"Bu, ini Dimas, maafin Dimas karena baru datang." Lidahku masih kaku mengucap kata. "Dimas mimpiin Ibu. Dimas kangen Ibu." Kau masih diam, raut wajahmu tak berubah sedikitpun.
"Dimas hari ini senggang. Dimas mau ajak Ibu jalan-jalan mengunjungi laut. Yang ikan-ikannya berwarna indah dan berlompat-lompatan. Ibu masih ingat laut favorit kita dulu bukan?"
Seketika aku merasakan tanganmu bergetar. Persendianmu yang rapuh juga ikut bergetar. Air mata tumpah dari pelupuk matamu. Aku tak kuasa menahan tubuhku. Tubuhku terjatuh dipelukmu. Tangisku pecah beradu dengan tangismu. Maafkan anakmu, Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H