Mohon tunggu...
FEBRIA LUSIA 111211355
FEBRIA LUSIA 111211355 Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Febria Lusia Universitas Dian Nusantara NIM 111211355 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis Mata kuliah Leadership Nama dosen: Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Gaya Leadership Adolf Hitler

13 November 2024   10:14 Diperbarui: 13 November 2024   10:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan aparat kekerasan ini memastikan bahwa masyarakat hidup dalam iklim ketakutan, yang mendorong kepatuhan penuh kepada rezim. Tidak ada ruang bagi kritik atau oposisi, karena siapapun yang menentang dapat menghadapi konsekuensi yang berat, mulai dari penangkapan hingga eksekusi. Dengan demikian, kepemimpinan otoriter Hitler diterapkan dengan pengawasan ketat dan sanksi yang keras bagi mereka yang melanggar peraturan atau tidak loyal pada negara.

5. Eksploitasi Karisma dalam Pidato dan Kampanye Publik

Hitler adalah seorang orator ulung, dan ia menggunakan kemampuan berbicaranya untuk membangkitkan semangat dan keyakinan masyarakat terhadap visi Nazi. Setiap pidato Hitler disampaikan dengan penuh emosi dan meyakinkan, yang membuat rakyat merasa terhubung dengan pemimpin mereka. Melalui pidato-pidato ini, ia menyampaikan pesan-pesan tentang kejayaan bangsa Jerman, perlunya mempertahankan "kemurnian ras," dan ancaman dari "musuh-musuh" Jerman.

Pidato Hitler dirancang untuk menanamkan rasa kebanggaan nasional yang sangat tinggi dan keyakinan bahwa Nazi adalah satu-satunya jalan untuk mencapai masa depan yang gemilang bagi Jerman. Gaya pidato yang karismatik ini merupakan salah satu aspek utama dari kepemimpinan karismatik Hitler, di mana ia mempengaruhi emosi massa dan mendapatkan dukungan publik melalui daya tarik pribadi dan kemampuan berkomunikasi yang luar biasa.

6. Mengontrol Pendidikan dan Generasi Muda

Hitler memahami pentingnya mengendalikan pendidikan sebagai cara untuk membentuk generasi muda yang loyal kepada Nazi sejak dini. Melalui kurikulum yang disusun secara ketat, anak-anak Jerman diajarkan untuk mengidolakan Hitler dan mendukung ideologi Nazi. Di bawah program pendidikan Nazi, sekolah-sekolah memberikan pelajaran yang mengajarkan supremasi ras Arya dan memupuk kebencian terhadap kaum Yahudi dan kelompok lain yang dianggap "inferior."

Hitlerjugend (Pemuda Hitler) juga dibentuk untuk merekrut generasi muda ke dalam organisasi Nazi. Dengan mengendalikan pendidikan dan menanamkan nilai-nilai Nazi pada generasi muda, Hitler memastikan bahwa gagasan-gagasan otoriter dan loyalitas kepada dirinya akan terus dilanjutkan oleh generasi berikutnya.

 

Daftar Pustaka

Bullock, A. (1962). Hitler: A Study in Tyranny. Harper & Row.

Kershaw, I. (1999). Hitler: 1889-1936 Hubris. W. W. Norton & Company.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun