“Ikutlah denganku nak, kamu tak harus bekerja dan memaksakan diri disana. Hanya aku minta bukalah hatimu, rasakan ketulusan yang ada di sana nanti. Percayalah kamu akan menemukan kebahagiaan dan kedamaian dalam kesederhanaan. Aku tidak akan mengikatmu, kamu boleh pergi kapanpun kamu mau ataupun tinggal selamanya disana”
Rhein melihat ketulusan dari mata suster Wati ketika mengatakannya. Membuatnya tanpa ragu mengiyakan ajakan itu. Suster Wati benar, pelan-pelan Rhein merasakan kedamaian dan menemukan senyumnya kembali. Meskipun tanpa Gie yang pernah sangat dicintainya ataupun Ran yang sempat mengisi kekosongan hatinya.
***
Untuk membaca karya fikber yang lain, silahkan mengunjungi Fiksiana Community.
Mari bergabung di group FB Fiksiana Community.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H