Tak lain dari makna pagelaran ludruk sendiri pada masa Cak Durasim yaitu sebagai penyampaian ide – ide nasionalisme dan perlawanan pada masa kemerdekaan. Begitupun pada masa kini, dengan penyajian cerita – cerita dalam pagelaran kesenian ludruk memberikan makna sosial bagi penontonnya terhadap sejarah dan sosial budaya.
Karena hal tersebut generasi muda masa kini sangat diperlukan dalam globalisasi yang menghilangkan jati diri bangsa dengan mulai melek dan mengenal budaya serta jati diri bangsa.
Melakukan kontribusi dengan melakukan sosialisasi pembaharuan kelompok kesenian ludruk di masa kini serta ikut dan berproses dengan kelompok kesenian ludruk yang ada di Surabaya, serta mengajukan pemajuan objek kebudayaan agar pemerintah memberi wadah untuk kelompok kesenian ludruk dalam melakukan pagelaran, agar pemerintah Surabaya tidak hanya mengakui bahwa Surabaya memiliki ciri khasnya yang terkenal yaitu kesenian ludruk tetapi juga turut andil dalam mewariskan objek kebudayaan yang ada di Surabaya.
Berikut dokumentasi sebagai bentuk kontribusi generasi muda saat melakukan sosialisasi pembaharuan untuk kelompok kesenian ludruk dengan memanfaatkan media sosial sebagai salah satu jalan pintas mereka dalam melakukan pagelaran kesenian ludruk.
Referensi :
Ermawan, Donny. 2017. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Kebudayaan Daerah Di Indonesia.” Pp. 1–54 in Jurnal Kajian Lemhannas RI. Vol. 32, edited by B. I. Aryanto and N. M. V. Saraswati. Jakarta: PT Media CITRA berdikari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI