Proses pembelajaran yang berubah dari tatap muka ke PJJ pada saat pandemi dan sekarang berubah lagi dari PJJ ke tatap muka saat kita sudah berdampingan dengan situasi yang baru, yang sekarang kita sebut new normal.Â
Perubahan perubahan ini berdampak langsung kepada peserta didik, pendidik dan orangtua.Â
Bagaimana tidak, semua shock dengan banyaknya hal hal baru yang harus disesuaikan dengan cepat.Â
Perkembangan teknologi yang berkembang cepat namun tidak dibarengi dengan perkembangan kemampuan cakap digital dari penggunanya.
Perubahan perubahan ini berdampak pula pada perkembangan karakter anak di masa pandemi.
Teori behaviorisme, perspektif pembelajaran behaviorisme adalah psikologi perilaku. Artinya, apapun yang dilakukan manusia, baik pikiran, tindakan dan perasaan itu semuanya adalah perilaku yang dapat diamati (Subakti, et al, 2022).
4 tokoh penggagas teori behaviorisme, yaitu:
Ivan Pavlov (Classical Conditioning)
Edward L. Thorndike (Instrumental Conditioning)
John B. Watson (Emotional Conditioning)
Burrhus Frederic Skinner (Operant Conditioning)
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejak mengalami PJJ dan kembali ke sekolah untuk pembelajaran tatap muka, peserta didik, pendidik dan orangtua harus kembali menyesuaikan diri.Â
Dampak dari pandemi pada kelas musik adalah peserta didik cenderung tidak percaya diri untuk mengekspresikan apa yang mereka rasa dengan bernyanyi atau tampil di hadapan orang lain.Â
Selain itu, peserta didik pun cenderung kurang mampu berkolaborasi dengan peserta didik lainnya dalam group performance.
Lalu teori behaviorisme apa yang bisa dilakukan?
Berikan apresiasi pada usaha yang mereka lakukan, misalnya saat mereka mau menjadi Risk Taker dengan tampil di hadapan kelompok dengan skala kecil (contoh: di depan kelas). Berikan reinforcement kepada setiap peserta didik yang menunjukan usaha.
Mendengarkan musik di pagi hari bisa memberikan stimulus, rangsangan kepada otak untuk mempersiapkannya sebelum kita memulai kegiatan. Hal yang terjadi di awal hari mempengaruhi sikap kita sepanjang hari.Â
Sekolah bisa memainkan musik digital dengan lirik yang memotivasi atau hal hal baik dan positif, untuk menstrimulus peserta didik dan semua warga sekolah agar bertindaktanduk serupa dengan pesan pesan yang terkandung di dalam lirik lagu yang diputar.
Begitu pula dengan orangtua/keluarga di rumah, saat pagi atau malam bisa mendengarkan musik instrumental yang menyejukan untuk mempersiapkan kerja otak.
Musik erat kaitannya dengan hiburan. Namun tahukan kamu bahwa definisi tentang musik adalah sesederhana "bunyi", ya, musik adalah bunyi.Â
Musik bukan hanya bunyi yang keluar dari alat musik seperti piano, gitar, flute, harpa atau apapun nama alat musik yang kamu ketahui.
Ketika kita berjalan, bernafas, berbicara, bahkan tidur, kita memainkan musik. Ada tempo di dalam setiap aktivitas kita, ada bunyi yang dihasilkan dari derap langkah kaki.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Gemeinhardt Company menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dengan sebuah band mengembangkan sifat karakter yang hebat.Â
Sifat-sifat itu termasuk disiplin, keterampilan mendengarkan, dan ketangkasan, yang bermanfaat bagi siswa dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H