Mohon tunggu...
Febriana AyuSoraya
Febriana AyuSoraya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Seorang Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang berfokus dalam bidang pemerintahan dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Waste Not, Want Not: Permasalahan Sampah Indonesia dan Kisah Keberhasilan Sistem Pengelolaan Sampah di Belanda

31 Mei 2024   20:20 Diperbarui: 1 Juni 2024   11:07 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://typicalnl.wordpress.com/2012/04/25/how-to-throw-your-household-waste-in-the-netherland 

Pergerakan yang lain adalah adanya sosialiasi tentang pengumpulan sampah terpisah, pemerintah Belanda menerapkan adalanya sistem pengumpulan sampah organik,kertas dan karton,plastik,kaca secara terpisah. Pemerintah Belanda juga mewajibkan setiap kotamadya untuk memiliki lokasi dimana masyarakat dapat memilah dan membuang sampahnya.

Pergerakan yang terakhir adalah komunikasi yang efektif, meningkatkan kesadaran masyarakat dan komunitas menjadi hal yang sanga penting. Melibatkan masyarakat luas dan memberikan feedback merupakan hal yang diperlukan dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan program pengumpulan sampah yang terpisah tersebut serta apa dampak yang dihasilkan terhadap kualitas lingkungan.

Berdasarkan dengan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan tersebut Belanda berhasil mengelola sampah lingkungan dan mengubahnya menjadi bahan industry yang baru,menjadi kompos dan menjadi sumber energi pembangkit listrik yang dapat diperbaharui.Pada tahun 2006 Belanda juga menunjukan bahwa dari total keseluruhan sampah sebanyak 13 ton yang diproduksi oleh 16 juta penduduk Belanda,hanya sekitar 23% sampah atau 3 ton sampah yang dibuang ke TPA.

Masyarakat Belanda saat ini dengan kesadaran penuh menangani sampah yang mereka hasilkan setiap harinya. Masyarakat Belanda akan memisahkan sampah kering yang bisa di daur ulang dan sampah basah atau organic yang bisa dijadikan kompos,lalu membuangnya ditempat yang berbeda didepan kediaman mereka. Peran masyarakat Belanda dalam mengurangi kantong plastik,mereka pada umumnya membawa kantong sendiri Ketika berbelanja. Perilaku bijaksana tersebut tidak terjadi dalam kurun waktu yang singkat melainkan membutuhkan waktu belasan bahkan hingga puluhan tahun lamanya untuk menumbuhkan sikap kesadaran akan hal ini.

Berdasarkan dengan penjelasan tersebut, penulis berpendapat bahwa Indonesia juga akan bisa mengalami perubahan signifikan yang sama apabila pemerintah mau dan mampu melakukan serta menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung adanya perubahan tersebut,serta adanya dukungan secara penuh dari masyarakat.

Penulis berpendapat bahwa Indonesia harus segera mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan pemerintah Belanda untuk segera diterapkan di Indonesia , dikarenakan permasalahan sampah pasti akan terus berulang sedangkan Indonesia juga memiliki keterbatasan lahan untuk TPA.

https://typicalnl.wordpress.com/2012/04/25/how-to-throw-your-household-waste-in-the-netherland 
https://typicalnl.wordpress.com/2012/04/25/how-to-throw-your-household-waste-in-the-netherland 
https://typicalnl.wordpress.com/2012/04/25/how-to-throw-your-household-waste-in-the-netherlands/ 

Kebijakan yang telah di terapkan oleh Pemerintah Belanda menjadi sebuah contoh nyata bagi kebijakan pengelolaan sampah yang bisa diterapkan  di Indonesia. Terdapat beberapa tahapan formulasi kebijakan atau pemecahan masalah terbaik yang dapat dilakukan oleh Indonesia dalam memulai perubahan ini. Indonesia bisa memulai dengan dibentuknya Dewan Pengelolaan Sampah dikarenakan Indonesia masih mengalami permasalahan sampah yang cukup kompleks dan rumit. Selanjutnya, pemerintah Indonesia harus menganggarkan dana untuk menyediakan fasilitas-fasilitas pembuangan sampah yang lebih memadai dan sesuai dengan standar dan jumlah yang banyak. Hal tersebut bertujuan untuk membangun budaya masyarakat untuk membuang sampah di fasilitas-fasilitas yang telah disediakan. Selain itu, seperti yang kita ketahui , Indonesia telah menerapkan kebijakan pemilahan dalam pembuangan sampah tetapi hal tersebut masih belum diindahkan atau menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus dengan tegas menerapkan aturan tersebut dan terus melakukan sosialisasi pemilahan sampah tersebut kepada masyarakat melalui Dewan Pengelolaan Sampah yang telah dibentuk sebelumnya. Selain itu, penerapakan kebijakan tanpa plastik belum dilakukan secara menyeluruh disetiap daerah di Indonesia.Pemerintah Indonesua harus menjadikan hal tersebut sebagai perhatian sehingga, kebijakan tanpa plastik bisa dilakukan di masing-masing daerah, hal tersebut terbukti secara efektif untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Kebijakan itu bisa di lakukan dengan adanya inisiatif pemerintah untuk menyediakan tas belanja pada tahap awal ada ya sosialisasi kebijakan tersebut. Berdasarkan hal yang telah saya paparkan , Pemerintah pusat harus berkoordinasi dengan rutin dalam melaksanakan kebijakan dan evaluasi afanya kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia. Penerapan kebijakan-kebijakan tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan bertransisi,melihat dari kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu menggunakan plastik. Pemberian sanksi yang tegas juga menjadi salah satu upaya yang efektif dalam menuju perubahan sistem pengelolaan sampah ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun