Seberapa sering kita mendengar ucapan, "Ah, saya sudah tua, sudah bukan waktunya lagi belajar. Otak saya tidak bisa lagi diajak mikir yang berat-berat, biar yang muda-muda saja." Mungkin tanpa disadari, kita pernah juga mengucapkannya.
Dari kalimat tersebut, secara tidak sengaja seseorang membentuk konsep diri yang negatif pada dirinya, karena menganggap bahwa dirinya tidak mampu lagi belajar atau merasa pesimis sebelum mencoba.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa waktu terus berlalu tanpa menunggu siapapun, dan kita terus bertambah tua. Namun menjadi tua tidak harus berhenti belajar pada usia atau titik tertentu dalam hidup kita. It's never old to learn!
Perhatikan quote Henry Ford yang terkenal ini:
Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in life is to keep your mind young.Â
(Siapapun yang berhenti belajar berarti sudah tua, entah pada usia 20 tahun atau 80 tahun. Siapapun yang tetap belajar akan senantiasa muda. Hal terbesar dalam hidup adalah untuk menjaga pikiran Anda tetap muda) Â
Nah, bukankah banyak dari kita yang mendambakan tetap muda? Kuncinya cuma satu yaitu 'jangan berhenti belajar' berapapun usia kita. Tetapi banyak orang yang menganggap diri mereka 'terlalu tua untuk belajar' dan membayangkan berada dalam kelas yang penuh anak-anak muda sudah membuat bergidik.Â
Memang bisa saja membuat keputusan untuk melanjutkan pendidikan formal jika mempunyai keberanian, mengapa tidak? Namun belajar bukan hanya di dalam kelas secara formal, tetapi bisa mempelajari hal-hal baru lainnya yang menyenangkan.
Apa pentingnya belajar?
Belajar adalah sebuah kebutuhan, di mana belajar adalah sesuatu yang perlu kita lakukan setiap hari dan bermanfaat bagi orang-orang dari segala usia. Bahkan peneliti menemukan bahwa mempelajari tiga tugas baru secara bersamaan meningkatkan kekuatan mental dan melindungi dari penyakit Alzheimer. Menarik bukan?
Apa manfaat belajar?Â
Kita tidak pernah terlalu tua untuk belajar karena manfaat belajar bagi orang dewasa antara lain:
1. Memastikan kita lebih sehat dan lebih aktif
Orang dewasa yang lebih tua harus menjaga otak mereka tetap aktif. Ini tidak hanya membantu dalam mempelajari hal-hal baru tetapi juga meningkatkan memori dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Otak yang aktif sangat membantu dalam mencegah penurunan kognitif atau kondisi yang berhubungan dengan demensia.
Kognitif adalah semua aktivitas mental yang membuat suatu individu mampu menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu peristiwa, sehingga individu tersebut mendapatkan pengetahuan setelahnya. Sedangkan demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir, di mana kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya.
2.  Menciptakan emotional well-being
Mempelajari hal-hal baru dapat membantu menciptakan emotional well-being, yaitu persepsi terhadap keadaan emosional yang meliputi kepuasan hidup dan kebahagiaan yang dirasakan individu dalam kehidupannya.Â
Misalnya, ketika kita memilih untuk mempelajari keterampilan baru atau bentuk latihan yang berbeda, kita dapat membangun kepercayaan diri dan bangga pada diri sendiri.
Selain itu, ketika kita secara aktif mengambil bagian dalam sesuatu dan menantikan latihan atau sesi berikutnya, itu juga dapat memberikan tujuan dan makna hidup kita. Semua ini akan membantu menciptakan emotional well-being.
3. Â Memberikan interaksi sosial Â
Bagi banyak orang dewasa yang lebih tua, isolasi sosial atau kesepian bisa menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan.Â
Seringkali dibiarkan tanpa disadari, hal itu dapat terjadi pada orang dewasa yang tinggal sendiri dan mereka yang tinggal dengan anak-anak yang bekerja.Â
Mengambil bagian dalam kelas atau kegiatan di mana kita dapat menemukan orang lain yang berpikiran sama akan dapat membantu kita untuk menghilangkan perasaan negatif, serta menciptakan lebih banyak peluang untuk membentuk persahabatan dan hubungan yang bermakna. Selain itu, keterampilan baru yang dipelajari akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Hal baru apa yang bisa dipelajari?
Kita tidak pernah terlalu tua untuk mempelajari hal-hal baru, bahkan belajar dapat meningkatkan harapan hidup. Karena itu temukan hal-hal baru dan menarik yang diminati, misalnya:
- Mengambil pendidikan formal yang pernah menjadi mimpi kita dan belum sempat terealisasi.
- Mengikuti kursus formal seperti memasak, menjahit dan lainnya.
- Belajar menulis, bisa dimulai dari hal yang sederhana seperti menuliskan kegiatan sehari-hari yang positif dalam diary.
- Membaca artikel yang bagus di internet atau buku-buku yang disukai.
- Mempelajari bahasa baru seperti salam dasar dalam beberapa bahasa dengan bantuan internet. Contohnya, 'Terima kasih'. Dalam bahasa Jepang, terima kasih adalah 'Arigatou gozaimasu'. Â Dalam bahasa Korea, 'Kamsahamnida' dan sebagainya. Lihat berapa banyak yang bisa ditemukan dan hafalkan.
- Mempelajari resep baru untuk hidangan favorit atau teknik memasak baru dari internet.
- Mengeksplorasi kemampuan melukis atau menggambar.
- Berjalan-jalan di rute yang baru di kota tempat tinggal yang belum pernah dikunjungi.
- Belajar memancing ikan.
Tentunya masih banyak lagi hal baru lainnya yang menarik untuk dipelajari.
Apakah mengambil pendidikan formal di usia dewasa itu menakutkan?
Sebagai contoh berdasarkan pengalaman pribadi saya, ternyata mengambil pendidikan formal di usia dewasa sama sekali tidak menakutkan, justru sangat menyenangkan.Â
Mungkin awalnya membayangkan berada dalam kelas bersama anak-anak muda itu bisa membuat bergidik, timbul rasa khawatir bagaimana nanti cara bergaul dan pandangan aneh yang dirasakan.Â
Tetapi dorongan yang kuat untuk merealisasikan salah satu mimpi saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengalahkan rasa takut itu.Â
Saya yakin bahwa 'It's never old too learn' untuk menggapai mimpi, karena kesempatan itu baru saya dapatkan setelah saya berusia 49 tahun, hampir setengah abad.Â
Kalau ditanya kenapa baru sekarang? Ya, karena berbagai pertimbangan termasuk penugasan yang berpindah-pindah dari satu wilayah ke wilayah lain di Indonesia sebagai PNS Pusat, jadi kesempatan yang ada sekarang tentu saja tidak disia-siakan.
Kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan secara offline, karena tahun 2017 akhir saat itu masih belum pandemi Covid-19, membuat saya bisa menikmati suasana baru di kampus setiap weekend.Â
Berinteraksi dengan teman-teman muda yang baru dan berpindah-pindah kelas karena saya mengikuti kuliah konversi, interaksi dengan dosen, berdiskusi dan mengerjakan tugas-tugas kelompok yang cukup sulit karena saya mengambil Jurusan Akuntansi, membuat saya begitu bersemangat dan merasa bahagia.
Saya kira ini yang disebut emotional well-being. Tidak ada alasan takut ditolak dalam lingkungan baru karena perbedaan usia.
Semangat belajar saya ternyata tidak berhenti, setelah pendidikan Srata 1 saya selesai di akhir tahun 2019.Â
Saat pandemi Covid-19 mulai merebak sejak bulan Maret 2020, saya memutuskan untuk mengisi waktu pada masa pandemi dengan kembali melanjutkan pendidikan formal Strata 2 dan mengikuti kuliah secara online.Â
Terasa menyenangkan dan membahagiakan juga, karena saat pekerjaan sebagian besar dilaksanakan secara Work From Home (WFH), waktu yang ada cukup efektif untuk belajar tanpa harus keluar rumah. Walaupun dalam perkuliahan secara online tidak dapat berinteraksi secara langsung dengan dosen dan teman-teman kuliah, tetapi  melalui aplikasi Zoom dan G-meet menjadi hal baru yang menyenangkan karena tidak digunakan sebelum pandemi Covid-19.
Saya teringat ada satu pertanyaan menarik dari teman kuliah yang usianya rata-rata setengah usia saya, bahkan ada yang bilang bahwa saya seumuran dengan ibunya hehe..
"Bu, saya heran kenapa masih mau repot-repot kuliah, ngambil jurusan yang susah, mana banyak tugas, kenapa gak tenang-tenang saja menikmati hidup di usia segini?"
Saya jawab, "Ya, dengan kuliah inilah saya menikmati hidup, mengejar mimpi saya, lagi pula kuliah ini efektif mengisi waktu di masa Covid-19 yang harus banyak diam di rumah, karena saya gak begitu suka rebahan ..jadi harus ada kegiatan," Haha..Â
Mengikuti kuliah online, mengerjakan tugas mandiri dan kelompok, menyusun tesis, saya kira membuat otak bekerja lebih keras dan menantang akan menghasilkan otak yang sehat dan kuat serta membangun cadangan kognitif.Â
Dengan upaya dan kerja keras akhirnya kuliah saya selesai tepat 4 semester pada bulan Februari 2022, dan saya bersiap-siap untuk mengikuti wisuda pada bulan Juli 2022 nanti pada usia 54 tahun. Sedangkan dari kelas saya yang isinya rata-rata setengah usia saya, baru saya satu-satunya yang sudah menyelesaikan perkuliahan secara tuntas dan terdaftar wisuda.
Siapa bilang usia dewasa yang lebih tua tidak bisa belajar lebih baik dibandingkan anak-anak muda?Â
Kesimpulan
Jadi jangan berhenti belajar agar tetap muda, jangan biarkan usia menjadi penghalang karena tidak ada istilah terlalu tua untuk belajar, dan banyak manfaat yang didapat dari belajar.Â
Pembelajaran sepanjang hayat mendukung penuaan yang sehat, merangsang otak untuk mempertahankan memori, penalaran dan keterampilan berpikir serta meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri seseorang.
It's never old too learn! Jadi tunggu apalagi...
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H