Larangan berkegiatan di kegiatan di luar rumah dan berbagai fasilitas public berakibat pada menurunnya pendapatan pada rumah makan Padang. Ini dikarenakan banyak yang membatasi diri untuk keluar rumah dan dating ke tempat – tempat umum. Kondisi ini membuat pemilik rumah makan berfikir keras agar bisa bertahan hidup di tengah pandemic Covid-19. Strategi yang dilakukan adalah dengan, paling tidak, 2 cara; yaitu mengelola dengan cermat ketersediaan dan penyimpanan bahan baku dan beralihnya strategi penjualan yang sebelumnya secara offline menjadi secara online. Â
Pembelian makanan dan minuman secara online selama pandemic Covid-19 dirasakan meningkat di seluruh dunia, sehinga badan pengawan obat dan makanan di Negara – Negara eropa dan amerika melakukan pengawan scara ketat proses distribusi makanan yang dilakuakn secara daring itu (Rizou, Galanakis, Aldawoud&Galanakis, 2020)
Setelah diberlakukannya percobaan adaptasi era kenormalan baru. Pemilik rumah makan dibolehkan membuka rumah makan untuk melayani makan di tempat. Perubahan penting dalam system pengolahan makanan dilakukan juga oleh para pemilik rumah makan. Perubahan itu adalah dengan menerapkan standar kesehatan di rumah makan yang dilakukan setiap hari. Hal ini lebih ketat dilakukan daripada sebelum pandemic.
Pemilik rumah makan memperhatikan protocol kesehatan dengan mengatur jarak meja dan kursi sehingga masyarakat yang ingin makan di tempat merasa nyaman. Mereka juga telah menyediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dilengkapi dengan sabun, dan menganjurkan karyawan rumah makan menggunakan masker. Protokol kesehatan ini mengikuti rekomendasi WHO untuk para pemilik usaha kuliner. (WHO, 2020a)
Menurut WHO, cara yang efektif dalam usaha pencegahan Covid-19 adalah dengan menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir atau handsanitizer (WHO, 2020). Penting sekali usaha ini untuk membatasi penularan virus secara local (Qiu, Chne & Shi, 2020
Selain menerapkan 3M (Mencuci tangan, Menggunakan masker dan menjaga jarak), WHO dan Center for disease Controls and Prevention (CDC) juga menganjurkan agar pemilik usaha kuliner, rumah makan dan usaha sejenis untuk melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan secara teratur pada tempat – tempat yang sering disetuh umum. Dengan ini diharapkan memotong mata rantai Covid-19 (Lorraine, Carza & Maddumba, 2020). Cuma sangat disayangkan bahwa belum ditemukan pemilik rumah makan Padang di Kecamatan Walantaka, Kota Serang yang  melakukannya.
Pada masa wabah pandemic covid-19 dan era kenormalan baru, perhatian terhadap keamanan pangan dilakukan bukan hanya konsumen tetapi sekarang juga menjadi perhatian pemilik rumah makan. Para pemilik rumah makan menjadi lebih berhati-hati dalam pengolahan makanan dan minuman yang akan disajikan atau dijual.
Food and Drug Administration (FDA/Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) sangat menganjurkan penggunaan masker dan sarung tangan sekali pakai untuk menjaga kualitas dan keamanan makanan, juga untuk menghindari adanya kontak secara langsung dengan makanan siap saji. (U.S. Food & Drug Administration, 2020). Ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat.
Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa pemiliki rumah makan berusaha menerapkan standar kemananan makanan dengan lebih ketat pada makanan yang dibeli secara online. Pemilik rumah makanan menyiapkan makanan dengan wadah khusus untuk membungkus makanan dan minuman dengan baik dan rapi. Wadah dan kemasan sekali pakai sebaiknya digunakan untuk menghindari adanya kontaminasi virus terhadap makanan. Jasa pengantaran (delivery) pun harus menerapkan protocol kesehatan dengan baik dengan menjaga jarak fisik saat mengambil dan mengantar makanan. (WHO, 2020a).
Pada masa wabah pandemic covid-19 ini para pemilki rumah makan berusaha mencari berbagai cara untuk bisa tetap bertahan. Tidak sedikit di antara mereka yang tidak siap dengan kondisi yang terjadi saat ini. Tetapi tetap ada sejumlah pemilik rumah makan yang sudah berusaha menerapkan berbagai strategi namun tetap belum mampu memilki nilai positif dalam mempertahankan pendapatannya. Meskipun ada beberapa yang berhasil meningkatkan pendapatannya di tengan pemilik usaha rumah makan yang lain justru mengalami penurunan pendapatan.
Pada dasarnya para pemilik rumah makan tersebut mampu meningkatkan pendapatanya pada saat pandemic Covid-19 ini dengan melakukan strategi yang relative sama; melakukan penjualan secara online, memberi diskon, melakukan promosi dengan mdia social dan memberikan penawaran paket harga yang menarik dan strategi marketing umum yang dilakukan oelh pelaku usaha lain pada masa pandemic maupun sebelum pandemic.