Setelah menyelesaikan tugas sebagai tuan rumah dalam Presidensi G20 (Group of Twenty) di tahun 2022, tahun ini Indonesia kembali melaksanakan tugas strategis sebagai Ketua ASEAN (ASEAN Chairmanship) di tahun 2023. Apa sih sebenernya manfaat dari ASEAN, khususnya bagi Indonesia?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita membedah terlebih dahulu misi dari Komunitas Ekonomi ASEAN. Berdasarkan dokumen Cetak Biru Komunitas Ekonomi Asean 2025, dapat disarikan sepuluh poin misi AEC.
Misi ASEAN Economic Community (AEC) 2025
Pertama, menciptakan ekonomi ASEAN yang terintegrasi secara mendalam dan sangat bersatu. Integrasi ekonomi tersebut diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan ketahanan terhadap guncangan dan volatilitas ekonomi global.
Kedua, mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan inklusif. Artinya, kesenjangan pembangunan diharapkan semakin menyempit, kemiskinan berkurang secara signifikan, serta pertumbuhan pendapatan per kapita dan pertumbuhan kelas menengah tetap terjaga.
Ketiga, mendorong pertumbuhan produktivitas yang kuat melalui inovasi, teknologi, pengembangan SDM, serta penelitian dan pengembangan regional yang ditingkatkan guna meningkatkan daya saing ASEAN dalam meningkatkan rantai pasok global (global value chain) ke industri manufaktur dan jasa berbasis teknologi dan pengetahuan yang lebih tinggi.
Keempat, mempromosikan prinsip-prinsip good governance, transparansi, dan rezim regulasi responsif dengan secara aktif melibatkan sektor swasta, organisasi masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kelima, memperluas konektivitas antarorang, institusi, dan infrastruktur ASEAN. Perluasan konektivitas dilaksanakan melalui proyek-proyek kerjasama ASEAN dan sub-regional untuk memfasilitasi pergerakan modal serta tenaga kerja terampil.
Keenam, membangun ASEAN yang lebih dinamis dan tangguh. Artinya mampu merespons dan menyesuaikan diri terhadap tantangan-tantangan baru, termasuk keamanan pangan dan energi, bencana alam, guncangan ekonomi, isu-isu perdagangan, dan tren global lainnya.
Ketujuh, menggabungkan agenda pertumbuhan berkelanjutan yang mendorong penggunaan teknologi dan energi hijau.
Kedelapan, mempromosikan penggunaan Protokol ASEAN tentang Mekanisme Penyelesaian Sengketa (ASEAN Protocol on Enhanced Dispute Settlement Mechanism) dan mengembangkan pendekatan lain untuk mempercepat penyelesaian sengketa ekonomi.
Kesembilan, memperkuat sentralitas ASEAN dalam arsitektur ekonomi regional dengan menjaga peran ASEAN sebagai pusat dan fasilitator integrasi ekonomi di kawasan Asia Timur.
Kesepuluh, meningkatkan peran serta suara ASEAN dalam forum-forum ekonomi global.
Dalam menjalankan kesepuluh misi tersebut, setidaknya ASEAN telah memiliki 23 rencana aksi strategis terkonsolidasi (consolidated strategic action plan) yang mewakili sejumlah elemen kunci dalam Cetak Biru AEC (AEC Blueprint) 2025.
AEC Blueprint 2025
Untuk mengetahui lebih konkret apa yang AEC kerjakan, kita dapat melihat AEC Blueprint 2025 yang memuat elemen kunci dan langkah strategis yang diimplementasikan melalui rencana kerja berbagai badan sektoral di ASEAN.
Terdapat lima karakteristik (five interrelated and mutually reinforcing characteristics) dalam AEC Blueprint 2025, yaitu:
- Ekonomi yang sangat terintegrasi dan kohesif - A Highly Integrated and Cohesive Economy;
- ASEAN yang kompetitif, inovatif, dan dinamis - A Competitive, Innovative, and Dynamic ASEAN;
- Peningkatan konektivitas dan Kerjasama sectoral - Enhanced Connectivity and Sectoral Cooperation;
- ASEAN yang Tangguh, Inklusif, Berorientasi dan Berpusat pada Masyarakat - A Resilient, Inclusive, People-Oriented, and People-Centred ASEAN;
- ASEAN mendunia - A Global ASEAN.
Empat karakteristik pertama dari AEC Blueprint selanjutnya memiliki sejumlah elemen kunci yang didalamnya memuat sejumlah langkah strategis yang akan dibahas secara lebih detil pada Bagian II.
Dari gambaran besar misi AEC dan karakteristik AEC Blueprint 2025, kita dapat menarik benang merah bahwa komunitas ekonomi ASEAN dapat berdampak positif bagi ekonomi di dalam negeri dengan adanya berbagai bentuk kerjasama ekonomi dan pertukaran informasi sehingga negara-negara di kawasan ASEAN dapat lebih berdaya saing dan diperhitungkan dalam rantai pasok dunia (global value chain).
Seberapa besar dampak AEC tentu berbeda-beda pada setiap negara. Dalam keketuaan ASEAN tahun ini, Indonesia tentu harus memaksimalkan kesempatan yang ada untuk membangun berbagai kerangka kerjasama strategis yang sejalan dengan arah pembangunan ekonomi Indonesia agar dampak dari AEC dapat semakin dirasakan oleh masyarakat.
 ***
Ditulis oleh: Febrianto Dias Chandra, ASN Kementerian Keuangan. Opini penulis tidak mewakili kebijakan institusi Kementerian Keuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H