Mohon tunggu...
febri prasetyo
febri prasetyo Mohon Tunggu... -

Seorang guru yang masih terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menangkal Hoaks dengan Jurus Metilmiah

8 November 2017   10:13 Diperbarui: 8 November 2017   14:01 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga para penggiat ilmu alam harus selalu memiliki minat yang tinggi untuk selalu menggali informasi ilmiah. Tidak puas terhadap pencapaian ilmu alam saat ini. Dan selalu muncul semangat untuk selalu dalam membuktikan kebenaran dari fakta-fakta alam yang sudah dikemukakan oleh para pendahulu.

Sikap untuk percaya setelah membuktikan sendiri dengan percobaan ilmiah merupakan bagian dari karakter yang dihasilkan dari kebiasaan melakukan metilmiah dalam menuntaskan suatu permasalahan. Karena sangat mungkin apa yang dipikirkan dan dibuktikan oleh para ilmuwan terdahulu bukanlah kebenaran yang mutlak.

Metodologi ilmiah (Metilmiah) memiliki urutan langkah sebagai berikut :

  • Merumuskan masalah. Kritis dalam mengamati persoalan yang ada di lingkungan,
  • Menyusun kerangka berpikir yaitu mencanangkan tahapan atau alur penelitian yang tepat dan efektif,
  • Menyusun hipotesa atau dugaan sementara terhadap pertanyaan atau masalah yang dihadapi,
  • Melakukan eksperiman atau uji lapangan
  • Menarik kesimpulan

Agar kemampuan metilmiah siswa semakin terasah bisa dilakukan dengan berbagai studi kasus. Seperti kisah september 2017 tentang warung bakso Kumis Permai VI di Bekasi yang langsung sepi dari pelanggan gara-gara berita hoax yang menyebar melalui group WhatsApp dan Facebook. Diinformasikan melalui pesan berantai bahwa daging bakso yang digunakan bukanlah daging sapi, melainkan daging babi.

Berdasarkan informasi di atas, siswa bisa mulai merumuskan masalah dengan kerangka berpikir dimulai dari aspek legalisnya. Sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau ijin usaha pengolahan makanan dari dinas pemerintahan terkait. Setelah itu, siswa bisa melanjutkan melalui berbagai dugaan-dugaan yang nantinya akan dibuktikan melalui uji eksperimen.

Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan uji praktikum untuk membuktikan berbagai klaim, baik yang disebarkan oleh hoax maupun oleh apa yang diduga oleh siswa itu sendiri. Misalnya untuk membuktikan apakah daging yang digunakan mengandung daging babi atau tidak? Langkah akhir setelahnya adalah menarik kesimpulan.

Apabila siswa terbiasa menerapkan metodologi ilmiah dalam memecahkan setiap permasalahan di kelas atau selama pelajaran, maka sangat mungkin kebiasaan tersebut akan dibawa saat menghadapi permasalahan di luar kelas. Siswa jadi tidak mudah begitu saja percaya dengan berbagai informasi yang tersebar, baik itu secara lisan maupun melalui media sosial. Siswa akan mungkin menguji informasi tersebut seperti layaknya sedang uji praktikum.

Dari sini maka penulis berpendapat bahwa sebanyak apapun informasi hoax yang menyebar, maka akan berhenti bisa sampai pada siswa dengan kemampuan metodologi ilmiah sebagaimana tersebut di atas.

Sebagaimana pengalaman penulis saat menerima laporan dari bendahara kelas bahwa uang kas kelas hilang serta menuduh salah satu siswa yang mengambilnya. Menghadapi informasi tersebut penulis mencoba untuk menenangkan bendahara yang tampak syok tanpa membahas siapa pencurinya. Tujuannya adalah untuk menenangkan situasi agar bisa berpikir jernih dalam memutuskan tindak lanjut atas laporan tersebut.

Pembahasan tentang kejadian tersebut baru dilakukan sehari setelahnya dengan memanggil beberapa siswa yang mungkin diperkirakan mengetahui peristiwa tersebut sesungguhnya. Setelah diskusi cukup panjang sesuai dengan runtutan metodologi ilmiah disertai kesaksian dari beberapa siswa, ternyata uang kas yang dinyatakan bendahara kelas hilang, sebenarnya justru dipakai sendiri olehnya. Karena tidak mampu mengembalikannya, padahal uang kas tersebut akan segera dipakai, maka muncullah sandiwara tersebut.

Pembahasan dimulai dengan memastikan permasalahan yang terjadi, dilanjutkan dengan membuat dugaan-dugaan dan melakukan percobaan atau rekontruksi sebagaimana cerita beberapa saksi, maka diambillah sebuah kesimpulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun