabu, 31 Agustus 2022.
Selain itu, karena fokus untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka pelaku rumah tangga akan mengurangi konsumsinya pada kebutuhan sekunder dan tersier. Ini akan menurunkan daya beli dan juga berpengaruh kepada industri-industri nantinya jika harga BBM subsidi dinaikkan.
Sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM maka pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial tambahan sebesar Rp 24,17 T kepada masyarakat. Sebanyak Rp 12,4 T akan disalurkan kepada 20,65 juta keluarga penerima manfaat, dibayarkan selama empat kali sebesar Rp 150 ribu. Presiden Jokowi berharap bansos yang pemerintah berikan akan mengurangi beban masyarakat yang dihadapkan pada berbagai kenaikan harga.
Penulis: Febyona Galuh Damayanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H