Harga daging ayam kampung masih lebih tinggi dibandingkan harga daging sapi. Harga daging sapi hanya Rp 120 ribu per kilogram. “Harga daging sapi saja cuma Rp 120 ribu per kilogram. Itu daging utuh. Ini (ayam kampung) kan ada bulu, ada kaki, ada tulang, ada kepala, dan ada jeoran. Ini tidak terpakai semua. Harga ternak yang paling mahal adalah ternak ayam kampung,” tutur Ade.
Mental Kuat
Sebelum memulai bisnis di peternakan ayam kampung, alangkah baiknya untuk memahami gambaran besar di usaha ayam kampung. Penting diketahui bahwa usaha ini sangat berisiko karena memelihara makhluk hidup. Setia yang bernyawa pasti berpotensi mati. Dan matinya tidak tahu kapan dan bagaimana. Namun, tidak perlu terlalu khawatir akan kematian pada ayam jika aspek biosecuriti dalam pemeliharan dipenuhi.
Menurut Ade, paling tidak ada lima hal yang perlu disiapkan dalam memulai bisnis ayam kampung. Kelima hal tersebut adalah mental, lahan, kandang, peralatan, dan modal produksi. Modal produksi artinya biaya bibit, pakan, tenaga kerja, dsb.. Dari semuanya itu, kata Ade, menyiapkan mental menjadi yang paling pertama harus disiapkan. “Kebanyakan orang bisa menyiapkan lahan, kandang, peralatan, dan modal produksi. Tapi tidak siap dengan mental,” tambahnya.
Dunia bisnis memang penuh dengan risiko. Tetapi bukan berarti risiko tersebut tidak bisa dihindari atau diminimalisasi. Adanya kematian pada ternak ayam misalnya, ini bisa menandakan ada manajemen pemeliharaan yang tidak beres. Barangkali peternak lalai memberikan vaksin secara rutin. Atau bisa juga peternak satu anak kandang tidak meningkatkan sistem biosecuriti di saat musim penyakit.
Dalam mencari lahan, pastikan lokasinya jauh dari permukiman penduduk. Hindari lokasi kandang dekat permukiman karena selain melanggar peraturan juga dapat menimbulkan penyakit bagi manusia dan ternak itu sendiri. Selain jauh dari permukiman penduduk, lokasi kandang tidak terlalu jauh dari pasar atau konsumen agar tidak terlalu memakan ongkos pengangkutan.
Kandang
Luas kandang tergantung dari kapasitas atau jumlah ternak yang dibudidayakan. Kapasitas akan menentukan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan kandang. Jika ingin memelihara sebanyak 1.000 ekor, maka luas bangunan kandang adalah 90 meter persegi. Untuk 2.000 ekor, luasnya 180 meter persegi. Sederhananya, 1 meter persegi bisa menampung 12 ekor ayam. Dengan kapasitas 1.000 ekor, biaya pembuatan kandang berkisar Rp25 juta.
Penting diketahui bahwa bangunan kandang bukanlah aset properti sebagaimana perumahan. Kandang adalah aset yang pasti susut atau hancur, paling lama bisa bertahana 5-6 tahun. Biaya susut bangunan kandang dapat dibagi 5 tahun dari modal biaya kandang. Misalnya biaya bangunan kandang Rp 25 juta, setahun biayanya adalah Rp 5 juta.