Namun dengan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini pendidikan karakter semakin sulit untuk ditanamkan pada siswa, oleh karena itu pendidikan karakter sangat penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah mengingat semakin maju siswa pendidikan karakter, semakin banyak siswa yang mengikuti perilaku buruk. Yang berasal dari komunikasi luas, web, dan media berbasis web. Permainan, terutama saat ini latihan belajar menggunakan internet semakin mempengaruhi instruksi siswa. Pasca pandemi virus corona, pembelajaran karakter siswa tidak dapat dicek langsung oleh pengajar sehingga pelatihan siswa yang telah ditanamkan di sekolah-sekolah semakin berkurang, terkait hubungannya dengan proses pembelajaran berbasis digital juga mempengaruhi siswa yang lugas, terkendali, mentalitas bebas, dan mampu dalam minat belajar latihan seperti halnya dalam mengurus tugas, oleh karena itu orang tua berperan penting dalam membentuk pembelajaran karakter siswa selama pandemi, orang tua membantu anak-anaknya melakukan latihan belajar, selama latihan belajar orang tua melaporkan latihan anak-anak mereka kepada wali kelas (Awulloh and Latifah 2021).
Pendidikan karakter di lingkungan rumah atau keluarga masih belum ideal. Beberapa orang tua masih belum optimal mengontrol akan pentingnya pembentukan karakter. Padahal pendidikan karakter di lingkungan keluarga sangatlah baik dan memiliki peran dan kedudukan yang kuat dalam pembentukan karakter anak (Purandina 2020). Pendidikan karakter semacam ini memang harus familiar, mengenal dengan kegiatan sehari-hari yang dilakukan dalam bentuk perilaku keluarga sehari-hari, seperti berbicara sopan, bertingkah laku baik, menjaga lingkungan, menjaga ketertiban, dll. Pada dasarnya hal ini harus diikutsertakan dalam setiap aktivitas keluarga dalam kehidupan sehari-hari (Yoga Purandina and Astra Winaya 2020).
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomor 7 Tahun 1960.
Ada beberapa tugas dari BPS (Badan Pusat Statistik) yaitu:
1. Badan Pusat Statistik yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disingkat BPS adalah Lembaga Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
2. BPS mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan statistik dasar, melaksanakan koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Berikut data survei pengguna gadget di Indonesia dari tahun 2021-2022:
Menurut data BPS dari hasil pendataan Survei Susenas 2022, 66,48 persen penduduk Indonesia telah mengakses internet di tahun 2022 dan 62,10 persen di tahun 2021. Tingginya penggunaan internet ini mencerminkan iklim keterbukaan informasi dan penerimaan masyarakat terhadap perkembangan teknologi dan perubahan menuju masyarakat informasi. Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia tidak terlepas dari pesatnya perkembangan telepon seluler. Pada tahun 2022 tercatat 67,88 persen penduduk di Indonesia telah memiliki telepon Seluler. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2021 yang mencapai 65,87 persen.
Dikutip dari blog resmi Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa peningkatan pengguna gadget di Indonesia di tahun 2021 mencapai 65,87 persen, meningkat di tahun 2022 mencapai 67,88 persen.
KESIMPULAN
Dalam era serba digital ini, generasi muda memiliki akses yang mudah dan cepat ke berbagai informasi dan pengetahuan. Namun, tanpa bimbingan dan pendidikan yang tepat, mereka bisa terjebak dalam informasi yang salah atau menyesatkan. Pendidikan Pancasila menjadi sangat penting dalam konteks ini. Pancasila, sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, dapat memberikan bimbingan moral dan etika bagi generasi muda. Melalui pendidikan Pancasila, mereka dapat memahami dan menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi di dunia nyata maupun di dunia digital. Selain itu, pendidikan Pancasila juga dapat membantu generasi muda untuk lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi. Dengan pemahaman yang baik tentang Pancasila, mereka dapat menilai apakah suatu informasi atau pandangan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau tidak. Dengan demikian, pendidikan Pancasila sangat penting untuk membekali generasi muda di era digital ini. Pendidikan ini tidak hanya membantu mereka untuk menjadi warga negara yang baik, tetapi juga membantu mereka untuk menjadi pengguna teknologi digital yang bijaksana dan bertanggung jawab.