Â
Pembahasan mengenai unsur-unsur kebudayaan
Dalam memahami unsur-unsur kebudayaan terdapat beberapa point penting didalamnya yang telah di pahami yaitu:
A.   Sejarah kebudayaan
Sejarah kebudayaan suatu masyarakat merupakan batu sendi bagi kepentingan menganalisis dab memahami kebudayaan. Maksud dari pernytaan tersebut adalah mempelajari sejarah kebudayaan merupakan hal yang sangat penting karena dalam sebuah sejarah itu mengantung silsilah atau asal muasal dari kebudayaan itu sendiri, hal tersebut juga menggambarkan nilai-nilai budaya, norma budaya dan perilaku individu nilai dan norma serta perilaku kelompok budaya tertentu ditinjau dari hal tersebut maka kita dalam mengambil contoh seperti di Indonesia ini memiliki begitu banyak suku dan kaya akan budayanya seperti dipulau jawa pada masa lampau banyak terdapat candi-candi serta prasasti-prasasti zaman prasejarah oleh karenanya itu mengundang budaya lain untuk melihat peninggalan tersebut sehingga hal tersebut dikatakan pentingnya mempelajari sejarah kebudayaan di samping itu sejarah kebudayaan juga merupakan identitas penting suatu kebudayaan.
                    Â
B.   Identifikasi social
Para anggota dari setiap budayanya mempunyai suatu keunikan yang dijadikan sebagai identitas social untuk menyatakan tentang siapa mereka dan mengapa mereka ada. Artinya yaitu dalam proses identifikasi social terdapat beberapa hal penting dalam arti sempitnya yaitu identifikasi yang berarti proses mengenal atau proses mengetahui tentang sesuatu hal, dalam hal ini proses identifikasi social juga merupakan penjelasan mengenai suatu kebudayaan yang akan dikenal jika kebudayaan tersebut memiliki ciri khas atau hal unik contohnya saja budaya orang melayu dalam gaya bahasa mereka mendayu-dayu dan menggunakan bahasa yang baku sehingga hal tersebutlah yang menjadi ciri khas dari budaya mereka sehingga kita dapat mengenali kebudayaan mereka. Proses identifikasi social juga mewakili suatu perilaku personal atau kelompok.
Â
C.    Budaya material
Budaya material dalam hal ini merupakan hasil produksi suatu kebudayaan berupa benda yang dapat ditangkap indera,misalnya makanan,pakaian,alat tekhnologi dll. Dalam hal ini budaya material merupakan bentuk detail dari proses identifikasi social. Dalam budaya material ini sudah menyebutkan hal-hal yang dapat kita kenali dari sebuah kebudayaan. Budaya material tidak hadir dengan sendirinya tetapi dia dibangun berdasarkan nilai tertentu. Evektifitas komunikasi antarbudaya dimulai dari melihat kemudian memahami makna bentuk utama adat istiadat mereka. Contohnya saja di Sulawesi selatan memiliki beberapa macam suku dan budaya dalam hal tersebut kita dapat melihat dari pakaian adat yang mereka gunakan, pakaian adat yang mereka gunakan tentunya mengandung arti sesuai kepercayaan dari kebudayaan mereka.
Â
D.   Peran relasi
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam peran adalah status social. Dalam peran relasi ini kemudian akan dibagi menjadi beberapa bagian. Peran relasi adalah peran yang terjadi karena suatu hubungan atau peran yang terjadi akibat suatu keterkaitan. Peran relasi terbagi atas peran berdasarkan umur, peran berdasarkan profesi atau pekerjaan, peran berdasarkan sopan santun dan peran berdasarkan gender.
1.     Peran berdasarkan umur
2.     Peran berdasarkan profesi atau pekerjaan
Maksud dari peran ini adalah mereka dituntut untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan profesi mereka contohnya saja dalam bidang pertanian terjadi sebuah hubungan yaitu antara pemilik tanah- penggarap- petani upahan dalam hal ini hubungan yang terjadi begitu erat. Dalam hal ini juga terdapat 2 jenis peran yaitu peran secara horizontal dan peran vertical. Peran horizontal yaitu peran yang terjadi dimana hubungan profesi keduanya sama atau setara contohnya guru dengan guru atau dokter dengan dokter, sedangkan hubungan secara vertical merupakan kebalkan dari peran horizontal tadi yaitu peran yang terjadi antara profesi yang berbeda seperti diantara keduanya itu terdapat jabatan yang lebih tinggi dan lebih rendah contohnya bos dengan karyawannya.
3.     Peran berdasarkan sopan santun
Dalam peran berdasarkan sopan santun ini juga terdapat beberapa perbedaan seperti yang kita ketahui peran sopan santun ini sudah di ajarkan kepada kita sejak kita masih kecil masalah perbedaan dalam sopan santun ini dalam hal kebudayaan ini adalah tidak semua budaya yang meyakini sesuatu hal yang menjadi sebuah kesopanan untuk budayanya akan tetapi tidak menurut budaya lainnya. Seperti contohnya suku Tibet dan suku masai Kenya, di suku Tibet mereka menghormati tamunya atau menyapa masyarakat sekitarnya dengan menjulurkan lidah sedangkan di suku masai Kenya mereka menyapa atau menghormati warganya itu dengan cara meludah, hal tersebut jika kita pandang dari kebudayaan yang dimiliki Indonesia bukan merupakan hal yang sopan.
4.     Peran berdasarkan gender
Peran berdasarkan gender ini juga di sebut peran antara 2 jenis yaitu wanita dan pria. Dalam hal ini seperti yang kita tahu bahwa wanita itu dalam melakukan sesuatu pasti menggunakan perasaannya disbanding dengan logikanya sedangkan kau lelaki berbeda mereka lebih mengandalkan logika dari pada perasaannya. Dalam hal ini juga wanita memiliki pola perilaku yang berbeda seperti bahasa yang digunakan oleh wanita itu lebih sopan daripada kaum lelaki.
E.    Kesenian
Dalam semua kebudayaan meliputi gagasan dan perilaku yang menampilkan segi etetika umtuk dinikmati dan hal itu seringkali disebut dengan seni. Kesenian adalah wujud mengekspresikan jiwa seseorang yang mereka tuangkan dari beberapa unsure seperti melalui tarian, musik, drama dan seni permainan lainnya. Kesenian sebagai hasil ekspresi keindahan yang mengandung pesan budaya tersebut terwujud dalam bermacam-macam bentuk. Kesenian juga di pandang sebagai unsure yang mengutamakan ekspresi jiwa.
F.    Stabilitas Kebudayaan
Stabilitas kebudayaan ini berkaitan erat dengan dinamika kebudayaan yakni studi yang mempelajari proses dan kondisi yang berkaitan dengan stabilitas kebudayaan dan perubahan kebudayaan. Dalam hal ini terjadi fenomena pergeseran budaya atau perubahan kebudayaan contohnya yaitu di era globalisasi ini terjadi beberapa perubahan seperti gaya pakaian cara berkomunikasi. Ditinjau dari cara berpakaian masyarakat sekarang dahulu orang menggunakan pakaian dengan tujuan menutup bagian tubuh mereka akan tetapi saat ini pakaian yang digunakan tidak hanya sebagai penutup tubuh tetapi sebagai ajang untuk bergaya dan menunjukkan status sosialnya, lalu dari segi komunikasi yaitu orang dulu itu menggunakan sura untuk saling berkomunikasi tetapi sejak adanya internet berkomunikasi melalui surat sudah jarang ditemukan lagi.
G.   Etnosentrisme
Dalam etnosentrisme ini mengundang banyak konflik yang terjadi karena etnosentrisme itu adalah dimana suatu masyarakat akan menganggap budayanya lah yang terbaik dari pada budaya lain sehingga paham seperti inilah menimbulkan konflik dan perang antarbudaya.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H