5. Contoh Nyata
- Penolakan Kolonialisasi: Meskipun ditawari posisi penting oleh Belanda, Sosrokartono menolak karena ingin mengajar bangsamya untuk tetap memiliki identitas dan karakter ketimuran. Penolakannya ini menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai tradisional dan kebanggaan nasional.
Dengan demikian, gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono dapat dikategorikan sebagai suatu model leadership yang berorientasi pada moralitas, empati, dan transformasi positif. Ia meninggalkan warisan filosofis yang masih relevan hingga saat ini dalam konteks pembangunan karakter bangsa Indonesia.
Mengapa gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono relevan?
Gaya kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono relevan hingga saat ini karena beberapa alasan yang mendasar:
1. Penekanan pada Moralitas dan Etika
Sosrokartono menekankan pentingnya moralitas dan etika dalam kepemimpinan. Konsep kepemimpinannya berfokus pada nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kebersamaan. Dalam konteks Indonesia yang masih menghadapi masalah korupsi dan ketidakadilan, ajaran ini memberikan panduan yang kuat bagi para pemimpin untuk bertindak dengan integritas
2. Pendidikan Karakter
Sebagai peletak dasar pendidikan karakter bangsa, Sosrokartono mengajarkan bahwa kepemimpinan tidak hanya tentang mengelola tetapi juga tentang membentuk karakter individu. Ajaran moralnya memiliki keselarasan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia, sehingga relevansinya dalam konteks pendidikan modern sangat kuat
3. Kepemimpinan Berbasis Kemanusiaan
Sosrokartono dikenal sebagai seorang dermawan yang peduli terhadap masyarakat, sering kali membantu tanpa pamrih. Gaya kepemimpinannya yang humanis ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang penting dalam membangun hubungan sosial yang harmonis di masyarakat.Dengan pendekatan ini, pemimpin diharapkan dapat lebih dekat dengan rakyat dan memahami kebutuhan mereka.