Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak mengalami PJJ dan kembali ke sekolah untuk pembelajaran tatap muka, peserta didik, pendidik dan orangtua harus kembali menyesuaikan diri.Â
Dampak dari pandemi pada kelas musik adalah peserta didik cenderung tidak percaya diri untuk mengekspresikan apa yang mereka rasa dengan bernyanyi atau tampil di hadapan orang lain.Â
Selain itu, peserta didik pun cenderung kurang mampu berkolaborasi dengan peserta didik lainnya dalam group performance.
Lalu teori behaviorisme apa yang bisa dilakukan?
Berikan apresiasi pada usaha yang mereka lakukan, misalnya saat mereka mau menjadi Risk Taker dengan tampil di hadapan kelompok dengan skala kecil (contoh: di depan kelas). Berikan reinforcement kepada setiap peserta didik yang menunjukan usaha.
Mendengarkan musik di pagi hari bisa memberikan stimulus, rangsangan kepada otak untuk mempersiapkannya sebelum kita memulai kegiatan. Hal yang terjadi di awal hari mempengaruhi sikap kita sepanjang hari.Â
Sekolah bisa memainkan musik digital dengan lirik yang memotivasi atau hal hal baik dan positif, untuk menstrimulus peserta didik dan semua warga sekolah agar bertindaktanduk serupa dengan pesan pesan yang terkandung di dalam lirik lagu yang diputar.
Begitu pula dengan orangtua/keluarga di rumah, saat pagi atau malam bisa mendengarkan musik instrumental yang menyejukan untuk mempersiapkan kerja otak.
Musik erat kaitannya dengan hiburan. Namun tahukan kamu bahwa definisi tentang musik adalah sesederhana "bunyi", ya, musik adalah bunyi.Â
Musik bukan hanya bunyi yang keluar dari alat musik seperti piano, gitar, flute, harpa atau apapun nama alat musik yang kamu ketahui.
Ketika kita berjalan, bernafas, berbicara, bahkan tidur, kita memainkan musik. Ada tempo di dalam setiap aktivitas kita, ada bunyi yang dihasilkan dari derap langkah kaki.