Industri mebel merupakan perusahan industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, dan bahan baku lainnya. Kebutuhan  produk-produk dari industri mebel semakin meningkat karena sektor industri memberikan desain interior yang memiliki nilai artistik yang dapat memberikan kenyamanan sehingga dapat menunjang berbagai aktifitas. Sehingga, industri mebel atau furniture harus mampu dalam bersaing baik lokal maupun internasional dari segi harga dan kualitas. Akan tetapi Industri harus bisa dan siap bersaing dengan industri lokal terlebih dulu sebelum mencakup kalangan  internasional.
Pengrajin mebel termasuk dalam kategori UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Â adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro. UMKM memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian bangsa indonesia. UMKM juga sebagai salah satu usaha mikro yang mendorong terciptanya lapangan kerja baru yang dapat mengurangi jumlah pengangguran di indonesia. UMKM juga berperan penting dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisis moneter dimana pada saat itu perusahaan industri besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.
Pengrajin mebel adalah suatu tempat yang menyediakan berbagai bentuk ukiran dan furniture dari bahan baku kayu yang dibuat menjadi bentuk-bentuk yang unik. Di UMKM ini kita bisa memesan furniture sesuai keinginan sehingga bisa membuat konsumen puas akan furniture yang dinginkan. Sehingga dari pihak pengrajin harus bisa sekreatif mungkin dalam pembuatan furniture, karena furniture banyak dicari orang dari segi keunikan. Maka pemimpin harus bisa bersikap professional terhadap karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek seperti gaji yang diterima, hubungan pegawai dengan lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, dan mutu pengawasan.
Untuk itu, kami tertarik untuk mengulas lebih lanjut terkait pengaruh kepuasa kerja  pada HR meuble yang bisa mempengaruhi kinerja karyawan. Apakah pemimpin di meuble itu sudah sesuai dengan hubungan pekerjaan yang melibatkan aspek-aspek pada memberikan gaji karyawan? Hal tersebut akan kami kaitkan dengan beberapa sub bab mata kuliah perilaku organisasi yaitu kepemimpinan.
Pada dasarnya setiap perusahan mempunyai perbedaan dalam sebuah bisnis. Dari segi bentuk serta perilaku pemimpin dengan karyawan yang membuat kenyamanan dalam bekerja. Untuk itu pemimpin harus memiliki strategi dalam perencanan suatu sistem kerja agar kepuasan kerja karyawan bisa berjalan sesuai keinginan. Karena setiap perusahan ke keperusahaan lain pasti memiliki perbedaan dalam kepemimpinan sehingga pada perusahan meuble dituntut untuk membuat rencana dalam program kerja.
Meuble adalah industry bahan kayu yang dimiliki oleh perseorangan maupun perusahan besar. Dari segi sisi perusahan meuble memiliki kelemahan seperti kurangnya karyawan dalam berkreativitas, kurangnya ketepatan waktu dalam pembuatan pemesanan, kurangnya pemimpin mengkoordisasi dalam pembuatan furneture, kurangnya pemimpin dalam pemberian rewead pada karyawan, kurangnya pemimpin dalam pembuatan aturan disiplin kerja karyawan, kurangnya pemimpin dalam kepuasan karyawan yang menyebabkan karyawan kurang bersemangat dalam bekerja. Kondisi itulah yang menjadi permasalah dalam perusahaan HR meuble.
Teori Path Goal
Teori Path Goal adalah sebuah bentuk kepemimpinan yang dikembangkan oleh Robert House, yang menentukan elemen-elemen penelitian Ohio State University tentang kepemimpinan pada initiating structure dan consideration serta teori pengharapan motivasi.
Path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif akan memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins dan Judge, 2015).
House dan Mitchell (1974) dalam Gibson (2002) teori jalur path goal ini merumuskan perhatian pada cara pemimpin memengaruhi persepsi pengikut tentang tujuan pekerjaan, tujuan pengembangan diri dan jalan mencapai tujuan. Sedangkan menurut Robbins dan Judge (2015) hakikat teori ini adalah bahwa tugas pemimpin mampu membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan dan untuk memberikan pengarahan mana yang ingin membutuhkan dukungan guna mencapai tujuan organisasi.
House dan Mitchell dalam Yukl (2015) menjelaskan karakteristik gaya kepemimpinan ini sebagai berikut:
- Kepemimpinan Pengarah (Directive Leadership)
Memberikan informasi  kepada bawahan tentang apa yang diharapkan dari mereka dalam menentukan tugas-tugas, serta memberikan bimbingan tertentu kepada mereka tentang apa dan bagaimana seharusnya tugas itu dikerjakan, menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Â Kepemimpinan Pendukung (Supportive Leadership)
Pemimpin dengan sikap ramah, dapat ditemui, membuat pekerjaan menjadi menyenangkan bagi bawahan, dan memberikan perhatian terhadap kebutuhan serta kesejahteraan bawahan.
3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership)
Berkonsultasi dengan bagian bawahan dan mempertimbangkan opini serta usulan mereka. Pemimpin menggunakan saran yang diberikan oleh bawahan sebelum mengambil keputusan.
4. Â Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement Oriented Leadership)
Menetapkan beberapa  sasaran yang menantang dengan harapan bawahan mampu menjalankan tugas-tugas mereka dengan kemampuan yang tinggi dan hasil yang baik. Pemimpin harus menunjukkan tingkat keyakinan tinggi, bahwa bawahan bisa dan mampu dalam pembentukan dan pencapaian tujuan yang menantang.
Studi kasus pada UMKM HR meuble
Di daerah Jepara merupakan salah satu produksi khas mebel yang terkenal akan kerajinan dan ukir kayu yang sudah mendunia, mayoritas mata pencaharian masyarakat Jepara adalah dari industri mebel kayu. Ada berbagai bentuk mebel di Jepara, mulai dari produk-produk handy craft yangberukuran kecil sampai produk gazebo yang berukuran besar di produksi Jepara.
Dari kondisi yang ada dijepara merupakan sentranya mebel diindonesia disitu hampir semua penduduknya bergantung pada pekerjaan dibidang mebel, tetapi tidak semua pengusahan sukses dalam bisnisnya. Dilihat dari teori path goal UMKM Mebule ini sudah banyak dipraktikkan namun kurang dalam implementasi pada kepemimpinan HR Meuble, dan dilihat juga pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja belum diterapkan pada HR Meuble. Â
Konsep yang digunakan berbasis kepemimpinan (leadership) yang menyarankan bahwa tugas dari pemimpin adalah untuk menyediakan informasi, dukungan atau sumber daya lainnya bagi para pengikutnya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Terdapat dua faktor situasional yang diidentifikasikan kedalam model teori path goal yaitu : personal characteristic of subordinate and environmental pressures and demand (Gibson, 2002)
- Karakteristik Bawahan (Personal Characteristic of Subordinate)
Karakteristik bawahan mencakup beberapa hal, yakni:
- Letak Kendali (Locus of Control)
Hal ini berkaitan dengan keyakinan individu berkaitan dengan penentuan hasil. Individu yang memiliki letak kendali pada internal meyakini bahwa hasil (reward) yang mereka dapatkan berdasarkan pada usaha yang mereka lakukan sendiri. Sedangkan mereka yang cenderung letak kendali eksternal meyakini bahwa hasil yang mereka peroleh dikendalikan oleh kekuatan diluar kontrol pribadi mereka.
- Kesediaan Menerima Pengaruh (Authoritarianism)
Kesediaan seseorang untuk menerima pengaruh dari orang lain, yang dalam hal ini dirasakan oleh bawahan kepada pemimpinnya. Bawahan dengan tingkat authoritarianism tinggi cenderung merespon gaya kepemimpinan yang direktif, sedangkan bawahan dengan tingkat authoritarianism rendah cenderung memilih gaya kepemimpinan partisipatif.
- Kemampuan (Abilities)
Kemampuan dan pengalaman bawahan akan memengaruhi keberhasilan mereka dalam bekerja bersama pemimpin yang berorientasi prestasi (achievement oriented). Pemimpin yang berorientasi prestasi berarti telah menentukan tantangan sasaran yang hendak dicapai dan mengharapkan prestasi yang tinggi dari bawahannya, atau pemimpin yang suportif dimana lebih suka memberi dorongan dan mengarahkan mereka. Bawahan yang mempunyai kemampuan yang tinggi cenderung memilih gaya kepemimpinan achievement oriented, sebaliknya bawahan yang mempunyai kemampuan rendah cenderung memilih pemimpin yang suportif.
2. Karakteristik Lingkungan (Environmental Pressures and Demand)
Pada faktor situasional ini, teori path goal menyatakan bahwa perilaku pemimpin akan menjadi faktor motivasi terhadap para bawahan, jika :
- Perilaku tersebut akan memuaskan kebutuhan bawahan sehingga memungkinkan   tercapainya efektivitas dalam pelaksanaan kerja.
- Perilaku tersebut merupakan komplemen dari sekitar lingkungan para bawahan yang diberikan kesempatan dalam pemberian latihan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan untuk dapat mengidentifikasikan pelaksanaan kerja.
Karakteristik lingkungan terdiri dari tiga hal yaitu:
- Struktur tugas
Struktur kerja yang tinggi akan mengurangi kebutuhan kepemimpinan yang pengarah.
- Wewenang formal
Kepemimpinan yang pengarah akan lebih berhasil dibandingkan dengan partisipatif bagi organisasi dengan struktur wewenang formal yang tinggi.
- Kelompok Kerja
Kelompok kerja dengan tingkat kerjasama yang tinggi masih kurang dalam membutuhkan kepemimpinan suportif.
Jadi kesimpunya HR meubel adalah suatu tempat yang menyediakan berbagai bentuk ukiran dan furniture dari bahan baku kayu yang dibuat menjadi bentuk-bentuk yang unik. Akan tetapi, banyak perusahaan meuble yang dulunya banyak memproduksi sekarang mulai lambat laut terlihat sepi dalam pembuatan, sehingga pemimpin kurang memperhatikan keadaan karyawannya akan gaji yang diberi. Hal itu terjadi karena:
- Kurang diperhatikan dalam kondisi pembuatan furniture
- Kurangnya perusahaan dalam berinovasi
- kurangnya ketepatan waktu dalam pembuatan pemesanan
- Kurangnya pemimpin dalam pemberian rewead pada karyawan
- Kurangnya pemimpin dalam pembuatan aturan disiplin kerja karyawan.
- Kurangnya pemimpin dalam kepuasan karyawan yang menyebabkan karyawan kurang bersemangat dalam bekerja. Kondisi itulah yang menjadi permasalah dalam perusahaan HR meuble
Alasan perusahaan harus memperhatikan tingkat kepuasan kerja karyawan karena hal ini berdampak kepada produktivitas kerja karyawan tersebut. Kegagalan perusahaan dalam menjaga tingkat kepuasan kerja karyawannya akan berdampak buruk terhadap perusahaan, seperti pengabaian yang sering ditunjukkan dengan melakukan kegiatan undisipliner secara berulang, menurunnya tingkat kesetiaan terhadap perusahaan,hingga berakibat kepada tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Berdasarkan topik pembahasan yang kami angkat sebagai study kasus, kami mendapatkan beberapa implikasi, diantaranya :
- Pada Manajeme kepemimpinan HR mebel sangat berpengaruh besar di dalamnya, seharusnya pemimpin melakukan pengembangan karyawan secara teratur hal ini bertujuan agar karyawan lebih meninggkatkan motivasi kerja karyawan
- Pengusaha harus memperhatikan dan menerapkan dasar-dasar kinerja antara lain menjalin komunikasi yang baik dengan karyawan, mendengarkan masukan karyawan memberikan honor karyawan dengan tepat waktu dan memberikan asas timbal balik. Hal itu perlu dilakukan agar dapat meningkatkan kinerja karyawan
- Pengusaha sebaiknya meningkatkan fasilitas kinerja yang ada terutama pada perawatan alat-alat sehingga karyawan untuk bekerja tinggal memakai. Peningkatan ini di harapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
- Kurangnya hubungan baik pemimpin dan karyawan di HR meuble yang menyebabkan pengusaha kadang tidak memenuhi tagetnya sehingga usaha itu sendiri tidak mengalami kemajuan
Pada analisis ini menyimpulkan bahwa pemimpin dengan karyawan mempengaruhi kinerja karyawan, oleh sebab itu atasan harus menjalin hubungan baik dengan karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang sesuai harapan dengan pengusaha
Saran
Dari Path goal ini datang dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif akan memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka dan menciptakan penelusuran disepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan dan pitfalls (Robbins dan Judge, 2015).
Maka pemimpin harus bisa bersikap professional terhadap karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti gaji yang diterima, hubungan pegawai dengan lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, dan mutu pengawasan. Sehingga perusahaan yang dijalankan bisa bertahan dan lebih maju dari sebelum-sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Agung Sabekti. 2020. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Path Goal Terhadap Komitmen Organisasi dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening ( Studi pada PDAM TIRTA DHAHA KOTA KEDIRI),Skripsi. Malang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
NAMA PENULIS
- Ni'matul A'inah  20101011027
- Febry Arfiana    20101011100
MANAJEMEN A1Â
FAKULTAS EKONOMI Â
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
Â
LAMPIRAN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI