Mohon tunggu...
Febry Arfiana
Febry Arfiana Mohon Tunggu... Foto/Videografer - mahasiswa manajemen universitas wahid hasyim semarang

Sebaik-baiknya masnusia adalah manusia yang Bermanfaat TERIMAKASIHHH

Selanjutnya

Tutup

Money

Analisis Kondisi Kepemimpinan terhadap UMKM di Kabupeten Jepara di Pengusaha HR Muble

18 Juni 2022   15:51 Diperbarui: 21 Juni 2022   14:56 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kondisi tempat produksi Hr Meuble

Di daerah Jepara merupakan salah satu produksi khas mebel yang terkenal akan kerajinan dan ukir kayu yang sudah mendunia, mayoritas mata pencaharian masyarakat Jepara adalah dari industri mebel kayu. Ada berbagai bentuk mebel di Jepara, mulai dari produk-produk handy craft yangberukuran kecil sampai produk gazebo yang berukuran besar di produksi Jepara.

Dari kondisi yang ada dijepara merupakan sentranya mebel diindonesia disitu hampir semua penduduknya bergantung pada pekerjaan dibidang mebel, tetapi tidak semua pengusahan sukses dalam bisnisnya. Dilihat dari teori path goal UMKM Mebule ini sudah banyak dipraktikkan namun kurang dalam implementasi pada kepemimpinan HR Meuble, dan dilihat juga pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja belum diterapkan pada HR Meuble.  

Konsep yang digunakan berbasis kepemimpinan (leadership) yang menyarankan bahwa tugas dari pemimpin adalah untuk menyediakan informasi, dukungan atau sumber daya lainnya bagi para pengikutnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Terdapat dua faktor situasional yang diidentifikasikan kedalam model teori path goal yaitu : personal characteristic of subordinate and environmental pressures and demand (Gibson, 2002)

  1. Karakteristik Bawahan (Personal Characteristic of Subordinate)

Karakteristik bawahan mencakup beberapa hal, yakni:

  • Letak Kendali (Locus of Control)

Hal ini berkaitan dengan keyakinan individu berkaitan dengan penentuan hasil. Individu yang memiliki letak kendali pada internal meyakini bahwa hasil (reward) yang mereka dapatkan berdasarkan pada usaha yang mereka lakukan sendiri. Sedangkan mereka yang cenderung letak kendali eksternal meyakini bahwa hasil yang mereka peroleh dikendalikan oleh kekuatan diluar kontrol pribadi mereka.

  • Kesediaan Menerima Pengaruh (Authoritarianism)

Kesediaan seseorang untuk menerima pengaruh dari orang lain, yang dalam hal ini dirasakan oleh bawahan kepada pemimpinnya. Bawahan dengan tingkat authoritarianism tinggi cenderung merespon gaya kepemimpinan yang direktif, sedangkan bawahan dengan tingkat authoritarianism rendah cenderung memilih gaya kepemimpinan partisipatif.

  • Kemampuan (Abilities)

Kemampuan dan pengalaman bawahan akan memengaruhi keberhasilan mereka dalam bekerja bersama pemimpin yang berorientasi prestasi (achievement oriented). Pemimpin yang berorientasi prestasi berarti telah menentukan tantangan sasaran yang hendak dicapai dan mengharapkan prestasi yang tinggi dari bawahannya, atau pemimpin yang suportif dimana lebih suka memberi dorongan dan mengarahkan mereka. Bawahan yang mempunyai kemampuan yang tinggi cenderung memilih gaya kepemimpinan achievement oriented, sebaliknya bawahan yang mempunyai kemampuan rendah cenderung memilih pemimpin yang suportif.

2. Karakteristik Lingkungan (Environmental Pressures and Demand)

Pada faktor situasional ini, teori path goal menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan menjadi faktor motivasi terhadap para bawahan, jika :

  • Perilaku tersebut akan memuaskan kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan    tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan kerja.
  • Perilaku tersebut merupakan komplemen dari sekitar lingkungan para bawahan yang diberikan kesempatan dalam pemberian latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan untuk dapat mengidentifikasikan pelaksanaan kerja.

Karakteristik lingkungan terdiri dari tiga hal yaitu:

  • Struktur tugas

Struktur kerja yang tinggi akan mengurangi kebutuhan kepemimpinan yang pengarah.

  • Wewenang formal

Kepemimpinan yang pengarah akan lebih berhasil dibandingkan dengan partisipatif bagi organisasi dengan struktur wewenang formal yang tinggi.

  • Kelompok Kerja

Kelompok kerja dengan tingkat kerjasama yang tinggi masih kurang dalam membutuhkan kepemimpinan suportif.

Jadi kesimpunya HR meubel adalah suatu tempat yang menyediakan berbagai bentuk ukiran dan furniture dari bahan baku kayu yang dibuat menjadi bentuk-bentuk yang unik. Akan tetapi, banyak perusahaan meuble yang dulunya banyak memproduksi sekarang mulai lambat laut terlihat sepi dalam pembuatan, sehingga pemimpin kurang memperhatikan keadaan karyawannya akan gaji yang diberi. Hal itu terjadi karena:

  1. Kurang diperhatikan dalam kondisi pembuatan furniture
  2. Kurangnya perusahaan dalam berinovasi
  3. kurangnya ketepatan waktu dalam pembuatan pemesanan
  4. Kurangnya pemimpin dalam pemberian rewead pada karyawan
  5. Kurangnya pemimpin dalam pembuatan aturan disiplin kerja karyawan.
  6. Kurangnya pemimpin dalam kepuasan karyawan yang menyebabkan karyawan kurang bersemangat dalam bekerja. Kondisi itulah yang menjadi permasalah dalam perusahaan HR meuble

Alasan perusahaan harus memperhatikan tingkat kepuasan kerja karyawan karena hal ini berdampak kepada produktivitas kerja karyawan tersebut. Kegagalan perusahaan dalam menjaga tingkat kepuasan kerja karyawannya akan berdampak buruk terhadap perusahaan, seperti pengabaian yang sering ditunjukkan dengan melakukan kegiatan undisipliner secara berulang, menurunnya tingkat kesetiaan terhadap perusahaan,hingga berakibat kepada tingkat perputaran karyawan yang tinggi.

Berdasarkan topik pembahasan yang kami angkat sebagai study kasus, kami mendapatkan beberapa implikasi, diantaranya :

  1. Pada Manajeme kepemimpinan HR mebel sangat berpengaruh besar di dalamnya, seharusnya pemimpin melakukan pengembangan karyawan secara teratur hal ini bertujuan agar karyawan lebih meninggkatkan motivasi kerja karyawan
  2. Pengusaha harus memperhatikan dan menerapkan dasar-dasar kinerja antara lain menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan, mendengarkan masukan karyawan memberikan honor karyawan dengan tepat waktu dan memberikan asas timbal balik. Hal itu perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan
  3. Pengusaha sebaiknya meningkatkan fasilitas kinerja yang ada terutama pada perawatan alat-alat sehingga karyawan untuk bekerja tinggal memakai. Peningkatan ini di harapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
  4. Kurangnya hubungan baik pemimpin dan karyawan di HR meuble yang menyebabkan pengusaha kadang tidak memenuhi tagetnya sehingga usaha itu sendiri tidak mengalami kemajuan

Pada analisis ini menyimpulkan bahwa pemimpin dengan karyawan mempengaruhi kinerja karyawan, oleh sebab itu atasan harus menjalin hubungan baik dengan karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang sesuai harapan dengan pengusaha

Saran

Dari Path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif akan memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins dan Judge, 2015).

Maka pemimpin harus bisa bersikap professional terhadap karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti gaji yang diterima, hubungan pegawai dengan lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, dan mutu pengawasan. Sehingga perusahaan yang dijalankan bisa bertahan dan lebih maju dari sebelum-sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun