Mohon tunggu...
Febriyan Lukito
Febriyan Lukito Mohon Tunggu... Freelancer - An Ordinary Life in Extraordinary World

Seorang blogger Indonesia yang mulai jatuh cinta pada dunia blogging dua tahun terakhir. Dan kemudian jatuh cinta lagi pada dunia digital marketing yang kompleks. Hanya berusaha sharing, caring dan inspiring others melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sial

24 November 2011   00:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tik tok tik tok .... Tulisan yang biasa digunakan untuk menyuarakan jam dalam bentuk kata, bahkan digunakan secara internasional. Aku sendiri jarang sekali menggunakannya. Baru kali ini aku menggunakannya dan masih merasa kurang sreg.

Tapi aku masih belum menemukan kata-kata yang dapat menggambarkannya. Walau sekarang terdengar jelas di telingaku detik demi detik berlalu. Sungguh, kalau kata orang-orang, menunggu itu melelahkan, bagiku, menunggu itu menyebalkan! Sangad!

Ya. Menyebalkan. Membuat mood yang tadinya baik-baik saja bisa berubah 180 derajat jadi sangat buruk. Dan itu yang sedang kualami. Menunggu.

Sudah 5 menit aku di sini, menanti seseorang yang katanya membawa berita penting bagiku. Entah apa yang dianggapnya berita penting itu hingga tak dapat dikatakan via telepon tadi.

Handphoneku kembali bergetar dan kulihat sebuah tanda sms masuk. Kubuka sms itu dan ternyata dari orang 'penting' itu.

'Maaf. Terjebak macet. Tapi sudah dekat. 5 menit lagi aku sampai.' Tulisnya di sms itu. Arrrrgh. Seperti mau meledak kepalaku saat selesai membaca sms itu. 5 menit lagi???? Aku pun tak membalas smsnya.

Segera setelah kuletakkan handphoneku, aku menyeruput segelas es kopyor durian yang sudah kupesan tadi. Manis. Terlalu manis. Dan duriannya tidak berasa. Arrrrgh. Semakin kesal rasanya aku.

Rasanya seluruh dunia saat ini sedang bersekongkol untuk mengerjai aku. Kesal. Benar-benar kesal. Aku pun mengambil majalah di meja dan mulai membolak-baliknya untuk yang entah sudah ke berapa kalinya aku membolak-baliknya.

Tiba-tiba...

'Kak, kakak bernama Ayu Diah Kusumawardani?' Tanya seorang anak kecil di sampingku, yang tidak kuketahui darimana datangnya.

Aku menganggukkan kepalaku. Segera setelah melihat aku menganggukkan kepala, anak itu memberikan setangkai mawar putih kepadaku. Disusul oleh anak-anak lainnya yang tidak aku ketahui darimana asalnya. Barisan anak itu sepertinya tak pernah berhenti memberikan bunga, sampai kemudian yang aku lihat adalah sebuah kotak berwarna merah dengan bentuk hati disodorkan ke wajahku.

Saat itu aku sedang menunduk mengagumi mawar putih yang memang menjadi kesukaanku. Melihat mawar itu, entah kenapa semua kekesalanku menghilang. Aku langsung mengangkat wajahku dan di sana kulihat wajahnya. Orang yang tadi sms ke aku.

Dia tersenyum sambil tetap mengulurkan kotak merah itu.

'Terima dan buka.' Ujarnya. Aku pun menerima kotak itu dan membukanya. Sepasang cincin emas polos tanpa hiasan di atasnya tapi dengan ukiran di dalamnya AD & DA. Orang itu berlutut di hadapanku dan mengulurkan tangannya mengambil sebuah cincin yang berukuran lebih kecil.

'Ayu Diah Kusumawardani, maukah kau menikah denganku?' Tanyanya sambil mengarahkan cincin itu ke jari manisku.

Aku menganggukkan kepalaku. Dan orang itu, Dimas Ardianto mengarahkan cincin itu ke jari manis kananku saat kudengar suara alarm layaknya alarm kebakaran berbunyi dengan nyaring. Dan aku pun terbangun dari mimpiku. 'Siaaaaaalllll!'

Ryan

041111 1347

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun