Febby Litta (No. 10)
Rara adalah seorang anak perempuan yang cantik. Wajahnya berbentuk bulat telur, dengan mata bening bola pingpong dan pipi montok . Kulitnya putih bersih dan hidungnya kecil tapi mancung. Rambutnya indah, berwarna kecoklatan se-punggung dengan gelombang-gelombang besar diujungnya. Rara paling suka jika rambutnya diikat menjadi 2 bagian di kanan dan kiri lalu mengayun-ayunkannya dengan sengaja ketika berjalan.
Dia anak yang pemberani, setiap hari dia berangkat ke sekolah tanpa diantar oleh orang tuanya. Sejak berada di taman kanak-kanak, hanya sekali dia diantar, setelahnya dia berangkat sendiri dengan berjalan kaki. Dia biasa membela teman-temannya yang lemah, yang sering diganggu oleh teman lainnya yang berbadan besar. Padahal kalau kalian mau tahu, di kelasnya dirinyalah yang berbadan paling kecil. Ketika di dalam kelas, dia selalu aktif menjawab pertanyaan guru, mengajukan diri untuk tampil ke depan. Jika anak-anak perempuan seusianya akan berteriak ketakutan melihat cacing, dia tidak sama sekali.
Sepertinya dia adalah anak yang tak punya rasa takut. Tapi sebenarnya ada satu hal yang dia takuti, malam bulan mati. Yaitu malam dimana bulan tidak menampakkan diri hingga malam menjadi begitu gelap. Baginya itu sangat mengerikan. Kata teman-temannya pada malam itu akan ada makhluk-makhluk mengerikan muncul, dari hantu beneran ataupun manusia setengah hantu atau manusia jadi-jadian.
Setiap kali bulan mati tiba, Rara selalu ketakutan di kamarnya. Rara kesulitan tidur hingga mengompol di tempat tidur. Tentu saja mamanya heran mengetahui Rara mengompol di tempat tidur. Mamanya bertanya kepada Rara penyebab hal itu terjadi. Rara menceritakan semuanya. Dan setelahnya Rara tidak takut lagi pada bulan mati apalagi sampai mengompol karenanya.
Kalian tahu apa yang dikatakan mamanya Rara hingga Rara tidak ketakutan lagi?
Mamanya mengatakan sesuatu tentang bulan mati. Hal yang berbeda dengan cerita teman-temannya. Bulan mati atau juga disebut bulan baru bukanlah hal yang mengerikan. Apa yang dikatakan temannya tidak benar. Bulan mati atau bulan baru memang membuat malam menjadi gelap. Tapi besoknya, sedikit demi sedikit cahaya bulan akan muncul. Makin lama makin terang dan penuh. Hal itu memberi kita pemahaman bahwa sesuatu yang gelap, yang kita anggap menyeramkan ataupun menyedihkan tidak akan selamanya karena esoknya akan muncul cahaya dan kebahagiaan buat kita.
Begitu juga dengan kalian disini, saat ini mungkin kalian bersedih atas keadaan kalian tapi percayalah akan tiba saatnya kalian bahagia.
Rheinara menarik nafas panjang, mengakhiri ceritanya. Diperhatikannya wajah anak-anak yang menatapnya kagum. Tatapan berbinar dan tampak sekali tulus.
“Sekarang kalian tidur, agar besok bisa bangun pagi-pagi. Lain kali, Ibu cerita lagi” Diperintahkannya anak-anak itu untuk segera tidur.