Mohon tunggu...
Habbibah Nur Fadlillah
Habbibah Nur Fadlillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

pendiam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman dan Kufur Menurut Berbagai Aliran dalam Ilmu Kalam

28 November 2023   06:46 Diperbarui: 28 November 2023   06:58 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Iman dan kufur adalah persoalan yang mendasar dalam islam sebab keimanan itu menjadi dasar diterimanya amal seseorang. 

Iman secara bahasa berasal dari bahasa arab yang artinya percaya. Sedangkan iman secara istilah adalah membenarkan  dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan.

Kufur secara bahasa mempunyai arti menutupi, seseorang yang melakukan kekufuran serta tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya disebut dengan kafir.

Berikut ini iman dan kufur menurut berbagai aliran dalam ilmu kalam: 

Aliran Khawarij

Menurut aliran khawarij, iman bukan hanya pengakuan dari dalam hati dan diucapkan dengan lisan saja, tetapi amal ibadah dan kewajiban agama juga termasuk bagian dari keimanan. Orang yang tidak melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan lainnya yang diwajibkan oleh islam, menurut aliran khawarij itu termasuk kafir. 

Kufur menurut aliran khawarij adalah sikap orang yang ingkar dan tidak melaksanakan apa yang diwajibkan oleh Al-Qur'an. Khawarij itu memandang bahwa tidak ada hukum manusia dan semuanya harus kembali kepada Al-Qur'an dan Hadis. Dalam aliran khawarij  ada persoalan siapa yang masih islam dan siapa yang kafir menimbulkan perbedaan pendapat, kaum khawarij pun terpecah belah dan menjadi beberapa golongan/sekte.

Aliran Murji'ah

Iman menurut aliran murji'ah adalah ma'rifah (mengenal) kepada Allah dan Rasul-Nya. Prinsip dari aliran murji'ah adalah bahwa perbuatan maksiat tidak akan membahayakan iman seseorang, aliran murji'ah mengatakan jika berbuat jahat tidak berpengaruh terhadap iman seseorang.

Orang yang melakukan dosa besar tidak serta merta orang itu menjadi kafir, tetapi orang itu tetap menjadi seorang muslim. Dosa besar tersebut ditunda dan diserahkan  pada keputusan Tuhan. Jika orang yang melakukan dosa besar itu memperoleh ampunan maka orang tersebut masuk surga.

Aliran Mu'tazilah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun