Mohon tunggu...
Febrilia Akika Sari
Febrilia Akika Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Hello, how are you doing today? Hope you are doing well.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketam Kenari, Arthropoda Terbesar di Muka Bumi

6 Maret 2021   10:46 Diperbarui: 6 Maret 2021   10:57 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mongabay.co.id

Hai, teman-teman semua! Kalian pasti tahu kan hewan Arthropoda? Iya arthropoda atau hewan yang lebih dikenal dengan hewan berbuku-buku. 

Seberapa besar Arthropoda yang pernah kalian jumpai? Taukah kalian bahwa predikat arthropoda terbesar di muka bumi untuk saat ini dipegang oleh Ketam Kenari?

Yuk, kenalan dengan Artrhopoda terbesar yang ada di muka Bumi! Ini dia, Ketam Kenari (Birgus latro) si kelomang raksasa yang dinobatkan sebagai arthtropoda terbesar di muka bumi. Meskipun dipanggil ketam yang dalam Bahasa Maluku berarti kepiting, namun Ketam Kenari ini sebenarnya masuk ke dalam jenis umang-umang atau kelomang. Ketam kenari juga populer dengan nama Coconut Crab atau Kepiting Kelapa karena kegemarannya memakan buah kelapa. Panjang tubuh ketam kenari dewasa bisa mencapai 40-50 cm dengan panjang jangkauan kaki bisa mencapai 200 cm dan beratnya bisa mencapai 4-5 kg. Besar sekali, bukan?

Hewan ini hidup di wilayah Indo-Pasifik dan terbatas dibeberapa pulau tak berpenghuni. Populasi terbesarnya berada di pulau Chirstmast dan kepulauan Cook Australia. Di Indonesia sendiri kita bisa menememui ketam kenari di Taman Nasional Wakatobi, Sulawesi Utara dan juga Kepulauan Maluku. Namun, beberapa melaporkan bahwa ketam kenari ini tersebar hampir di seluruh kepulauan Indonesia.

Foto: Wikimedia
Foto: Wikimedia
Makanan favorit ketam kenari adalah kelapa. Mereka akan menggunakan capitnya untuk mengupas sabut kelapa dan memecahkan buah kelapa. Ketam kenari juga gemar memakan buah-buahan dan biji-bijian. Ketam Kenari termasuk ke dalam golongan binatang omnivora. Mereka bisa memakan apa saja yang bisa mereka capit, entah mamalia, burung, crustacea, dan bahkan bangkai. Beberapa ketam kenari juga suka memakan buah-buahan beracun seperti mangga laut. Hal inilah yang menyebabkan beberapa Ketam Kenari beracun.

Ketam kenari memiliki capit yang besar. Bahkan capitnya yang asimetris ditetapkan sebagai capit terbesar hewan arthrophoda untuk saat ini. Ukuran capit ketam kenari diperkirakan akan terus tumbuh. Belum ada yang tahu pasti kapan capit ketam kenari akan berhenti tumbuh. Tapi beberapa ilmuan mengatakan bahwa capit ketam kenari akan berhenti tumbuh saat berusia 40 tahun. Kekuatan capitnya bisa mencapai 500N. Hal itu sangat memungkinkan Ketam kenari untuk mengangkat benda-benda yang memiliki bobot yang lebih besar dari pada tubuhnya. Sungguh menakjubkan sekaligus mengerikan.

Predator alami dari ketam kenari adalah ketam kenari lain yang memiliki ukuran lebih besar dan juga manusia. Ya, seperti yang kita tahu bahwa manusia adalah makhluk Omnivora yang memakan segalanya. Apa sih yang gak manusia makan? Di beberapa wilayah ketam kenari ini banyak diburu untuk dijadikan olahan khas dan bahkan dijadikan sebagai komoditi dagang. Perburuan yang masif tanpa adanya upaya pelestarian ini membuat populasi ketam kenari semakin mengkhawatirkan.

Tidak seperti kelomang pada umumnya, Ketam kenari dewasa tidak hidup dalam cangkang. Tapi mereka menumbuhkan eksoskelaton. Struktur tubuh ketam kenari dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian kepala-dada dan abdumen. Pada bagian kepala-dada terdapat 10 kaki yang dilengkapi dengan 2 capit, dan abdomen.

Ketam kenari mengalami pertumbuhan yang sangat lambat. Organ reproduksi ketam kenari akan mulai berfungsi pada usia 4-8 tahun.

Musim kawin ketam kenari terjadi pada bulain Mei sampai September. Ketika musim kawin tiba para pejantan akan berbalik ke punggung betina untuk kawin. Kemudia betina akan meletekan telur-telur di abdomen mereka. Ketika tiba masanya telur-telur tadi menetas, betina akan menuju pantai saat air pasang naik dan melepaskan telur-telurnya ke laut. Ketam kenari kecil akan hidup sebagi plankton selama satu bulan dan setelahnya tersererah pada arus yang akan membawa mereka.

Ketam kenari muda akan hidup didasar laut, menggunakan cangkang siput laut yang teloh kososng untuk melindungi tubuh mereka yang lunak. Pada masa tersebut mereka akan terlihat seperti kelomang pada umumnya. Mereka kemudian akan naik mencapai daratan untuk menghabiskan sisa hidupnya di darat. Perlahan-lahan mereka akan meninggalkan cangkang siput mereka dan menumbuhkan eksoskeleton. Ketam kenari dewasa juga akan kehilangan kemapuan hidup mereka di air.

Jadi Ketika kamu melihat Ketam kenari dewasa sedang berjalan-jalan manja di darat jangan sekali-kali untuk mengembalikan mereka ke air, Karena mereka bisa mati.

Ketam kenari dewasa akan terus tumbuh. Dan selama masa pertumbuhannya mereka harus melepas eksoskeleton lama dan menumbuhkan eksoskeleton baru. Proses penumbuhan eksoskeleton ini akan memakan waktu yang sangat lama. Pada masa ini ketam kenari akan menjadi sangat lemah dan rapuh karena kulit mereka tidak memiliki perlindungan sama sekali, kulit mereka akan menjadi lunak. Untuk melindungi diri maka ketam kenari akan membuat lubang sebagai sarang persembunyian mereka, sembari menunggu eksoskeleton yang baru tumbuh. Ketam kenari akan memakan eksoskeleton lama mereka dan menjadikannya sebagai sumber protein. Ketam kenari akan mengalami pergantian eksoskeleton secara berkala.

Selain itu, Ketam kenari juga merupakan hewan soliter yang lebih senang menghabiskan waktu sendirian. Mereka biasanya menggali lubang untuk dijadikan sebagai sarang menutupinya dengan sabut kelapa untuk menjaga sarang tetap lembab.

IUCN (International Union for Conservation of Nature) menetapkan ketam kenari dalam status DD (Data deficient/ data kurang) karena belum ditemukannya data yang cukup untuk mengkategorikan Ketam kenari sebagai hewan langka yang dilindungi.

Di Indonesia sendiri ketam kenari termasuk hewan yang di lindungi sudah ada beberapa peraturan yang mengatur tentang penangkapan hewan ini. Dilansir dari antaranews.com (24/3/2019) lalu, Kepala Bidang Teknis BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumbar Daya Alam) Heri Wibowo dalam sosialisai peraturan tentang satwa dan tumbuhan liar di Waisai mengatakan bahwa ketam kenari termasuk dalam hewan yang dilindungi berdasarkan PERMEN-LHK P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018.

“Sosialisasi tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi merupakan upaya penyadaran masyarakat akan satwa dilindungi salah satunya ketam kenari,” ujarnya.

Heri Wibowo juga memaparkan bahwa status perlindungan ketam kenari juga menyiratkan pemanfaatan yang bersifat non-konsumtif melalui penangkaran berdasarkan PERMENHUT No.19 Tahun 2005.

Sebanyak apapun sumber daya alam yang kita miliki akan tetap habis jika kita tidak bijak dalam memanfaatkannya. Ada baiknya pemanfaatan juga dibarengi dengan pelestarian. Sekian teman-teman. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun