Mohon tunggu...
Anisa Febrianti
Anisa Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Saya adalah mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah yang memiliki ketertarikan di bidang menulis artikel.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memuliakan Anak Yatim

1 November 2024   22:55 Diperbarui: 1 November 2024   23:08 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: freepik.com

“Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang". [QS Ad-Duha: 9]

Pada firman tersebut Allah dengan jelas melarang umat Islam untuk memperlakukan anak yatim dengan kasar atau sewenang-wenang. Ini menegaskan pentingnya kedudukan anak yatim dalam Islam dan menjadikan perawatan mereka sebagai kewajiban moral serta agama bagi umat.

Definisi Anak Yatim Menurut Islam

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia anak yatim adalah anak yang berada pada kondisi tidak memiliki ibu atau ayah lagi karena ditinggal meninggal. Definisi yatim berbeda dengan piatu yang memiliki arti tidak memiliki Ibu dan ayah lagi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2024).\

Menurut Ibnu Sikkith dalam menyebutkan bahwa kata yatim adalah sebutan untuk manusia karena ayahnya telah meninggal, sedangkan untuk hewan sebutan tersebut digunakan untuk yang kehilangan ibunya. (Manzur, 2006)

Aspek Sosial dan Psikologis dari Memuliakan Anak Yatim

Dalam Islam, kepedulian terhadap anak yatim diperingati melalui beberapa ayat Al-Qur'an seperti Surah Al-Ma’un yang mengkritik orang-orang yang menghardik atau tidak memberi bantuan kepada mereka. Masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan mendukung bagi anak yatim, termasuk memberikan dukungan pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial kuat dapat meningkatkan kesejahteraan subjektif anak yatim, membuat mereka merasa diterima dan dicintai di masyarakat. (Dodik, 2018) 

Secara psikologis, kehilangan orang tua dapat menyebabkan trauma yang mendalam bagi anak-anak. Anak yatim sering mengalami perasaan kehilangan, ketidakpastian, dan kurangnya dukungan emosional yang diperlukan untuk perkembangan mereka. Hadis Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa beliau dan orang yang menyantuni anak yatim akan berada dekat di surga, menekankan betapa besar pahala bagi mereka yang peduli terhadap anak yatim. (Dodik, 2018)

Anak yatim layak mendapatkan dukungan sosial yang berfungsi sebagai buffer terhadap masalah emosi dan sosial mereka. Dukungan ini bisa bersumber dari keluarga, teman, guru, dan pengasuh. Dukungan sosial berperan dalam memberikan pengaruh positif dan meningkatkan kesejahteraan emosi. (Caserta, 2017)

Bentuk-bentuk Implementasi Memuliakan Anak Yatim

Berikut beberapa bentuk implementasi dalam memuliakan anak yatim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun