Mohon tunggu...
Febe Theodora
Febe Theodora Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belas Kasihan vs SOP

26 Januari 2018   15:38 Diperbarui: 26 Januari 2018   15:57 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Nak, kamu mau ngga nak? Ini punya Ibu, makan nak. Kamu lapar kan?"

Rasa hati ingin sekali menjawab: "Mau bu...... sangat mau...... saya sangat menantikannya seperti menantikan pasangan hidup saya.... terima kasih sudah merelakan sate Ibu untuk menjadi jawaban atas doa saya bu.."

Ya, saya sangat ingin menerima sepiring sate dari dosen saya yang sangat berbelas-kasihan itu. Namun di saat yang sama, saya merasa seperti disinari spotlight besar yang dipakai untuk konser Mariah Carey. Saya merasa semua orang yang berlalu-lalang berhenti bergerak dan menantikan LO ini memberi jawaban. Saya sedang bertugas, saya tidak boleh makan, apalagi makan makanan dari tamu. Duduk saja sudah dispensasi, apalagi makan?

"Tidak usah bu, saya sudah ada bagian sendiri nanti, lagi pula saya belum (terlalu) lapar kok bu... terima kasih Ibu Dosen..." Jawab saya pada akhirnya.

Namun, tidak sampai 0,00001 detik kemudian ada orang lain (ibu-ibu juga) yang melibatkan dirinya dalam percakapan ini dan berkata

"Udah bu, makan aja. LO-Usher begini mah bakal dapet nanti sendiri."

Saya terdiam, dosen saya terdiam, dan saya rasa, semua orang yang ada di sekitar kami tanpa terkecuali juga terdiam, dan menatap saya iba. Semua selesai, saya memutuskan untuk berdiri, bertugas lagi, dan pastinya tidak lupa megucapkan terima kasih dan permisi kepada Dosen saya, dan.............. Ibu itu.

Peristiwa di atas membuat saya bepikir berhari-hari (ga juga sih). Percaya atau tidak, saya benar-benar memikirkannya. Kalau anda masuki lebih dalam, percakapan atara saya, Dosen saya, dan ibu misterius itu membawa kita pada suatu dilemma.

Mana yang lebih penting? Mewujudkan rasa belas kasihan dalam bentuk tindakan atau menerapkan SOP?

-ft

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun