Pada tahun 1933, kesenian ludruk berkembang dengan tumbuh subur di Jawa seiring masa kemerdekaan. Di tahun tersebut, didirikannya LO atau Organizati oleh Cak Durasim yang merupakan seniman ludruk kelahiran Jombang dan juga merupakan seniman ludruk sejati di jaman Soerabaja Tempo Doeloe.
Pada tahun 1974-1975, Bupati Kepala Daerah Tingkat II melakukan serah terima bangunan gedung dan perumahan kepada kepala perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur yang sejak saat itu dibangun Teater Terbuka dan Gedung Pertunjukan dan saat ini dikenal dengan Gedung Cak Durasim.
Di masa saat ini, eksistensi kelompok kesenian ludruk bisa dikatakan mati suri. Hal tersebut dikarenakan kurangnya wadah dari pemerintah untuk kelompok kesenian ludruk di Surabaya. Salah satu buktinya yaitu gedung – gedung ludruk yang ada di Surabaya.
Meskipun Surabaya memiliki banyak gedung ludruk, tetapi gedung tersebut tidak diperuntukkan kelompok ludruk untuk melakukan pagelaran, justru kelompok ludruk diharuskan menyewa untuk mendapatkan fasilitas tempat pagelarannya.
Mengingat perkembangan generasi zaman ke zaman dan terjadinya globalisasi, hal tersebut dirasa juga penyebab mati suri nya kelompok kesenian ludruk karena kurangnya minat dari generasi muda saat ini. Karena kurangnya minat generasi muda saat ini terhadap objek kebudayaan, maka kurangnya kesadaran terhadap jati diri bangsa membuat generasi muda saat ini tidak mengenal budayanya atau jati diri bangsanya.
Pada masa saat ini, generasi muda khususnya Surabaya dari kalangan SD, SMP, SMA bahkan remaja tidak mengenal kesenian ludruk. Hal tersebut sangat disayangkan, karena kesenian ludruk merupakan suatu ciri khas kota Surabaya dalam objek kebudayaan.
Peran generasi muda pada saat ini sangat diperlukan guna mewariskan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya di Surabaya. Akibat dampak dari globalisasi yang membuat generasi muda saat ini lupa akan jati diri bangsa. Globalisasi harus disikapi dengan bijak, globalisasi bukan menjadi alasan hancurnya nilai – nilai luhur budaya bangsa (Ermawan 2017).
Sebab, peran generasi muda saat ini penting bagi kelompok kesenian ludruk sebagai jembatan atau wadah aspirasi mereka. Tidak hanya itu, demi mewariskan kebudayaan yang ada di Indonesia khususnya Surabaya, kesenian ludruk tidak hanya digunakan sebagai hiburan saja.
Terdapat makna – makna yang dapat diambil dari pagelaran kesenian ludruk yang nantinya jika generasi muda turut serta dalam pemajuan objek kebudayaan kesenian ludruk akan mendapatkan nilai – nilai luhur budaya bangsa guna mengatasi dampak globalisasi pada masa kini.
Pada hakikatnya, teori fungsionalisme menyatakan bahwa seluruk unsur kebudayaan dalam suatu masyarakat itu terikat satu sama lain dan berguna bagi masyarakat tersebut. Pada pagelaran kesenian ludruk sendiri terdapat unsur – unsur kebudayaan yang nantinya terdapat makna – makna bagi kehidupan sosial.
Pagelaran ludruk sendiri biasanya dilakukan di malam hari rentang pukul 9 malam hingga pagi, karena perannya yang cukup berat secara fisik juga, maka ludruk biasanya hanya dipentaskan oleh laki – laki atau waria sebagai pengganti lakon wanita. Dalam pegaleran kesenian ludruk juga memiliki struktur dalam pementasannya, yaitu:
- Pembukaan dengan atraksi tari remo
Arti dari pembukaan yang dibuka dengan atraksi tari remo ialah karena tari remo sendiri memiliki makna bahwa tari remo dilakukan pada saat pembukaan di setiap acara, makna lain ialah sebagai ucapan selamat datang.
- Tarian Bedayan
Tarian Bedayan sendiri merupakan tarian joget ringan oleh beberapa transvestite sambil melantunkan jula – juli. Sejatinya, tarian bedayan ini memiliki makna yang sama denga tari remo yaitu sebagai ucapan selamat datang. Tetapi bedanya, tarian Bedayan sendiri berfungsi sebagai penyambutan dengan makna yang lebih dalam. Makna tersebut biasa dikenal dengan “Keterbukaan diri dan masyarakat serta kesederhanaan”.
- Dagelan
Dagelan atau yang biasa disebut dengan lawakan yang menyajikan satu kidungan lalu disusul oleh beberapa pelawak lain. Yang kemudian mereka berdialog dengan materi humor yang lucu. Di dalam dagelan tersebut pelawak memakai bahasa Jombang-Surabaya sebagai dialog. Hal tersebut guna memperkenalkan bahasa Jawa dalam penampilan kesenian ludruk.
- Penyajian lakon atau cerita
Yang merupakan inti dari pementasan dan biasanya lakon dibagi menjadi beberapa babak, dengan setiap babak dibagi menjadi beberapa adegan.